Biografi KH. Moh. Baqir Adelan, Pengasuh Pesantren Tarbiyatut Tholabah Lamongan

 
Biografi KH. Moh. Baqir Adelan, Pengasuh Pesantren Tarbiyatut Tholabah Lamongan

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Wafat
1.3  Riwayat Keluarga

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1  Mengembara Menuntut Ilmu
2.2  Guru-Guru Beliau
2.3  Mengasuh Pondok Pesantren

3.    Penerus Beliau
3.1  Anak-anak Beliau

4.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1  Karier Beliau
4.2  Karya-karya Beliau

5.    Referensi

1.  Riwayat Hidup dan Keluarga 

1.1 Lahir
KH. Moh. Baqir Adelan lahir pada tanggal 30 Agustus 1934 M. Atau 19 Jumadil Ula 1354 H. di desa Kranji kecamatan Paciran kabupaten Lamongan putera ke 6 dari 12 bersaudara. Ibunya bernama Nyai Hj. Shofiyah (Putra ke 4 dari KH. Musthofa dengan Nyai Aminah Sholeh) sedangkan ayahnya bernama KH. Adelan Abdul Qodir (santrinya KH. Musthofa dari Kranji).

1.2 Wafat
 KH. Moh. Baqir Adelan wafat tepat pukul 11.55 tanggal 15 Mei 2006 M.

1.3 Riwayat Keluarga
Pada usia beliau yang cukup matang serta untuk menjalankan sunnah Rosulloh, maka beliau bertekad membina rumah tangga untuk menyempurnakan sebagian dari agamanya, bersama wanita pilihan orang tuanya ibu nyai Aminah, putra kedua dari pasangan bapak H.Mas’ud dan ibu Hj. Malihah yang tidak bukan adalah adik kandung ayah beliau, untuk menjadi pendamping hidup dalam meneruskan perjuangan di masyarakat. Di bulan April 1964 M yang bertepatan tanggal 15 Dzulhijjah 1384 H.

Beliau melaksanakan akad nikah di Masjid Kranji yang sekarang dikenal dengan “Masjid Baitur Rohman”. Pada saat itu beliau berusia 27 tahun dan ibu nyai masih berusia 12 tahun. namun, diusia yang masih begitu muda beliau mempunyai peran yang luar biasa di masyarakat. Setelah 2 tahun mengarungi mahgligai rumah tangga, akhirnya pada tahun 1966 beliau dikaruniai seorang putra yang diberi nama Muhammad Nasrullah Baqir yang memimpin pondok saat ini. Dalam pernikahan ini beliau diberkahi 9 orang anak, yaitu 4 putra dan 5 putri.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

KH. Moh. Baqir Adelan Masa depan bangsa tergantung pada kualitas pendidikan anak-anaknya. Memikirkan, mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa, siap mereflesikan semua yang ditamapak padanya. Semua sifat-sifat baik yang membantu memenuhi tujuan hidup adalah warisan alami yang dibawa setiap jiwa ke bumi, hampir semua sikap buruk yang diperlihatkan manusia apa adanya merupakan apa-apa yang didapatkan setelah mereka dilahirkan ke bumi.

Pendidikan formal yang pertama kali beliau memasuki Madrasah Salafiyah pada tahun 1940 di Madrasah Tarbiyatut Tholabah yang dipimpin oleh KH. Abdul Karim Musthofa sampai tahun 1944. Yang kedua meneruskan di Madrasah Muallimin Tunggul yang dipimpin oleh KH. Moh. Amin Musthofa dari tahun 1944 sampai 1948.

Pada usianya yang ke 14 tahun itu beliau ikut mengajar dan berdakwah kepada masyarakat atas bimbingan KH. Moh. Amin. Yang ketiga meneruskan pendidikannya ke pondok pesantren Tambakberas Jombang yang diasuh oleh KH. Abdul Jalil dari tahun 1952 sampai 1954.

Yang keempat beliau meneruskan pendidikannya ke Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang yang diasuh oleh KH. Bisri Syansuri dari tahun 1954 sampai 1958.

