Ziarah di Makam KH. Mustaqim bin Husain, Mursyid Tarekat Syadziliyah Tulungagung

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. Mustaqim bin Husain, Mursyid Tarekat  Syadziliyah Tulungagung

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Haul
  4. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  5. Fadilah
  6. Peninggalan
  7. Oleh-oleh
  8. Sumber

 

Laduni.ID, Jakarta - KH. Mustaqim bin Husain beliau adalah ulama besar dari Tulungagung Jawa Timur, Namanya sangat terkenal di belahan Nusantara, karena kewalian dan kemursyidan beliau. Makam beliau pun sangat ramai dikunjungi para peziarah baik dari wilayah Tulungagung hingga luar Jawa. Selain itu beliau adalah pendiri pondok PETA (Pesulukan Thariqat Agung) di Tulungagung.

1. Profil

Hadratussyekh Mustaqim bin Husain lahir di desa Nawangan, Kecamatan Keras, Kediri, pada tahun 1901 M. Ayah beliau bernama Husain bin Abdul Djalil, yang merupakan keturunan ke 18 dari Mbah Panjalu, Ciamis, Jawa Barat (Ali bin Muhammad bin Umar).

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. KH. Zarkasyi
  2. Syekh Abdul Rozak bin Abdullah at-Tarmasi
  3. KH. Khudhori bin Hasan Malangbong

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Mustaqim bin Husain

2. Lokasi Makam

KH. Mustaqim bin Husain berpulang ke Rahmatullahi pada tahun 1970, jenazah beliau dikebumikan di kawasan pondok PETA, Kauman, Tulungagung, Jawa Timur.

3. Haul

Haul KH. Mustaqim bin Husain diperingati bersamaan dengan haul dengan istri beliau dan putera beliau, Haul Akbar ini diadakan setiap tahun sekali dikalender islam yang diadakan di pesantren PETA Tulungagung. Haul KH. Mustaqim bin Husain jatuh pada bulan Muharram, untuk tanggal akan diberitahukan oleh pihak keluarga besar pesantren PETA Tulungagung.

4. Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

5. Fadilah

Makam KH. Mustaqim bin Husain banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Kab. Tulungagung saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di kawasan pondok PETA, Kauman, Tulungagung, Jawa Timur.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan dimudahkan dalam hajatnya, dimudahkan dalam meraih cita-citanya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah.

6. Peninggalan

Pondok Pesantren
Pondok PETA yang berlatar belakang tarekat ini berdiri pertama kali sekitar tahun 1930 M. Kiai Mustaqim bin Muhammad Husain adalah pendiri pondok PETA, sebernarnya tidak ada dari beliau untuk mendirikan sebuah pondok apalagi pondok yang berlatar belakang tarekat.

Memang tidak tampak bangunan fisik yang menandakan lazimnya sebuah pondok. Namun, tahun 1933, Syekh Mustaqim mulai melakukan pembinaan rohani secara intensif kepada para murid dengan kegiatan wirid secara berjamaah. Sebagai seorang guru tarekat (mursyid), Syekh Mustaqim selalu menekankan kepada murid-muridnya tentang tujuan dan niat untuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah SWT.

7. Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Tulungagung di antaranya:
Kue Sagon, Gethuk Pisang, Kerupuk Rambak Asli Tulungagung, Jenang Syabun, Kue Geti atau Enting-Enting Kacang, Ledre Pisang, Kacang Atom Manisan, Manco, Madumongso

8. Sumber

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:

  1. https://old.jatman.or.id
  2. Instagram Pondok pesantren PETA Tulungagung