Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 71: Memahami Shalawat Kepada Nabi Muhammad SAW

 
Buletin Jumat Laduni.ID Edisi 71: Memahami Shalawat Kepada Nabi Muhammad SAW

Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh
Laduni.ID, Jakarta - Di kalangan mufassir kata “As-Shalāh” atau الصلاة mempunyai makna yang bermacam-macam sesuai dengan siyāq al-kalam atau padanan kalimat yang melingkupinya. Misalnya, Al-Tabari mengomentari ayat “Innalāha wa malāikatahū yushallūna alan nabi” adalah bahwa sesungguhnya Allah memberikan rahmat kepada Nabi Muhammad s.a.w., kemudian malaikat memintakan ampun kepada Allah atas Nabi, sedangkan bagi manusia, ungkapan tersebut berupa doa. Dari sini dapat dipahami bahwa kata “as-Shalāh” di mana jika dijamakkan menjadi “shalawat” mempunyai peran penting di kalangan umat Islam selaku umat Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana dikatakan di dalam sebuah hadits: Man shallā ‘alayya wāhidan, shallallāhu ‘alaihi asyran. Barang siapa yang berdoa kepadaku satu kali, niscaya Allah merahmatinya sepuluh kali.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Shalawat dalam kamus bahasa arab adalah bentuk jama’ dari kata sebagaimana terdapat dalam kamus Munjid, yang berarti doa. Jika bentuknya tunggal, shalat. Jika berbentuk jama’ shalawat, yang berarti doa untuk mengingat Allah s.w.t. terus-menerus. Arti shalawat secara istilah adalah rahmat yang sempurna, kesempurnaan atas rahmat bagi kekasihnya. Disebut rahmat yang sempurna, karena tidak diciptakan shalawat, kecuali kepada Nabi Muhammad s.a.w.. Shalawat adalah yang ditunjukan pada Rasullullah saw sebagai bukti cinta dan hormat kita padanya, ia juga doa para malaikat, bahkan Allah S.W.T. memerintahkan malaikat untuk mendoakan mereka yang bershalawat, sebagaimana yang termaktub dalam firman-Nya surat AlAhzab/33: 56. “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN