Info Harian Laduni: 7 November 2023

 
Info Harian Laduni: 7 November 2023

Laduni.ID, Jakarta - Bertepatan dengan tanggal 7 November ini menjadi momentum bagi kita semua mengenang kepergian Prof. KH. Ibrahim Hosen., LML dan Syekh Abdul Wahab Rokan Riau,

Setelah delapan hari dirawat di Mount Elizabeth Hospital, Singapura, Prof. KH. Ibrahim Hosen berpulang ke haribaan-Nya dalam usia 84 tahun, 7 November 2001 M/21 Sya'ban 1422 H. Beliau dimakamkan di komplek pemakaman UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Syekh Abdul Wahab Rokan wafat pada hari Jum'at, 21 Jumadil Awal 1345 H atau bertepatan pada 07 November 1926 M, di Babussalam, Langkat.

Prof. KH. Ibrahim Hosen., LML lahir pada tanggal 1 Januari 1917, di Tanjung Agung, Bengkulu. Beliau merupakan putra kedelapan dari 12 bersaudara dari pasangan KH. Hosen, seorang Ulama dan Saudagar keturunan Bugis dengan Siti Zawiyah, keturunan ningrat Kerajaan Salebar, Bengkulu.

Pada tahun 1940, beliau memperoleh beasiswa belajar di Universitas al-Azhar Mesir. Tetapi Ibrahim tidak bisa berangkat, karena Konsul Belanda di Palembang tidak memberikan paspor. Penyebabnya, pada waktu itu Polandia diserang oleh tentara Nazi Jerman, sebagai awal pecahnya perang dunia II, sehingga situasi dunia dianggap tidak aman termasuk Mesir. Baru pada tahun 1955, Ibrahim benar-benar pergi ke Mesir. Selama belajar di Mesir inilah, ia dapat meraih Shahadah Aliyah atau sarjana lengkap dalam bidang syariah (LML).

Atas prakarsa al-Maghfurlah Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta didirikan pada tanggal 1 April 1977 M oleh Yayasan Affan, yang diketuai oleh H. Sulaiman Affan. Kemudian sejak tahun 1983 misi IIQ Jakarta dilanjutkan oleh Yayasan IIQ, yang diketuai oleh Hj. Harwini Joesoef. Periode 2018 – 2025 Yayasan IIQ diketuai oleh. Ir. H. Rully Chairul Azwar.

Prof. KH. Ibrahim Hosen adalah salah seorang ahli fiqih dan pelopor pengembangan studi dan pengkajian ilmu-ilmu al-Qur'an di Indonesia. Hal ini ditandai dengan hampir separuh lebih, usia beliau dihabiskan dalam perjuangan yang tiada henti untuk pengembangan ilmu-ilmu al-Qur'an

Syekh Abdul Wahab Rokan lahir pada 10 Rabiulakhir 1242 H atau bertepatan pada 11 November 1826 M di Kampung Danau Runda, Rantau Binuang Sakti, Nagari Tinggi, Kabupaten Kampar, Riau. Beliau merupakan putra dari pasangan Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Tuanku Abdullah Tambusai dengan Arbaiyah binti Dagi.

Syekh Abdul Wahab memulai pendidikannya dengan belajar al-Quran langsung kepada ayahnya, namun setelah ayahnya meninggal, ia melanjutkan belajarnya kepada Tuanku Muhammad Shaleh Tambusai dan Tuanku Haji Abdul Halim Tambusai. Setelah belajar kepada kedua gurunya tersebut, Syekh Abdul Wahab telah mampu berkembang pesat dalam menguasai ilmu bahasa Arab dan fikih, sehingga ia dijuluki "Faqih (ahli ilmu fikih) Muhammad" oleh gurunya.

Pada tahun 1879, Syekh Abdul Wahab mendapatkan wakaf sebidang tanah yang terletak di wilayah Langkat dari Sultan Langkat, yaitu Sultan Musa al-Muazzam Syah. Pada tahun 1883, Syekh Abdul Wahab beserta para santrinya kemudian membangun sebuah perkampungan baru lengkap dengan masjid dan pesantren. Perkampungan tersebut semakin berkembang dan diberi nama Kampung Babussalam (Pintu Keselamatan) dan masyarakat umum sering menyebutnya Bassilam. 

Abdul Wahab Rokan atau dikenal dengan sebutan Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidi an-Naqsyabandi adalah seorang ulama ahli fikih, seorang sufi, sekaligus mursyid (pembimbing rohani) Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Riau dan Sumatera Timur pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Simak biografi lengkap beliau di: Biografi Syekh Abdul Wahab Rokan Riau

Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.

Semoga kita sebagai murid, santri, dan muhibbin beliau mendapat keberkahan dari semua yang beliau tinggalkan.

Mari sejenak kita bacakan Tahlil untuk beliau: Surat Yasin, Susunan Tahlil Singkat, dan Doa Arwah