Hukum Perempuan yang Menjadi Perawat Seorang Lelaki Lansia

 
Hukum Perempuan yang Menjadi Perawat Seorang Lelaki Lansia
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam masyarakat modern saat ini, peran gender semakin terbuka dan tidak terbatas. Salah satu contohnya adalah perempuan yang mengambil peran sebagai perawat bagi lansia laki-laki. Meskipun mungkin terdengar tidak biasa di beberapa budaya yang masih konservatif, namun kehadiran perempuan sebagai perawat bagi laki-laki lanjut usia membawa sejumlah keistimewaan.

Pertama, kehadiran perempuan sebagai perawat bagi laki-laki lansia dapat menciptakan hubungan emosional yang lebih dekat. Keterampilan komunikasi dan empati alami yang dimiliki oleh banyak perempuan memungkinkan mereka untuk merasa lebih nyaman dan terbuka dengan perawat mereka. Hal ini dapat meningkatkan kualitas perawatan secara keseluruhan, karena lansia mungkin lebih menerima bantuan dan dukungan.

Kedua, perempuan sering kali memiliki kelembutan dan kepedulian yang alami, yang merupakan kualitas penting dalam merawat lansia. Mereka cenderung lebih sabar dalam menghadapi tantangan fisik dan emosional yang mungkin dihadapi oleh klien lansia. Kemampuan ini tidak hanya membantu menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi lansia, tetapi juga membantu membangun rasa percaya diri dalam proses pemulihan.

Ketiga, perempuan sebagai perawat untuk laki-laki lansia juga dapat membantu mengurangi stigma gender dan mempromosikan kesetaraan. Dengan menunjukkan bahwa perempuan mampu dan berkualitas dalam peran perawatan, stereotip tentang jenis pekerjaan yang sesuai untuk jenis kelamin tertentu dapat terkikis. Hal ini dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk mengejar karir dalam bidang perawatan kesehatan, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan beragam.

Keempat, kehadiran perempuan sebagai perawat bagi laki-laki lansia juga dapat memberikan contoh positif bagi generasi muda tentang pentingnya empati, perhatian, dan kepedulian terhadap orang lain, terlepas dari jenis kelamin. Dengan melihat perempuan sukses dalam peran perawatan, anak-anak dan remaja dapat belajar untuk menghargai nilai-nilai ini dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sendiri, yang pada gilirannya dapat menghasilkan masyarakat yang lebih peduli dan berempati.

Akan tetapi bilamana sudah dalam kondisi yang tidak memungkinkan, seperti  menjaga dan merawat seorang kakek (memberi makan/minum, dan memandikannya), hingga menimbulkan ketidaknyamanan kemudian bagaimana untuk menyikapinya? Maka dalam sebuah hukum itu tidak boleh, namun dalam waktu sementara jika belum dapat pekerjaan lain, bisa tetap bekerja di situ dulu sambil cari pekerjaan yang aman secara syariat. Namun harus ada niat dan usaha semaksimal mungkin untuk menghindarinya atau setidaknya meminimalkan.

Keharaman tersebut di atas karena di sini terjadi tiga hal:

  1. Melihat aurat orang lain meski sudah tua
  2. Menyentuh tubuh orang lain secara langsung
  3. Kholwat dengan orang lain meskipun sudah tua

Referensi :
Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab :

وقد قال أصحابنا : كل من حرم النظر إليه حرم مسه وقد يحل النظر مع تحريم المس ، فإنه يحل النظر إلى الأجنبية في البيع والشراء والأخذ والعطاء ونحوها  ولا يجوز مسها في شيء من ذلك

Tidak bisa pakai ibarot dokter sebab wanita TKW itu bukan dokter. Hukum sudah jelas haram melihat aurat orang lain apalagi menyentuhnya. Karena ketika memandikan si kakek tersebut dapat dipastikan si wanita menyentuh tubuhnya si kakek, sedangkan menyentuh tubuhnya orang lain yang bukan mahramnya tidak boleh walaupun antara keduanya sudah lanjut usia.
Al-Mausu'ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah :

الموسوعة الفقهية الكويتية - (29 / 296)