2.2 Guru-Guru Beliau

  1. Nyai Hj. Sofiyah (ibunda)
  2. Nyai Aminah (nenek beliau)
  3. KH. Abdul Karim (paman beliau) 
  4. KH. Musthofa (pendiri pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah) 
  5. KH. Moh. Amin Musthofa 
  6. KH. Abdul Jalil 
  7. KH. Bisri Syansuri  

2.3 Mengasuh Pondok Pesantren
Setelah KH. Adelan meninggal dunia, pemangku Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah di amanatkan kepada anaknya yang ke enam yaitu KH. Moh. Baqir Adelan. Beliau (KH. Moh. Baqir adelan) 30 Agustus !934 M.

3. Penerus Beliau

3.1 Anak Beliau
KH. Muhammad Nasrullah Baqir

4. Perjalanan Hidup dan Dakwah

Sebagai seorang tokoh agama dan juga sebagai seorang Kyai, KH. Moh. Baqir Adelan (Kiai Baqir) mencoba megamalkan isi dari firman Allah yang diatas. Dengan segala macam metode dakwah yang ada Kyai Baqir mengambil caranya senidiri untuk berdakwah.

Karena dakwah bukan hanya kewenangan ulama atau tokoh agama. Setiap muslim bisa melakukan dakwah, karena dakwah bukan hanya ceramah agama. Menurut KH. Nasrullah Baqir. “metode yang Romo yai gunakan dulu banyak, tapi yang paling sering beliau gunakan adalah metode bi al-hal, bi al-lisan sebagai usuwah. Dan yang masih dugunakan dan berjalan sampai sekarang ya arisan juragan yang diadakan tiap bulan sekali.

Ada juga dengan melalui berdagang, khutbah dan acara-acara lain”. Dari pengamatan Kiai Baqir terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar sehingga pemilihan dakwah seperti yang diutarakan oleh KH. Nasrullah Baqir itulah yang dipilih. Tujuan untuk membuat arisan tidak lain adalah untuk berdakwah. Karena dengan perkumpulan arisan itu masyarakat desa Kranji banyak yang ikut kumpul.

Dalam setiap acaranya mulai dari dulu hingga sekarang pasti ada sedikit sisipan tentang kajian ke-Islaman. Tidak hanya berhenti sampai disitu, beliau juga melakukan interaksi secara langsung terhadap masyarakat sekitar dengan berdagang.

Dengan kesabaran beliau dalam berdakwah akhirnya masyakat luas mulai mengenal beliau. Bukan hanya dari desa Kranji tapi desa-desa sekitarnya pun mulai tertarik dengan kecakapan beliau. Alhasil beliau banyak di undang untuk mengisi khutbah di masjid-masjid desa lain.

4.1 Karier Beliau
Sebagai seorang Kiai yang memiliki banyak pengalaman, beliau sangat dipercaya untuk menduduki jabatan dalam berbagai organisasi, lembaga dan badan kepengurusan llainnya seperti sebagai berikut:

  1. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan.
  2. Ketua pembangunan Masjid Jami’ Baiturrahman Kranji Paciran Lamongan.
  3. Ketua I Syuriah NU cabang Lamongan.
  4. Ketua II MUI tingkat II Kabupaten Lamongan.
  5. Penasehat BAZIS tingkat II Kabupaten Lamongan.
  6. Penasehat Ta’mir Masjid “Sunan Drajat” Drajat Paciran Lamongan.
  7. Anggota Syuriah NU wilayah Jawa Timur

4.2 Karya-karya Beliau
Disela-sela kesibukannya, beliau masih menyempatkan untuk menulis buku, diantaranya adalah :

  1. Tas-hilu Al-mubtadi’ Li Fahmi Nadhmi Al-Imrithi
  2. At-Taisir Wa At-Tabyin Li-Maqasid Alfiyah Ibn Malik
  3. Syarh Al-Asma Al-Husna
  4. Hasyiyah Alaa Uddah Al-Faaridh Fi Ilmi Al-Faraidh

5. Referensi

https://kominfo.jatimprov.go.id/
https://www.ppcahayaquran.com/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya