Agar Konsisten, Inilah Kitab Rujukan NU yang Dijelaskan KH Marzuki Mustamar

 
Agar Konsisten, Inilah Kitab Rujukan NU yang Dijelaskan KH Marzuki Mustamar

LADUNI.ID, Yogyakarta – Berdasarkan penjelasan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, alasan pentingnya mengikuti paham ahlussunnah waljamaah yang diajarkan oleh Nahdlatul Ulama. Pondok pesantren NU se-Indonesia memiliki kesamaan tata cara beribadah di berbagai tempat di tanah air.

"Kita harus tetap mengikuti NU, karena NU benar-benar konsisten dalam memegangi Ahlussunnah wal Jamaah. Pondok Pesantren, di mana saja, mulai dari Aceh sampai Merauke, yang ber-merk NU, kurikulumnya sama. Wiridan-nya sama. Aqaid lima puluh-nya sama. Ila hadrati-nya juga sama. Beraneka macamnya sama. Dari Sabang sampai Merauke," terang KH. Marzuki Mustamar, saat menjadi pembicara dalam acara Haul ke-30 Al Maghfurlah KH Ali Maksum, Krapyak, Yogyakarta, Senin malam (14/01).

“Mulai jaman Mbah Hasyim sampai sekarang, cara NU ber-bathsul masail, maraji' (rujukan) kitab yang menjadi maraji', saya lihat di Ahkamul Fuqaha. Juga hasil bathsul masail Jawa Timur, Muqarrarat Nahdliyyah, tidak ada maraji' yang berubah. Dulu ada rujukan Bughyatul Mustarsidin, sampai sekarang, PWNU, LBM di Madiun juga ada Bughyatul Mustarsidin. Dulu ada Ittihafus Sadah, sampai sekarang juga memakai kitab Ittihafus Sadah. Dulu ada Tuhfatul Ahfali Fi Syarhi Tirmidzi, sampai sekarang juga tetap memakai kitab itu. Dulu memakai kitab Nihayatuz Zain, sampai sekarang juga memakai Nihayatuz Zain," jelasnya panjang lebar di depan ribuan jamaah.

Dia memaparkan bahwa, sejak dulu sampai sekarang, NU konsisten hanya merujuk pada Alkutubul Mu'tabarh, al-Mu'tamadah, al-Mutadaawilah bainal 'ulama' min Ahlissunnah wal Jamaah. "NU juga konsisten merujuk pada kitab-kitab mu'tabarah, ke-ahlussunnah-annya, ke-tahqiq-annya, validasi, akurasi, dan ke-dhiqqah-annya, ketelitiannya sudah teruji. Tidak pernah menyimpang dari itu," ungkap sang kiai.

Selain itu, ketua PWNU Jawa Timur ini pun melihat hasil-hasil fatwa keputusan kelompok di luar NU. Kadang, tuturnya, kitab yang menjadi rujukannya berubah-ubah. Bahkan jawaban dari tahun ke tahun pun berubah-ubah, yang berarti tidak begitu konsisten.

"Kita mesti ikut NU. Sebab NU resmi legal-formal. Dalam Muqaddimah Qanun Asasi, menulis Madzhab Syafii, menulis Asy'ariyyah, Maturidiyyah, menulis Imam Junaid dan seterusnya. Kita mesti ikut NU, konsisten, tidak pernah berubah. Mesti ikut NU, hadirin sekalian, karena masyayikhnya, termasuk Mbah Munawwir Krapyak, punya sanad sampai Rasulullah Saw," jelasnya, kepada para hadirin.

Adapun yang hadir dalam acara ini para alim ulama, pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Musytasyar PBNU KH Maimun Zubair, Rais Aam PBNU KH. Miftahul Akhyar, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, dan masih banyak lagi. Berdasarkan pantauan langsung NU Online, acara Haul ke-30 mantan Rais Aam PBNU 1980-1984 ini berakhir pada pukul 01:00 WIB dini hari.