وَذَهَبَ الْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ إِلَى تَحْرِيمِ مَسِّ الأَْجْنَبِيَّةِ مِنْ غَيْرِ تَفْرِقَةٍ بَيْنَ الشَّابَّةِ وَالْعَجُوز

enyentuh tangan orang lain tanpa adanya syahwat tetap haram

الموسوعة الفقهية الكويتية - (29 / 296)

لاَ خِلاَفَ بَيْنَ الْفُقَهَاءِ فِي عَدَمِ جَوَازِ مَسِّ وَجْهِ الأَْجْنَبِيَّةِ وَكَفَّيْهَا وَإِنْ كَانَ يَأْمَنُ الشَّهْوَةَ ، لِقَوْل النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَسَّ كَفَّ امْرَأَةٍ لَيْسَ مِنْهَا بِسَبِيلٍ وُضِعَ عَلَى كَفِّهِ جَمْرَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَة

قال النووي رحمه الله : وقد قال أصحابنا: كل من حرم النظر إليه حرم مسه، بل المس أشد، فإنه يحل النظر إلى الأجنبية إذا أراد أن يتزوجها، ولا يجوز مسها

Dalam hadis disebutkan:

لا ينظر الرجل إلى عورة الرجل،ولا المرأة إلى عورة المرأة،ولا يفضي الرجل إلى الرجل في ثوب واحد،ولا تفضي المرأة إلى المرأة في الثوب الواحد

“Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lainnya, dan jangan pula seorang wanita melihat aurat wanita lainnya. Janganlah seorang laki-laki berselimut dengan laki-laki lain dalam satu selimut dan jangan pula seorang wanita berselimut dengan wanita lain dalam satu selimut.”

احفظ عورتك إلا من زوجتك أو ما ملكت يمينك. فقيل له: الرجل يكون مع الرجل ؟ فقال صلى الله عليه وسلم : إن استطعت ألا يرينها أحد فافعل

“Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau budak yang engkau miliki.” Beliau lalu ditanya: “Bagaimana laki-laki dengan laki-laki?” Rasulullah SAW menjawab: “Jika engkau mampu untuk tidak melihatnya (auratmu) seorangpun, maka lakukanlah.”
Al-Mausu'ah Fiqhiyyah :

.. ﻭﺳﻴﺄﺗﻲ ﺗﻔﺼﻴﻞ ﺫﻟﻚ. اﻟﻤﻄﻠﺐ اﻷﻭﻝ اﻷﺟﻴﺮ اﻟﺨﺎﺹ 103 - اﻷﺟﻴﺮ اﻟﺨﺎﺹ: ﻫﻮ ﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﻟﻤﻌﻴﻦ ﻋﻤﻼ ﻣﺆﻗﺘﺎ، ﻭﻳﻜﻮﻥ ﻋﻘﺪﻩ ﻟﻤﺪﺓ. ﻭﻳﺴﺘﺤﻖ اﻷﺟﺮ ﺑﺘﺴﻠﻴﻢ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻲ اﻟﻤﺪﺓ؛ ﻷﻥ ﻣﻨﺎﻓﻌﻪ ﺻﺎﺭﺕ ﻣﺴﺘﺤﻘﺔ ﻟﻤﻦ اﺳﺘﺄﺟﺮﻩ ﻓﻲ ﻣﺪﺓ اﻟﻌﻘﺪ (1)

Fokus:

ﻭﻛﺮﻩ اﻟﺤﻨﻔﻴﺔ اﺳﺘﺌﺠﺎﺭ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻟﻠﺨﺪﻣﺔ؛ ﻷﻧﻪ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﻣﻌﻪ اﻻﻃﻼﻉ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭاﻟﻮﻗﻮﻉ ﻓﻲ اﻟﻤﻌﺼﻴﺔ، ﻭﻷﻥ اﻟﺨﻠﻮﺓ ﺑﻬﺎ ﻣﻌﺼﻴﺔ. ﻭﺃﺟﺎﺯ ﺃﺣﻤﺪ اﺳﺘﺌﺠﺎﺭﻫﺎ، ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺼﺮﻑ ﻭﺟﻬﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺤﻞ ﻟﻪ اﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻴﻪ، ﻛﻤﺎ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﻣﻌﻬﺎ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ اﺗﻘﺎء ﻟﻠﻔﺘﻨﺔ. (2) 10

Secara umum sebetulnya perempuan menjadi pembantu hukumnya khilaf dan diperinci:

  1. Jumhur ulama menghukumi haram mutlak baik perempuannya cantik atau tidak sebab dihawatirkan fitnah, kecuali majikannya (yang dibantu) anak kecil, lansia atau sesama mahramnya..
  2. Boleh asal yang jadi pembantu adalah seseorang yang jelek yang tidak dihasrati, sehingga aman dari sergapan laki laki.

