Khutbah Jumat: Merayakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

 
Khutbah Jumat: Merayakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا لَايَزَالُ دَائِمَ الْإِقْتِبَالِ، ضَافِيَ السِّرْبَالِ جَدِيْدًا عَلَى مَرِّ الْجَدِيْدَيْنِ غَيْرَ بَالٍ، عَلَى أَنَّ حَمْدَهُ سُبْحَانَهُ وَشُكْرُهُ عَلَى نِعَمِهِ وَجَمِيْلِ بَلَائِهِ مِنَّهٌ مِنْ مِنَنَهِ، وَآلَاءٌ مِنْ آلَائِهِ. فَسُبْحَانَ مَنْ لَاغَايَةَ لِجُوْدِهِ وَنَعْمَائِهِ وَلَاحَدَّ لِجَلَالِهِ وَلَا حَصْرَ لِأَسْمَائِهِ.

فَلَهُ الْحَمْدُ تَعَالَى عَلَى ذَالِكَ كُلِّهِ حَمْدًا لَا يَزَالُ يَتَجَدَّدُ وَيَتَوَالَى اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلَّذِيْ قَدْ أَقَامَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ، وَأَوْضَحَ بِهَدْيِهِ الطَّرِيْقَةَ الْبَلْجَاءَ وَفَتَحَ بِهِ آذَانًا صُمًّا وَعُيُوْنًا عُمْيًا، وَقُلُوْبًا غُلْفًا. فَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ صَلَاةً تُحِلُّهُ أَعْلَى مَنَازِلِ الْزُلْفَى. وَقَالَ الله تَعَالَى، أَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

فَيَاعِبَادَالله أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Setelah memuji kepada Allah SWT, bershalawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya, izinkan saya untuk berwasiat kepada hadirin semua, khususnya pada diri saya sendiri. Marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Yakni mengerjakan apa yang diperintahkan, serta menjauhi apa yang dilarang, kapan pun dan dimana pun, dalam keadaan bagaimana pun, senang maupun susah, gembira ataupun sedih. Karena dengan kita bertakwa, Allah SWT pasti akan menjamin kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat, juga memberikan jalan keluar atas setiap masalah yang kita hadapi.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada Bulan Rabiul Awal, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. lahirlah seorang bayi yang kelak akan membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Ayahnya bernama Abdullah meninggal + 7 bulan sebelum ia lahir. Kehadiran bayi itu disambut oleh kakeknya, Abdul Mutthalib dengan penuh kasih sayang dan kemudian bayi itu dibawanya ke kaki Ka’bah. Di tempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad, sebuah nama yang tidak mentradisi di kalangan kaum Quraisy pada waktu itu.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Dalam sebuah Hadis shahih riwayat Imam Muslim disebutkan:

وَسُئِلَ عن صَوْمِ يَومِ الاثْنَيْنِ، قالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ، أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

“Rasulullah SAW ditanya tentang puasa di hari Senin. Lalu beliau menjawab, “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan, hari di mana aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku.” (HR. Muslim)

Selain anjuran berpuasa di hari Senin, ada beberapa pesan petunjuk yang dapat diambil di dalam Hadis tersebut.

Pesan pertama, menunjukan keagungan hari dan bulan kelahiran Rasulullah SAW.

Anjuran ibadah dengan mengaitkan sebuah peristiwa besar merupakan salah satu metode dakwah Rasulullah SAW. Anjuran memperbanyak ibadah di hari Jumat dikaitkan dengan peristiwa yang menimpa Nabi Adam AS. Beliau diciptakan, dimasukan dan dikeluarkan dari surga pada hari Jum’at. Anjuran puasa hari Asyura’ dikaitkan dengan peristiwa Nabi Musa AS beserta kaumnya. Begitu juga anjuran berpuasa hari Senin. Dikaitkan dengan sejarah besar berupa hari kelahiran Sang Manusia terbaik sepanjang masa, Rasulullah SAW. Anjuran mengaitkan ibadah dengan sebuah peristiwa tersebut menunjukan keagungan waktu dan hari terjadinya peristiwa itu.

Syaikh Yusuf Khatar mengatakan :

“Sesungguhnya Rasullah SAW memperhatikan keterkaitan antara sejarah besar di masa lampau dengan persoalan-persoalan keagamaan. Jika telah datang masa itu, maka hal tersebut menjadi kesempatan untuk mengingatnya dan mengagungkan harinya. Rasulullah SAW sendiri yang mendasari prinsip ini. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits shahih bahwa ketika Rasul sampai di Madinah dan melihat orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’, lalu beliau bertanya atas latar belakang ritual orang Yahudi tersebut. Maka disampaikan kepada Rasul bahwa mereka berpuasa sebab pada hari itu Allah SWT telah menyelamatkan nabi mereka dan menenggelamkan musuh mereka. Mereka berpuasa sebagai wujud syukur atas nikmat Allah SWT ini. Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepada sekelompok Yahudi tersebut: "Kami lebih pantas mengikuti Musa dari pada kalian. Selanjutnya Rasul berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari Asyura’ tersebut.”

Maka dari itu, hari kelahiran Rasulullah SAW merupakan peristiwa besar yang memiliki nilai lebih dibandingkan hari-hari yang lain. Begitu juga bulan Rabiul Awal, memiliki sisi kemuliaan dengan dilahirkannya Rasulullah SAW pada waktu itu.

Al-Syaikh Ibnu Al-Haj mengatakan:

“Rasulullah SAW memberi isyarat atas keutamaan bulan Rabiul Awal ini dengan sabda beliau saat ditanya tentang puasa di hari Senin, beliau menjawab: "Itu adalah hari kelahiranku". Maka, memuliakan hari Senin tersebut secara tidak langsung juga memuliakan bulan Rabiul Awal ini, bulan di mana Rasulullah SAW dilahirkan. Sudah seharusnya bagi kita untuk memuliakannya dengan sebaik-baiknya memuliakan seperti kita memuliakan bulan-bulan utama lainnya. Dan bulan Rabiul Awal ini salah satu di antara bulan-bulan mulia itu.”

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pesan kedua, Rasulullah SAW memperingati hari kelahirannya.

Memperingati hari kelahiran Rasul adalah sebuah ungkapan dari suka cita dan luapan kegembiraan atas kehadiran Rasulullah SAW di muka bumi. Dari situ dapat dipahami bahwa rutinitas puasa yang dilakukan Rasulullah SAW. Pada hari Senin pada hakikatnya merupakan wujud dari peringatan hari kelahiran beliau sendiri. Rasulullah melakukannya sebagai wujud takzim dan rasa syukur beliau telah dijadikan Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.

As-Syaikh Al-Muhaddis As-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengatakan:

“Sesungguhnya pertama kali yang merayakan maulid adalah sang empunya maulid itu sendiri, yaitu Rasulullah SAW. Sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih riwayat imam Muslim ketika Rasul ditanya tentang anjuran puasa di hari Senin, beliau menjawab: “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan”. Ini adalah sekuat dan sejelas-jelasnya nash dalil yang menjelaskan anjuran maulid Nabi yang mulia. Tidak dapat dijadikan pijakan pendapat yang mengatakan bahwa pertama kali yang merayakan maulid adalah dari dinasti Fathimiyyah. Sebab pendapat tersebut tidak lepas dari ketidak tahuan atau berpura-pura tidak tahu akan fakta yang sebenarnya.”

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pesan ketiga, Anjuran memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW.

Allah SWT memerintahkan kita untuk bersyukur dan bahagia atas setiap rahmat-Nya yang diberikan kepada kita. Di dalam Surat Yunus ayat 58 dikatakan :

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”

Tidak diragukan lagi jika Rasulullah SAW adalah lebih agung-agungnya rahmat Allah SWT kepada umat manusia, bahkan seluruh alam semesta. Anjuran bersyukur-bahagia pada ayat tersebut tidak dibatasi waktu dan tempat. Kapanpun, kita dianjurkan mensyukuri wujudnya Rasulullah SAW di dunia. Setiap saat kita dianjurkan untuk melakukannya. Rahmat wujudnya Rasulullah SAW dapat dirasakan sampai kapanpun dan tidak akan terputus habis dimakan zaman.

Jika di hari-hari biasa saja kita dianjurkan bersyukur atas wujudnya Rasulullah SAW, lebih-lebih di hari atau bulan kelahiran beliau, tentu anjuran tersebut menjadi sangat dikukuhkan.

As-Syaikh Al-Muhaddis As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki menegaskan:

“Berbahagia dengan kehadiran Rasulullah SAW di dunia dianjurkan pada setiap waktu. Setiap mendapat kenikmatan dan karuniaNya. Akan tetapi, anjuran tersebut menjadi sangat dikukuhkan pada setiap hari Senin dan bulan Rabiul Awal karena korelasi yang kuat dan momen waktu yang selayaknya diperhatikan. Sudah menjadi kemakluman bersama tidak akan melupakan dan berpaling dari sebuah momen peristiwa besar kecuali orang yang lalai dan bodoh.”

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalkan membaca sejarah hidup Rasul, berkumpul berdzikir, membaca shalawat bersama, bersedekah, mengadakan walimah, menyantuni anak yatim, memberi makan fakir miskin dan lain sebagainya.

Semoga kita senantiasa dapat meningkatkan rasa mahabbah kita kepada Rasulullah SAW sehingga diakui sebagai umatnya dan dapat berkumpul bersama dan mendapatkan syafaatnya kelak di Hari Kiamat. Amin.

بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيامَةِ.

 اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ، اَللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ، اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

***

عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ


Catatan: Khutbah Jumat ini diadaptasi dan dikembangkan dari buku Khutbah Nahdliyin yang disusun oleh NU Kota Kediri

___________

Editor: Hakim