Begini Cara Menyikapi Tradisi Sesajen dan Sejenisnya Menurut Gus Baha

 
Begini Cara Menyikapi Tradisi Sesajen dan Sejenisnya Menurut Gus Baha
Sumber Gambar: Pinterest/Fradhyt Adhyatman, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam banyak kesempatan pengajiannya, Gus Baha sering kali memberikan perspektif yang dalam dan membumi terkait keislaman yang disinggungkan dengan tradisi, seperti soal sesajen. Apa yang disampaikannya bukanlah berupa caci maki atau penghakiman, tetapi beliau menunjukkan keluasan ilmunya dengan pendekatan sejarah, kultural, dan kearifan Islam Nusantara.

Gus Baha mengingatkan bahwa masuknya Islam ke Indonesia tidak diwarnai konflik dan kekerasan. “Saya masih ingat pesan Pak Zaeni (salah satu tokoh di dalam jamaahnya. peny.), berkali-kali beliau bilang ke saya bahwa agama yang masuk ke negara yang tidak konflik itu—di antaranya yang paling spesial itu Indonesia—karena para wali ini mendampingi kultur daerahnya, tapi tidak benturan,” tutur Gus Baha.

Salah satu bentuk kebudayaan lokal yang dihadapi para wali kala itu adalah tradisi sesajen. Di banyak wilayah, termasuk di Jawa, sesajen dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada penunggu sawah atau tempat-tempat tertentu, yang dalam bayangan masyarakat waktu itu adalah makhluk gaib.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

Masuk dengan Google
Dan dapatkan fitur-fitur menarik lainnya.