Kitab Al-Mausu'ah :
Point pertama :

اﻟﺮﺟﻞ اﻷﻋﺰﺏ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻷﺟﻨﺒﻴﺔ اﻟﺒﺎﻟﻐﺔ ﻟﻠﺨﺪﻣﺔ ﻓاﻷﺣﻜﺎﻡ اﻟﻤﺘﻌﻠﻘﺔ ﺑﺎﻟﺨﺪﻣﺔ: ﺧﺪﻣﺔ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻭﻋﻜﺴﻪ: 4 - ﺫﻫﺐ ﺟﻤﻬﻮﺭ اﻟﻔﻘﻬﺎء ﺇﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ اﺳﺘﺌﺠﺎﺭﺑﻴﺘﻪ، ﻣﺄﻣﻮﻧﺎ ﻛﺎﻥ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﺄﻣﻮﻥ ﻭﺫﻟﻚ اﺗﻘﺎء ﻟﻠﻔﺘﻨﺔ، ﻭﻷﻥ اﻟﺨﻠﻮﺓ ﺑﻬﺎ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺇﻻ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻟﺮﺟﻞ ﻣﺤﺮﻣﺎ ﻟﻬﺎ، ﺃﻭ ﺻﻐﻴﺮا، ﺃﻭ ﺷﻴﺨﺎ ﻫﺮﻣﺎ، ﺃﻭ ﻣﻤﺴﻮﺣﺎ ﺃﻭ ﻣﺠﺒﻮﺑﺎ، ﺃﻭ ﻛﺎﻧﺖ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻟﺨﺎﺩﻣﺔ ﺻﻐﻴﺮﺓ ﻻ ﺗﺸﺘﻬﻰ. ﻭﻻ ﻓﺮﻕ ﻋﻨﺪ اﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻟﺤﺮﺓ ﻭﺑﻴﻦ اﻷﻣﺔ، ﻭﻻ ﺑﻴﻦ اﻟﺠﻤﻴﻠﺔ ﻭﺑﻴﻦ ﻏﻴﺮﻫﺎ.

Point kedua:

ﻭﻓﻲ ﻭﺟﻪ ﻋﻨﺪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ، ﺃﻭ ﻛﺎﻧﺖ ﻗﺒﻴﺤﺔ ﻳﺆﻣﻦ ﻣﻦ اﻟﺮﺟﻞ اﻷﺟﻨﺒﻲ ﻋﻠﻴﻬﺎ، ﻓﺤﻴﻨﺌﺬ ﻻ ﺗﺤﺮﻡ ﺧﺪﻣﺘﻬﺎ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻪ ﻻﻧﺘﻔﺎء ﺧﻮﻑ اﻟﻔﺘﻨﺔ. ﻭاﻟﺤﺮﻣﺔ - ﻋﻨﺪ اﻟﺠﻤﻬﻮﺭ - ﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ اﻟﺨﺪﻣﺔ ﺗﺘﻄﻠﺐ اﻟﺨﻠﻮﺓ، ﺃﻣﺎ ﺇﺫا ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺘﻄﻠﺐ اﻟﺨﻠﻮﺓ ﻓﻴﺠﻮﺯ، ﻭﻛﺬا ﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻟﺮﺟﻞ ﻣﺮﻳﻀﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﻦ ﻳﺨﺪﻣﻪ.

