Kisah Inspiratif Mbah Riyan, Ulama Besar Disangka Tukang Bangunan Biasa

Laduni.ID, Jakarta – Di sebuah desa sederhana di Kudus, hidup seorang lelaki yang sehari-harinya mengerat bata dan mengecat dinding. Kesehariannya tak jauh dari alat ukur dan semen, sementara di waktu senggang suka menyepi mengobrol dengan riak air sungai saat memancing. Bagi tetangga dan warga sekitar, nama Mbah Riyan sudah cukup mewakili: sosok biasa, tanpa gelar tinggi atau status keagamaan yang mencolok. Namun, siapa sangka, di mata dunia keilmuan Islam, sosok sederhana ini dihormati sebagai Ibnu Harjo, mu’alliq dan muhaqqiq kenamaan.
Mbah Riyan tak tampak seperti tokoh besar: bergamis, berkumis tebal, atau berkaca mata layaknya yang sering dibayangkan banyak orang tentang ulama. Justru lebih dikenal sebagai tukang bangunan yang rajin, ibarat pondasi yang kuat namun tidak terlihat dari jauh. Waktu senggangnya pun elegan bersahaja: memancing di tepian sungai sambil memikiri masa depan dunia ilmiah klasik.
Di pentas keilmuan internasional, nama Ibnu Harjo menggema. Sosok ini diakui sebagai mu’alliq (pemberi komentar atas naskah klasik) dan muhaqqiq (peneliti kritis terhadap teks-teks tradisional). Keahlian dalam merunut, mengedit, dan memberi anotasi terhadap naskah klasik menjadikannya sangat dihargai ulama global.
Telah lahir dari tangannya setidaknya 12 jilid kitab serta lebih dari 100 naskah ilmiah.
Beberapa karya besar yang berhasil dihasilkan di antaranya:
- Al-Istihsan, Haqiqotuhu wa Hujjiyyatuhu
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...