Panduan Ringkas Bilal di Dalam Pelaksanaan Sholat Idul Adha

 
Panduan Ringkas Bilal di Dalam Pelaksanaan Sholat Idul Adha
Sumber Gambar: Shutterstock, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Di dalam seremoni melaksanakan sholat Idul Adha maupun Idul Fitri, biasanya dipandu oleh seseorang yang membaca kalimat dalam menandai pelaksanaan sesuatunya. Orang yang memandu ini dikenal dengan sebutan Bilal atau Muraqqi. Ia bertugas mengumandangkan tarqiyah (seruan kepada jamaah).

Seorang Bilal yang bertugas, sebelum sholat Idul Adha dimulai, tidak disunnahkan mengumandangkan adzan dan iqomah. Tetapi disunnahkan ketika akan diselenggarakannya ibadah sholat Idul Adha berjamaah, mengumandangkan lafadh berikut ini:

 الصَّلاَةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ

“Mari kita melaksanakan sholat sunnah Idul Adha dua rakaat secara berjamaah. Semoga Allah merahmati kalian semua.”

Selain kalimat di atas, kalau ingin lebih singkat, bisa dianggap cukup dengan membaca lafadh berikut ini:

أَلصَّلاَةُ جَامِعَةٌ 

“Mari melaksanakan sholat berjamaah bersama.”

Setelah seorang Bilal membaca lafadh tersebut, kemudian sholat akan segera dimulai.

Lalu setelah rampung sholat, seusai salam, Bilal melakukan tugasnya kembali. Kemudian ia berdiri menghadap jamaah, lantas mengucapkan kalimat berikut ini:

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ،

إِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ الْأَضْحَى وَيَوْمُ السُّرُوْرِ وَيَوْمُ الْمَغْفُوْرِ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ الله

Setelah Bilal selesai membaca, Imam atau khatib naik ke mimbar lalu mengucapkan salam. Dan setelah Imam salam, Bilal berbalik menghadap kiblat kemudian membaca sholawat dan doa berikut ini:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَاناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ،

اَللَّهُمَّ قَوِّ الْإِسْلَامَ وَالْإِيْمَانَ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِ الدِّيْنِ، رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

Selanjutnya khutbah Idul Adha dimulai oleh Khatib. Dan dengan dimulainya khutbah tersebut, maka berakhirlah tugas Bilal dalam rangkaian seremoni sholat Idul Adha.

Setelah khutbah selesai disampaikan, semua jamaah dianjurkan untuk tidak beranjak dahulu. Akan lebih baik jika seluruh jamaah melakukan mushofahah atau saling bersalaman dengan membuat formasi yang rapi (tidak berjubel) sambil sama-sama mengumandangkan sholawat.

Dan selama tiga hari setelah Idul Adha (sampai selepas sholat Ashar di tanggal 13 Dzulhijjah), disunnahkan membaca takbir Hari Raya setiap selesai melaksanakan sholat.

Semoga bermanfaat. []


Editor: Hakim