Point ketiga:

ﻭﺫﻫﺐ ﺑﻌﺾ اﻟﻔﻘﻬﺎء ﺇﻟﻰ ﺟﻮاﺯ اﺳﺘﺨﺪاﻡ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻷﺟﻨﺒﻴﺔ اﻟﺮﺟﻞ ﺟﻤﻴﻠﺔ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺟﻤﻴﻠﺔ ﻣﺘﺠﺎﻟﺔ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﺘﺠﺎﻟﺔ، ﺇﻻ ﺃﻥ ﺑﻌﺾ اﻟﻔﻘﻬﺎء ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺘﺠﺎﻟﺔ ﻭﻏﻴﺮ اﻟﻤﺘﺠﺎﻟﺔ، ﻛﻤﺎ ﻓﺮﻗﻮا ﺑﻴﻦ اﻟﺮﺟﻞ اﻟﻌﺰﺏ اﻟﺬﻱ ﻻ ﻧﺴﺎء ﻋﻨﺪﻩ ﻣﻦ ﻗﺮاﺑﺎﺕ ﻭﺯﻭﺟﺎﺕ، ﻭﺑﻴﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻤﻦ ﻟﺪﻳﻪ ﺯﻭﺟﺔ ﺃﻭ ﻗﺮﻳﺒﺔ. ﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ: ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺄﺟﺮ اﻷﻣﺔ ﻭاﻟﺤﺮﺓ ﻟﻠﺨﺪﻣﺔ، ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺼﺮﻑ ﻭﺟﻬﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﻈﺮ ﻟﻴﺴﺖ اﻷﻣﺔ ﻣﺜﻞ اﻟﺤﺮﺓ ﻭﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﻣﻌﻬﺎ ﻓﻲ ﺑﻴﺖ ﻭﻻ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﺘﺠﺮﺩﺓ ﻭﻻ ﺇﻟﻰ ﺷﻌﺮﻫﺎ. ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻨﻴﻔﺔ: ﺃﻛﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺄﺟﺮ اﻟﺮﺟﻞ اﻣﺮﺃﺓ ﺣﺮﺓ ﻳﺴﺘﺨﺪﻣﻬﺎ ﻭﻳﺨﻠﻮ ﺑﻬﺎ ﻭﻛﺬﻟﻚ اﻷﻣﺔ.

Khalwat saja tidak boleh apalagi megang ‘anunya’ (burung sang kakek) itu sampai berdiri, itu mengindikasikan ada fitnah disitu, jadi bahaya. Ingat meski secara fisik dia lemah tapi syahwatnya tak mau kalah sama anak muda.

ﻭاﻟﺤﺮﻣﺔ - ﻋﻨﺪ اﻟﺠﻤﻬﻮﺭ - ﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ اﻟﺨﺪﻣﺔ ﺗﺘﻄﻠﺐ اﻟﺨﻠﻮﺓ، ﺃﻣﺎ ﺇﺫا ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺘﻄﻠﺐ اﻟﺨﻠﻮﺓ ﻓﻴﺠﻮﺯ، ﻭﻛﺬا ﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻟﺮﺟﻞ ﻣﺮﻳﻀﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﻦ ﻳﺨﺪﻣﻪ.

توشيح على ابن قاسم صحـ 197

الفتنة هي ميل النفس ودعاؤها إلى الجماع أو مقدماته والشهوة هو أن يلتذ بالنظر ﻭﻛﺬا ﺇﺫا ﻛﺎﻥ اﻟﺮﺟﻞ ﻣﺮﻳﻀﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﻦ ﻳﺨﺪﻣﻪ.

حواشي الشرواني – ج 7 ص 203

قوله ( وبشرط الخ ) عطف على بحضرة الخ قوله ( عدم امرأة الخ ) ظاهره ولو كافرة في المسلمة وعكسه قوله ( وأن لا يكون الخ ) وشرط الماوردي أن يأمن الافتتان ولا يكشف إلا قدر الحاجة كما قاله القفال في فتاويه نهاية ومغني قال ع ش قوله أن يأمن الافتتان هو ظاهر إن لم يتعين وإن تعين فينبغي أن يعالج ويكف نفسه ما أمكن أخذا مما سيأتي في الشاهد قوله ( ولا ذميا ) معطوف على غير أمين قوله ( وبحث البلقيني الخ ) قد يقال في هذا الترتيب نظر من وجوه أخر غير ما أشار إليه الشارح منها تقديم المسلم المراهق على الكافر الغير المراهق مع أن الأول كالأجنبي بخلاف الثاني فإنه كالمحرم أو كالعدم ومنها تقديم المراهق الكافر على المرأة الكافرة فإن ما اختاره هو تبعا القضية المنهاج وإفتاء النووي التسوية بينهما وقياس ما في الروضة وأصلها تقديمها فما وجه القول بتقديمه ومنها ترتيبه بين المحرمين المسلم والكافر مع أنهما متساويان في حل النظر ومنها تقديم المراهق مسلما كان أو كافرا على المحرم مسلما كان أو كافرا مع أن الأول كالأجنبي اهـ

فتاوي الأزهر 10 / 57

السؤال هل يجوز أن يتولى علاج المرأة وتوليدها رجل أجنبى؟الجواب من القواعد الفقهية أن الضرورات تبيح المحظورات ، ومعلوم أن المرأة لا يجوز لها أن تكشف عن شىء من جسمها لرجل أجنبى-فيما عدا الوجه والكفين على تفصيل فى ذلك – وبالتالى لا يجوز اللمس بدون حائل ، أما عند الضرورة المصورة بعدم وجود زوج أو محرم أو امرأة مسلمة تقوم بذلك فلا مانع من النظر واللمس ، مع مراعاة القاعدة الفقهية الأخرى وهى : أن الضرورة تقدر بقدرها .

Kalaupun kita hukumi halal maka syaratnya: dilakukan dihadapan mahram atau suami atau perempuan yang dipercaya jika kita mengikuti ulama yang membolehkan khalwat satu orang laki-laki dengan dua orang perempuan dan ini pendapat yang rajih”.
Al-Mughni Al-Muhtaj, Juz IV :

اعْلَمْ أَنَّ مَا تَقَدَّمَ مِنْ حُرْمَةِ النَّظَرِ وَالْمَسِّ هُوَ حَيْثُ لاَ حَاجَةَ إلَيْهِمَا وَأَمَّا عِنْدَ الْحَاجَةِ فَالنَّظَرُ وَالْمَسُّ (مُبَاحَانِ لِفَصْدٍ وَحِجَامَةٍ وَعِلاَجٍ) وَلَوْ فِيْ فَرْجٍ لِلْحَاجَةِ الْمُلْجِئَةِ إلَى ذَلِكَ؛ ِلأَنَّ فِي التَّحْرِيْمِحِيْنَئِذٍ حَرَجًا، فَلِلرَّجُلِ مُدَاوَاةُ الْمَرْأَةِ وَعَكْسُهُ، وَلْيَكُنْ ذَلِكَ بِحَضْرَة مَحْرَمٍ أَوْ زَوْجٍ أَوْ امْرَأَةٍ ثِقَةٍ إنْ جَوَّزْنَا خَلْوَةَ أَجْنَبِيٍّ بِامْرَأَتَيْنِ، وَهُوَ الرَّاجِحُ “

Ketahuilah sesungguhnya apa yang telah lalu bahwa keharaman melihat dan menyentuh ketika tidak hajat untuk melihat dan menyentuh. Adapun ketika ada hajat maka melihat dan menyentuh hukumnya boleh kerena bertujuan cantuk dan mengobati walaupun pada farji, karena hajat yang mendesak untuk itu, karena jika diharamkan dalam kondisi seperti ini akan menimbulkan kesulitan. Jadi seorang laki-laki boleh mengobati orang perempuan dan sebaliknya dan hendaknya hal itu dilakukan dihadapan mahram atau suami atau perempuan yang dipercaya jika kita mengikuti ulama yang membolehkan khalwat satu orang laki-laki dengan dua orang perempuan dan ini pendapat yang rajih”.

Sebagian dari kita mungkin berpikir dalam masalah ini ada kondisi Hajat atau dorurot karena:
Pertama, harus mempunyai majikan baru yang mau memperkerjakan TKI itu kemudian sesama juragan pertama dan kedua ada kesepatakan ambil alih dengan membayar uang sesuai yang diminta majikan pertama.
Kedua, harus pulang dulu ke Indonesia. Namun hal itu sulit juga dilakukan karena terkait dengan PK (Perjanjian kontrak) selama 2 tahun.
Ketiga, bisa menghindar tapi dengan jalan Kabur. Yang mana dengan cara ketiga ini dia akan menjadi TKI ilegal tanpa surat resmi dan tanpa ada perlindungan negara yang kuat.

Mari kita lihat definisi atau ta'rif hajat dan darurat:

ﻓﺎﺋﺪﺓ: ﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ: اﻟﻤﺮاﺗﺐ ﺧﻤﺴﺔ: ﺿﺮﻭﺭﺓ، ﻭﺣﺎﺟﺔ، ﻭﻣﻨﻔﻌﺔ، ﻭﺯﻳﻨﺔ، ﻭﻓﻀﻮﻝ. ﻓﺎﻟﻀﺮﻭﺭﺓ: ﺑﻠﻮﻏﻪ ﺣﺪا ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﻨﺎﻭﻝ اﻟﻤﻤﻨﻮﻉ ﻫﻠﻚ ﺃﻭ ﻗﺎﺭﺏ ﻭﻫﺬا ﻳﺒﻴﺢ ﺗﻨﺎﻭﻝ اﻟﺤﺮاﻡ. ﻭاﻟﺤﺎﺟﺔ: ﻛﺎﻟﺠﺎﺋﻊ اﻟﺬﻱ ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﺠﺪ ﻣﺎ ﻳﺄﻛﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﻬﻠﻚ ﻏﻴﺮ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺟﻬﺪ ﻭﻣﺸﻘﺔ، ﻭﻫﺬا ﻻ ﻳﺒﻴﺢ اﻟﺤﺮاﻡ ﻭﻳﺒﻴﺢ اﻟﻔﻄﺮ ﻓﻲ اﻟﺼﻮﻡ. ﻭاﻟﻤﻨﻔﻌﺔ: ﻛﺎﻟﺬﻱ ﻳﺸﺘﻬﻲ ﺧﺒﺰ اﻟﺒﺮ ﻭﻟﺤﻢ اﻟﻐﻨﻢ ﻭاﻟﻄﻌﺎﻡ اﻟﺪﺳﻢ. ﻭاﻟﺰﻳﻨﺔ: ﻛﺎﻟﻤﺸﺘﻬﻲ اﻟﺤﻠﻮﻯ ﻭاﻟﺴﻜﺮ ﻭاﻟﺜﻮﺏ اﻟﻤﻨﺴﻮﺝ ﻣﻦ ﺣﺮﻳﺮ ﻭﻛﺘﺎﻥ. ﻭاﻟﻔﻀﻮﻝ: اﻟﺘﻮﺳﻊ ﺑﺄﻛﻞ اﻟﺤﺮاﻡ، ﻭاﻟﺸﺒﻬﺔ. ﺃﻓﺎﺩﻩ اﻟﺴﻴﻮﻃﻲ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ

القاعدة الثانية: لا مُحَرَّم مع اضطرار، يعبر عنه كثيرمن الفقهاء بقولهم: الضرورات تبيح المحظورات، والمراد بالضرورة ما يلحق العبد ضرر بتركه بحيث لا يقوم غيره مقامه، هذا المراد بالضرورة على الصحيح

Tidak ada keharaman jika bersaman dengan darurat (bahaya) dan banyak di kalangan para fuqoha mengatakan dengan teks lainnya:

الضرورة تبيح المحظورات

"Keadaan darurat menghalalkan hal yang haram ". Dan yang dimaskud darurat disini adalah
apa-apa yang menyebabkan bahaya bagi hamba jika ditingalkan, di mana tidak ada lainnya yang menempati sebagai penganti, inilah yang dimaksud darurat.

بخلاف الحاجة فإن الحاجة هي ما يلحق المكلَّف ضرر بتركه، لكنه قد يقوم غيره مقامه . مثال الضرورة: إذا كان الإنسان مضطرا ولم يجد إلا الميتة، فهنا لو ترك الميتة لحقه ضرر ولا يقومغيره مقامه، ما يجد إلا الميتة فهذا ضرورة ز ليس مطلقا و لكن مقيدة بقدرها

Berbeda dengan makna hajat (kebutuhan/keperluan) maka hajat/ kebutuhan maknanya apa saja yang bisa menyebabkan bahaya bagi seseorang jika meninggalkannya, akan tetapi ada yang lainnya yang bisa menempatinya sebagai penganti.

Misal darurat jika seseorang dalam keadaannya sangat genting dan lapar sekali dan tidak mendapati hal yang halal untuk dimakan kecuali bangkai padahal bangkai haram, jika dia meninggalkan bangkai tersebut untuk tidak dimakan maka orang tersebut akan mendapatkan bahaya, dan tidak ada lagi selain bangkai sebagai pengantinya. Namun jika ada makanan yang halal yang bisa dia capai dan dapatkan maka dia harus mencari yang halal itu (maka dia mendapati bangkai tersebut sebagai darurat, dan ini tidak mutlak semuanya halal, namun ada pembatasnya, yaitu sesuai kadarnya saja dan tidak boleh berlebih lebihan.

فمن شروط هذه القاعدة: أن تكون الضرورة تندفع بفعل المحظور. فإن لم تندفع، لم يجز فعل المحظور. ومثلوا له بالظمآن الذي لايجد إلا ماء خمر، الذي لا يجد إلا الخمر، فهذا لايجوز له تناول الخمر؛ لأن الخمر لا يبعد الظمأ، وإنما يزيد الإنسان ظمأً إلى ظمئه. فالمحظور هنا زاد الضرورة، ولم يدفعها .

Termasuk syarat dari kaidah ini adalah, syarat pertama hendaknya kondisi genting, gawat, dan bahaya tersebut bisa hilang dengan mengerjakan hal yang haram tersebut , jika tidak bisa hilang keadaan genting tersebut maka tidak boleh mengerjakan hal yang haram tersebut, ahlul fiqh memberikan misal: 

Orang yang sangat kehausan dan tidak mendapati air kecuali khamer (minuman keras) maka ini tidak boleh diambil untuk di minum karena khamer, karena minuman keras tidak menghilangkan dahaga dan haus, bahkan akan membuat orang tersebut semakin kehausan dan semakin dahaga, maka hal yang haram disini malah justru menambah bahaya dan tidak bisa menghilangkan bahaya.

Begitu pula dengan perlakuan si gadis terhadap si kakek, yang bukan tidak mungkin si kakek akan ketagihan dan ini bukan menghilangkan bahaya, tetapi malah menambah bahaya.
Al-Mughni Al-Muhtaj, Juz IV Hlm. 215 :

اعْلَمْ أَنَّ مَا تَقَدَّمَ مِنْ حُرْمَةِ النَّظَرِ وَالْمَسِّ هُوَ حَيْثُ لاَ حَاجَةَ إلَيْهِمَا وَأَمَّا عِنْدَ الْحَاجَةِ فَالنَّظَرُ وَالْمَسُّ (مُبَاحَانِ لِفَصْدٍ وَحِجَامَةٍ وَعِلاَجٍ) وَلَوْ فِيْ فَرْجٍ لِلْحَاجَةِ الْمُلْجِئَةِ إلَى ذَلِكَ؛ ِلأَنَّ فِي التَّحْرِيْمِحِيْنَئِذٍ حَرَجًا، فَلِلرَّجُلِ مُدَاوَاةُ الْمَرْأَةِ وَعَكْسُهُ، وَلْيَكُنْ ذَلِكَ بِحَضْرَة مَحْرَمٍ أَوْ زَوْجٍ أَوْ امْرَأَةٍ ثِقَةٍ إنْ جَوَّزْنَا خَلْوَةَ أَجْنَبِيٍّ بِامْرَأَتَيْنِ، وَهُوَ الرَّاجِحُ....... “

Tidak bisa memakai yang di kitab Mughni ini, karena di situ konteksnya "hajat", sedang hajat itu menurut ahli kaidah disamakan dengan darurat. Sedangkan yang ada dalam pertanyaan sama sekali tidak ada darurat.

Kesimpulannya berdasarkan ibarah yang disertakan adalah "haram" untuk wanita ajnabiyah bekerja merawat dan memandikan si kakek, apalagi membuat kakek syahwat saat dimandikan.
Solusi:

  1. Meminta agent untuk mengganti pekerjaan lain;
  2. Kalau lihat sikon saat ini tidak memungkinkan untuk menghindari ya sementara kalau belum dapat pekerjaan lain ya tetap bekerja di situ dulu sambil cari pekerjaan yang aman secara syariat. Harus ada niat dan usaha semaksimal mungkin untuk menghindarinya atau setidaknya meminimalkan .
  3. Usahakan cari pekerjaan lain. Wallaahu A'lamu Bis Showaab. []

Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 1 Februari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.
__________________
Editor: Kholaf Al Muntadar