Ziarah KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung), Muasis Pesantren Sukamanah Cibitung

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung), Muasis Pesantren Sukamanah Cibitung

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Haul
  4. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  5. Fadilah
  6. Peninggalan
  7. Oleh-oleh
  8. Sumber

 

Laduni.ID, Jakarta - KH. Muhammad Ilyas yang lebih dikenal dengan panggilan Mama Cibitung, beliau adalah ulama besar dari Cibitung, Kabupaten Bandung Barat, beliau juga pendiri (muasis) pesantren Sukamanah, Cibitung.

Beliau terkenal dengan kegigihannya dalam berdakwah sehingga sudah menjadi kebiasaan sepulangnya dari kebun beliau selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah warga yang beliau anggap masih memiliki kepercayaan terhadap perkara tahayul.

Dengan alasan numpang untuk melaksanakan shalat dzuhur beliau selalu sengaja membuka dakwah dengan cara berkunjung rumah ke rumah (door to door) baik yang berada di kampung tempat kediamannya maupun kampung lain yang berada di sekitar Sukamanah.

1. Profil

KH. Muhammad Ilyas merupakan merupakan seorang ulama yang pernah belajar di Mekkah bersama dengan ayahnya KH. Fakhruddin Assalafiyah Batujajar. Beliau lahir di Lembur Gede Cibitung pada tahun 1836 M. Ulama yang akrab dipanggil dengan nama Mama Haji Ilyas ini merupakan keturunan ulama dari Bogor.

Beliau adalah putra dari Mama KH. Ali Lembur Gede Cibitung bin Embah Rahya Bogor Bin Hamdan Bogor yang berasal dari keturunan Dalem Sawidak Sukapura Singaparna Tasikmalaya. Nasab Ibu Hj. Khodimah Cibitung binti Embah Bale Cibitung bin Embah Raden Adulloh berasal Dari keturunan Dalem Sawidak Sukapura Singaparna Tasikmalaya.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Mama KH. Ali ( Ayahanda Beliau)
  2. Mama KH. Husen ( Mertua Beliau)
  3. Mama KH. Yasin Sodong Cianjur
  4. Mama KH. Shoheh Bunikasih Cianjur
  5. Mama KH. Said Cipadang Gentur Cianjur
  6. Mama KH. Epeng Sadang Bandung
  7. Mama KH. Sholeh Benda Kerep Cirebon
  8. Mama KH. Mansyur Cimanggu Ciawi Tasikmalaya
  9. Mama Cimuncang Panjalu Ciamis
  10. Mama KH. Shobari Cikalong Cianjur
  11. Mama KH. Yahya Bantani
  12. Syekh Kholil Bangkalan Madura

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung)

2. Lokasi Makam

KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung) dipanggil Rahmatullahi tahun 1953 pada usia 117 tahun. Makam beliau di pemakaman keluarga pondok pesantren Sukamanah Cibitung, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

 

3. Haul

Haul KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung) diperingati tiap setahun sekali di kalender Islam, haul beliau jatuh pada Rabi'ul Tsani (Rabiul Akhir). Haul beliau diadakan tiap tnaggal 20-22 Rabiul Tsani di pesantren Sukamanah Cibitung.

4. Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

4. Fadilah

KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung) banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Kab. Bandung Barat saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di pemakaman keluarga pondok pesantren Sukamanah Cibitung, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan  dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah.

5. Peninggalan

Mendirikan Pesantren
KH. Muhammad Ilyas (Mama Cibitung) mendirikan pondok pesantren di Sukamanah dan diakui legalitasnya oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1908. Hal ini dibuktikan dengan surat paidin atau surat izin yang dikeluarkan oleh pihak Belanda tertanggal 8 Mei tahun 1908. Selain sebagai bukti izin melaksanakan kegiatan pembelajaran pesantren, surat ini juga membatasi kitab apa saja yang boleh diajarkan. Surat tersebut bisa dikatakan sebagai bukti otentik perintisan pesantren tersebut dan sesuai dengan kondisi pendidikan Islam pada masa itu.

Beliau mulai mendirikan Pesantren saat berusia 40 tahun dan aktif mengajar di Pesantren tersebut hingga wafatnya pada tahun 1953 di usia yang ke 117 tahun.

6. Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Kab. Bandung di antaranya:
Peuyeum, Wajit, Sate Kelinci, Gurilem, Bolu Susu, Opak Kolontong, Kicimpring

7. Sumber

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:

Youtube: Makam Mama Cibitung
https://proceedings.uinsgd.ac.id › article ›