Rauhah: Tradisi “Ngalap” Berkah dengan Sejenak Membaca Kitab

 
Rauhah: Tradisi “Ngalap” Berkah dengan Sejenak Membaca Kitab
Sumber Gambar: mambaussholihin.net, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Rauhah merupakan salah satu tradisi istimewa yang terus dilestarikan oleh kalangan habaib, khususnya di Indonesia dan di Yaman. Kata rauhah yang berarti “pertemuan yang menenangkan” ini mencerminkan inti dari kegiatannya—sebuah momen penuh ketenangan, keberkahan, dan ilmu. Dalam tradisi ini, biasanya ada jamaah yang berkumpul untuk membaca secara bergantian kitab-kitab klasik Islam, khususnya Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali dan Shahih Bukhari karya Imam Al-Bukhari.

Biasanya kegiatan rauhah dilakukan di waktu sore hingga menjelang Maghrib. Di bulan-bulan biasa, kitab yang sering dibaca adalah Ihya’ Ulumuddin. Sedangkan, ada kekhususan di bulan Rajab, di mana rauhah difokuskan pada pembacaan kitab Shahih Bukhari secara intensif hingga khatam dalam waktu satu bulan.

Kitab Ihya’ Ulumuddin menjadi rujukan utama para ulama salaf yang terus dipegang sampai hari ini. Tidak hanya di kalangan habaib, di banyak pesantren—khususnya pesantren salaf— kitab ini menjadi semacam bacaan wajib yang perlu dikaji dan diamalkan kandungannya. Kitab Ihya’ menjadi rujukan sebab pembahasan yang ada di dalamnya diyakini memuat tuntunan yang sempurna dalam mengamalkan ajaran agama yang muaranya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN