PBNU Terima Kunjungan Mantan Rektor Maroko, Ini Isi Perbincangannya

 
PBNU Terima Kunjungan Mantan Rektor Maroko, Ini Isi Perbincangannya

LADUNI.ID, Jakarta - Kamis (17/1) kemarin, mantan Rektor Universitas Qurowiyin Fes Maroko Syekh Muhammad al-Ruki berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (17/1). Kedatangan keduanya ke Indonesia ini ia sempatkan untuk bersilaturahim dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Hal ini mengingat Kiai Said merupakan sosok yang pernah menyampaikan ceramah di hadapan Raja Maroko.

Pada kesempatan itu, Syekh Muhammad al-Ruki yang juga merupakan guru besar Universitas Darul Hadis berbincang santai dengan Kiai Said yang didampingi Ketua PBNU H Marsudi Syuhud dan Wakil Sekretaris Jenderal Isfah Abidal Aziz.

Dalam perbincangan tersebut, Kiai Said menyampaikan bahwa masyarakat pesantren di Indonesia itu semuanya belajar kitab al-Ajurumiyah, sebuah buku pedoman tata bahasa Arab karya Syekh Sonhaji, seorang ulama asal Fes, Maroko.

"Mereka semuanya menghafal kitab tersebut,"  tutur Kiai Said diikuti dengan pelafalan awal kitab itu bersamaan,  "Al-kalamu huwa llafdzul al-muroakkabu mufidu bil wadl'i....".

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu, masyarakat Indonesia banyak mengkaji kitab karya para ulama Maroko lainnya, seperti Dalail al-Khairat dan Qasidah al-Burdah karya al-Bushiri.

Selain itu, Kiai Said juga menyampaikan bahwa Ibnu Batutah, pengelana legendaris asal Maroko, pernah singgah di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Ulama yang dikenal sebagai Imam Malikinya Abad 21 ini memberikan karyanya kepada Kiai Said tentang qawaid fiqhiyah, Nadzariyatu Taq'id al-Fiqhi wa Atsaruha fi Ikhtilafil Fuqoha.

"Ini penting ini, sebab berbeda antara usul fiqh dengan qawaid al-fiqh. Orang-orang sering keliru," terang Kiai Said kepada pengurus PBNU yang hadir.

Diketahui, ternyata bukan hanya berkunjung ke PBNU, kedatangannya ke Indonesia juga dalam rangka mengisi seminar, mendatangi pondok pesantren, juga menemui murid-muridnya dari Indonesia yang terbilang cukup banyak. (Sumber: NU Online)