Cara Gus Dur Menerangkan Pluralisme, Demokrasi, dan Islam dengan Bahasa Bayi
Laduni.ID, Jakarta - Bayangkan ada sebuah pondok pesantren kecil di desa. Bertahun-tahun kemudian, pondok itu tumbuh menambah unit pendidikan universitas. Itu saja sudah hebat. Tapi yang lebih hebat lagi, kiai, santri, guru, murid, dan masyarakat bisa membaur, baik yang agama Islam, Kristen, Hindu, maupun dari agama lain.
Inilah yang selalu dipegang Gus Dur, tempat seperti inilah yang namanya pluralisme hidup. Bagi Gus Dur, pluralisme itu sederhana “Yang penting bisa hidup bersama, saling kenal, dan saling bermanfaat. Seperti kata Nabi, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat buat manusia.”
Manusia yang dimaksudkannya ialah semua orang, tidak membeda-bedakan. Amat demokratis, megutamakan persamaan. Menurut Gus Dur, demokrasi cuma punya dua aturan main yakni pertama hukum harus sama untuk semua orang, kedua semua orang dapat perlakukan yang sama, tidak peduli agamanya apa, sukunya apa, atau kaya miskinnya.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Masuk dengan GoogleDan dapatkan fitur-fitur menarik lainnya.
Support kami dengan berbelanja di sini:
Rp264.000
Rp199.000
Rp2.249.000
Memuat Komentar ...