Ancaman terhadap Orang yang Memutus Tali Silaturrahmi

 
Ancaman terhadap Orang yang Memutus Tali Silaturrahmi
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Momentum Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu alternatif paling tepat untuk kembali menyambung tali silaturrahmi. Tradisi perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia biasanya semarak dengan kegiatan saling berkunjung dan bermaaf-maafan.

Secara tidak langsung, tradisi ini menjadi media terbaik dalam menjaga tali silaturrahmi agar tidak sampai terputus. Kalaupun hal itu terjadi, maka momentum Hari Raya Idul Fitri yang penuh dengan kebahagiaan itu bisa memulihkan hubungan silaturrahmin yang sempat retak atau terputus itu.

Kearifan tradisi perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia ini merefleksikan perintah Nabi Muhammad SAW agar umat Islam selalu menjaga tali silaturrahmi. Jangan sampai di antara saudara itu saling menafikan dan tidak peduli dengan tali persaudaraannya, tali silaturrahmi. Sebab terdapat ancaman serius terhadap orang yang memutus tali silaturrahmi.

Di dalam Islam kita diajarkan agar selalu bertakwa kepada Allah SWT, takut terhadap murka dan siksa-Nya, dan hendaklah kita senantiasa menyambung tali silaturrahmi. Hal ini sebagai firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 6 berikut:

وَأُوْلُوا اْلأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللهِ

“Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah.”

Memutus tali silaturrahmi merupakan dosa besar dan akan pelakunya akan mendapatkan berbagai siksaan dan hukuman, baik di dunia maupun di akhirat. Bagaimana tidak, sebab Rasulullah SAW telah bersabda:

اَلرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُوْلُ: مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ

“Rahim itu bergantung di ‘Arys seraya berkata: ‘Barang siapa yang menyambung hubunganku, niscaya Allah SWT akan menyambungnya, dan barang siapa yang memutuskan aku, niscaya Allah SWT juga akan memutuskan hubungan dengannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, berdasarkan keterangan Hadis tersebut, maka orang yang memutus tali silaturrahmi akan terputus pula dari Allah SWT. Dan siapa yang hubungannya terputus dari Allah SWT, maka kebaikan apakah yang bisa diharapkannya, dan keburukan apakah yang ia bisa aman darinya, baik di dunia maupun di akhirat selama ia masih memutus tali silaturahmi?

Diriwayatkan dari Abu Bakrah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

“Tidak ada dosa yang mana Allah SWT akan mempercepat siksaan kepada pelakunya di dunia, dan akan menyimpan juga siksa untuknya di akhirat, selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturrahmi.” (HR. Tirmidzi)

Selain itu, memutus hubungan silaturrahmi juga termasuk penyebab terhapusnya hati, butanya mata hati, dan terhalang dari mendapatkan ilmu yang bermanfaat, bahkan terhalang dari mendapat berbagai kebaikan.

Kehidupan orang yang memutus tali silaturrahmi akan menjadi susah, tidak ada yang menyukai dan menyebut kebaikannya. Dan apabila ia disebut orang, maka tentu dengan pembicaraan yang buruk dan sifat yang jelek.

Dikarenakan memutus silaturrahmi termasuk sebab terjadinya kerusakan di muka bumi, maka Allah telah memutuskan kepada pelakunya dengan mendapat kutukan dan hukuman yang segera (di dunia) dan tertunda (di akhirat).

Allah SWT berfirman:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah, ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad: 22-23)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي اْلأَرْضِ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الْلَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” (QS. Ar-Ra’d: 25)

Begitu juga keterangan di dalam beberapa Hadis berikut ini:

 إِذَا ظَهَرَ الْقَوْلُ وَخزن الْعَمَلُ وَائْتَلَفَتِ اْلأَلْسُنُ وَتَبَاغَضَتِ الْقُلُوْبُ وَقَطَعَ كُلُّ ذِي رَحِمٍ رَحِمَهُ فَعِنْدَ ذلِكَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

“Apabila nampak ucapan dan tersimpan amal ibadah, kesepakatan nampak di lidah dan hati saling membenci, serta setiap orang yang mempunyai keluarga memutuskannya, maka ketika itulah Allah SAW mengutuk mereka, menulikan mereka, dan membutakan mata mereka.” (HR. Thabrani)

Dalam riwayat lain dijelaskan, bahwa orang yang memutus tali silaturrahmi, berbagai amalnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَلاَ يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ

“Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jumat, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR. Ahmad)

Orang yang memutus tali silaturrahmi tidak akan dikabulkan doanya. Bahkan, ia juga akan berdampak negatif dan membawa sial kepada orang di sekitarnya, karena doa orang di sekitarnya juga tidak akan dikabulkan sebab adanya orang yang memutus tali silaturrahmi tersebut.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ

“Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang di dalamnya terdapat orang yang memutuskan tali silaturrahmi.” (HR. Muslim)

Bahkan ancaman yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa orang yang memutus tali silaturrahmi itu tidak akan masuk surga.

Diriwayatkan dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ

“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturrahmi).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ancaman di atas merupakan bentuk perhatian dari Islam terhadap umatnya. Bahwa memutus tali silaturrahmi itu merupakan perbuatan buruk yang tidak saja akan mendapatkan siksa di akhirat, tetapi juga akan berdampak buruk dalam kehidupan sosial di dunia. Bahkan keburukan itu tidak saja bagi diri pelakunya, melainkan juga bisa membawa sial kepada orang di sekitarnya. Karena itu, Islam sangat melarang perbuatan tersebut, sebagaimana diterangkan di dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an dan di dalam berbagai riwayat Hadis Nabi Muhammad SAW di atas. []


Penulis: Hakim

Editor: Roni