Khutbah Jumat: Inspirasi Melatih Diri untuk Istiqomah

 
Khutbah Jumat: Inspirasi Melatih Diri untuk Istiqomah
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَصَّ مَنِ اسْتَقَامَ بِكَثِيْرٍ مِنَ الْخَيْرَاتِ وَأَعْظَمَ ذَلِكَ قَوْلُهُ: إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ، فَمَا أَعْظَمَهُ مِنْ فَضْلٍ وَمَا أَشْرَفَهَا مِنْ مَنْزِلَةٍ وَكَفَى بِهَا مُبْتَغٍى، ثُمَّ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْوَفَى، أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى

وَقَالَ النَّبِيُّ وَهُوَ خَيْرُ الْوَرَى، خَيْرُ مَنِ اسْتَقَامَ وَبِهَا أَمَرَ: قُلْ آمَنْتُ بِالله ثُمَّ اسْتَقِمْ.

Ma’asyiral Muslimin Hafidhakumullah,

Setelah memuji kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, izinkanlah khatib menyampaikan pesan penting untuk diri sendiri dan kepada jamaah sekalian.

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan bersungguh-sungguh menjauhi segala larangan dan menjalankan segala perintah-Nya. Karena, harus disadari bahwa tujuan hidup dan penciptaan kita, tidak lain hanyalah semat-mata untuk beribadah kepada-Nya.

Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja).” (QS. Az-Zariyat: 56)

Oleh karenanya, sungguh penting bagi kita untuk memiliki pendirian yang teguh dan sikap komitmen untuk selalu istiqomah dalam beribadah. Sebab, sebagaimana kita rasakan bersama, bahwa kondisi dan tantangan hidup begitu beragam dan datang silih berganti. Mungkin Hari ini kita dalam keadaan lapang, namun esok mungkin pula keadaan sebaliknya yang terjadi.

Ma’asyiral Muslimin Hafidhakumullah,

Sebagaimana disinggung di atas, bahwa ibadah merupakan hal yang amat pokok dalam hidup kita. Sebab kita memang diciptakan untuk hal itu.

Jika kita amati dengan seksama, banyak sekali hal-hal kecil atau besar yang sepertinya tampak biasa saja, namun sebenarnya bisa kita jadikan sarana untuk beribadah, misalnya adalah menyapu, makan, minum, tidur, dan sebagainya. Lebih-lebih ibadah yang telah jelas diperintahkan-Nya.

Namun demikian, sekian banyak hal yang bisa bernilai ibadah itu, ada satu hal penting yang tidak bisa dinafikan dan hendaknya kita jadikan sebagai prinsip dalam beribadah kepada Allah SWT. Hal tersebut tidak lain adalah istiqomah.

Hendaknya ada ibadah-ibadah tertentu yang kita jadikan kebiasaan dalam sehari-hari. Sekecil apa pun, hendaknya ada amalan-amalan yang kita lakukan secara istiqomah.

Baginda Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah Baginda Nabi SAW telah menunjukkan pada kita, bahwa termasuk kategori amal yang dicintai Allah adalah amalan-amalan yang rutin dilakukan, meski hal itu terkesan kecil atau pun ringan. Maka mulai saat ini, mari kita berkomitmen untuk melakukan amal kebaikan yang kira-kira bisa dilakukan dengan rutin atau istiqomah.

Ma’asyiral Muslimin Hafidhakumullah,

Selain dicintai oleh Allah, amal kebaikan yang rutin dilakukan juga bisa sekaligus melatih diri kita agar istiqomah dalam berbagai hal lainnya. Karena sebagaimana kita harus sadari, bahwa istiqomah bukan hanya penting dalam kaitannya beribadah saja, melainkan menyeluruh dalam berbagai hal dan kegiatan lainnya.

Banyak manfaat dan faedah yang didapat dari istiqomah yang kita lakukan. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan sekian keistimewaan yang didapatkan setiap orang yang menjalankan amal kebaikan dengan istiqomah. Di antaranya adalah di dalam Surat Al-Ahqaf ayat 13-14, Allah SWT berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ، أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian tetap istiqomah, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih. Mereka itulah para penghuni surga (dan) kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”

Demikianlah jaminan Allah SWT kepada orang-orang yang istiqomah dalam keimanan, yang kemudian terwujud dalam amal kebaikan-amal kebaikannya. Mereka akan mendapatkan balasan surga dari Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin Hafidhakumullah,

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya yang terpenting dari hal ini adalah tentang istiqomah di dalam keimanan. Hal ini sebagaimana sebuah Hadis yang mengisahkan tentang seorang sahabat yang pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang suatu hal di dalam Islam yang tidak akan ditanyakannya lagi kepada siapapun selain beliau. Lalu Rasulullah SAW bersabda:

قُلْ آمَنْتُ بِالله ثُمَّ اسْتَقِمْ

Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah”, kemudian istiqomahlah.(HR. Muslim)

Jadi, sekalipun kita pernah berbuat dosa tetapi keimanan kita masih terjaga dengan baik, maka masih selalu ada harapan untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Tetapi hal ini harus diiringi dengan taubat yang bersungguh-sungguh kepada-Nya. Jika tergelincir kembali dalam kekhilafan, maka harus segera kembali lagi bertaubat, begitu seterusnya dengan terus berbuat baik dan selalu istiqomah dalam keimanan.

Allah SWT berfirman:

 فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ

“… tetaplah istiqomah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan kepada-Nya….” (QS. Fussilat: 6)

Ma’asyiral Muslimin Hafidhakumullah,

Sekali lagi, ketahuilah, bahwa hal yang terpenting dalam menjalani hidup sebagai seorang Muslim adalah istiqomah dalam beriman dan beribadah kepada Allah SWT, dalam arti seluas-luasnya ibadah, baik ibadah wajib maupun sunnah.

Semoga kita termasuk dalam golongan yang Allah SWT firmankan dalam Surat Fussilat ayat 30-32:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيْمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqomah, maka para malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan balasan surga yang telah dijanjikan kepadamu’. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalam surga itu kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

بَارَكَ اللّه لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الّذِيْنَ  آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَا صَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفَرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

 

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيامَةِ.

 اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ، اَللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ، اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

***

عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Oleh Abd. Hakim Abidin, M.A.
(Rais ‘Amm Pesantren Mambaus Sholihin, Gresik 2014-2015, dan Pendiri Zawiyah Ar-Rifaiyah, Ciputat)
___________

Editor: Roni