Zohran Mamdani dan Cermin Politik Indonesia: Ketika Islam, Demokrasi, dan Profesionalisme Bertemu

 
Zohran Mamdani dan Cermin Politik Indonesia: Ketika Islam, Demokrasi, dan Profesionalisme Bertemu
Sumber Gambar: zohranfornyc.com/Madison Swart, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Zohran Kwame Mamdani baru saja mencatat sejarah di Amerika Serikat. Anak muda kelahiran Kampala, Uganda, berusia tiga puluh empat tahun ini menjadi walikota termuda sekaligus Muslim pertama yang memimpin New York City, salah satu kota paling berpengaruh di dunia. Kemenangan Mamdani sebagai Walikota New York City terpilih di tahun 2025 ini bukan hanya tentang usia dan identitas, tapi tentang arah baru politik yang berakar pada nilai keadilan sosial, kesetaraan, dan keberpihakan pada rakyat kecil.

Melihat perjalanan Mamdani, kita seperti sedang menonton babak baru demokrasi Amerika yang mulai membuka ruang lebih luas bagi suara-suara yang selama ini di pinggiran. Dari seorang imigran Muslim menjadi pemimpin kota global, jalan yang ditempuhnya tentu tidak mudah. Namun kampanyenya yang lugas, rendah hati, dan sangat terfokus pada persoalan konkret membuatnya dipercaya warga.

Melalui situs resmi Zohran for NYC, Mamdani menegaskan tekadnya untuk “menurunkan biaya hidup kelas pekerja New York.” Politikus muda ini bicara tentang perumahan yang adil, bus kota yang terjangkau, pendidikan hijau, dan upah yang layak bagi para buruh. Semua gagasannya berpijak pada satu kesadaran, bahwa politik seharusnya melayani kebutuhan nyata manusia, bukan hanya soal mempertahankan kekuasaan. Narasi tentang Mamdani terasa menyegarkan, politiknya membumi, berpihak pada rakyat, dan berpijak pada etika pelayanan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN