Bentuk Fisik Para Nabi dan Rasul

 
Bentuk Fisik Para Nabi dan Rasul

LADUNI.ID - Gambaran wajah dan bentuk fisik para nabi yang akan dijelaskan dalam tulisan ini diambil dari kitab Al-Baihaqi yang bernama “Dala-il An-Nubuwwah”.

Dalam riwayat tersebut, bukan hanya informasi seperti apa wajah, rupa dan bentuk fisik para nabi yang bisa kita bayangkan, tetapi juga ada kisah yang menunjukkan mukjizat Nabi Muhammad ﷺ yang akan semakin menguatkan keyakinan kita bahwa beliau memang benar-benar utusan Allah, sekaligus ada kisah karomah shahabat nabi yang mulia yang bernama Hisyam bin Al-‘Ash. Kisah ini juga memberi pelajaran kepada kita betapa dahsyatnya fitnah dunia yang bisa membuat orang menutupi mata batinnya yang bersih dan memilih menjual akhirat untuk dunia yang fana.

Bagaimanakah riwayatnya?

Tokoh utama yang bercerita dalam riwayat ini shahabat nabi yang bernama Hisyam bin Al-‘Ash. Beliau adalah putra dari tokoh kafir Quraisy terkenal yang bernama Al-‘Ash bin Al-Wail. Hisyam bin Al-‘Ash juga saudara kandung dari shahabat Nabi ﷺ yang lain yang terkenal sebagai politikus ulung dan negarawan jenius yang bernama ‘Amr bin Al-‘Ash.

Ceritanya, (nampaknya kisah ini terjadi pada masa kekhalifahan Abu Bakar) Hisyam bin Al-‘Ash dengan salah seorang shahabat Nabi ﷺ yang lain pergi ke Syam untuk mendakwahi Heraklius, penguasa Romawi itu agar masuk Islam.

Ketika Hisyam bin Al-‘Ash dan kawannya sampai di dekat ruangan mewah Heraklius, mereka memarkir kendaraannya, kemudian berseru keras “Laa-Ilaha Illallah Wallahu Akbar!” Lalu terjadi keajaiban. Ruangan Heraklius bergetar dan bergoyang hebat seakan-akan pelepah kurma yang dihembus angin kencang.

Kemudian mereka masuk menemui Heraklius. Ketika sudah di dalam terjadilah beberapa percakapan dan di antara yang ditanyakan Heraklius adalah kalimat paling agung yang diyakni kaum muslimin. Mendengar pertanyaan itu Hisyam bin Al-‘Ash dan kawannya menjawab “Laa-Ilaha Illallah Wallahu Akbar!” saat itu juga terjadi keajaiban lagi. Ruangan Heraklius kembali bergetar dan bergoyang hebat seperti tadi.

Heraklius bertanya, “Apakah rumah-rumah orang Islam juga selalu bergetar hebat setiap kali diucapkan kalimat tersebut”? Hisyam bin Al-‘Ash menjawab bahwa itu tidak pernah terjadi. Mereka sendiri heran karena kalimat itu hanya memiliki pengaruh demikian pada saat berada di ruangan Heraklius. Mendengar pengakuan mereka, Heraklius semakin heran dan malah kuatir bahwa memang agama yang mereka bahwa itu adalah agama yang benar.

Lalu Heraklius memuliakan mereka dan menempatlan mereka di sebuah tempat tinggal yang nyaman dengan hidangan yang lezat. Kemudian pada hari ketiga, tepatnya di malam hari, Heraklius memanggil Hisyam bin Al-‘Ash dan kawannya lalu mengajak mereka untuk memasuki sebuah bangunan besar yang disepuh dengan emas yang memiliki banyak kamar.

Kemudian Heraklius membuka gembok pada pintu salah satu kamar. Ketika sampai di dalam, Heraklius mengeluarkan lembaran sutera berwarna hitam lalu membentangkannya. Ternyata di sana ada lukisan manusia bertinta merah. Sosok tersebut memiliki mata besar (dhokhmul ‘ainain), dua pinggul yang besar (‘adzimul alyatain), dan berleher panjang. Sosok ini tidak berjenggot dan memiliki dua jalinan rambut yang indah dan sangat lebat. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Adam ‘alaihissalam”.

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera hitam dan membentangkannya. Ternyata di sana ada lukisan orang bertinta putih. Rambutnya halus bagaikan bulu kucing, kedua matanya merah (ahmarul ‘ainain), memiliki tempurung kepala yang besar (dhokhmul hamah), dan berjenggot indah. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Nuh ‘alaihissalam”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera hitam. Ternyata di sana ada lukisan seorang lelaki yang sangat putih, bermata indah, berdahi licin, berpipi tirus, dan berjenggot putih. Roman mukanya seakan-akan tersenyum. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Ibrohim ‘alaihissalam”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera hitam. Ternyata disana ada lukisan putih, dan demi Allah -kata Hisyam bin Al-‘Ash- ternyata itu adalah gambar Rasulullah ﷺ ! Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Iya. Itu adalah Muhammad Rasulullah ﷺ” kemudian dua shahabat itu menangis. Heraklius seperti terhenyak, sehingga dalam posisi berdiri, dia langsung terduduk. Dia bertanya, “Demi Tuhan, apakah itu memang dia?” Hisyam bin Al-‘Ash dan kawannya menjawab, “Iya, memang beliau”. Lalu Heraklius tercenung sesaat sambil memandangi lukisan itu sambil berkata, “Sebenarnya ini kamar terakhir, tapi sengaja kupercepat untuk mengetahui apakah kalian memiliki informasi yang aku cari”.

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera hitam. Ternyata di sana ada lukisan berwarna sawo matang yang cenderung hitam. Sosok yang tampak adalah seorang lelaki yang berambut sangat keriting, bermata cekung, tatapan matanya tajam, berwajah masam, giginya bertumpuk, dan bibirnya mengerut seakan-akan dia marah. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Musa ‘alaihissalam”. Di dekatnya ada gambar lelaki yang mirip dengan beliau, hanya saja rambutnya seperti berminyak, berdahi lebar, dan matanya sedikit juling. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Harun bin ‘Imron”.

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera putih. Ternyata di dalamnya ada gambar lelaki yang berkulit sawo matang, berambut lurus, dan berperawakan sedang. Sikap tubuhnya sekaan-akan marah. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Luth ‘alaihissalam”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera putih. Ternyata di dalamnya ada gambar lelaki yang berkulit putih agak kemerah-merahan. Hidungnya mancung, bertulang pipi tipis, dan berwajah tampan. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Ishaq ‘alaihissalam”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera putih. Ternyata di dalamnya ada gambar lelaki yang mirip dengan Ishaq, hanya saja di bawah bibirnya ada tahi lalat. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Ya’qub ‘alaihissalam”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera hitam. Ternyata di dalamnya ada gambar lelaki yang berkulit putih yang sedikit cenderung merah, berwajah tampan, berhidung mancung, berperawakan ideal. Wajahnya bercahaya dan tampak wajah yang teduh nan khusyu’ pada romannya. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Isma’il, kakek nabi kalian”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera putih. Ternyata di dalamnya ada gambar lelaki yang mirip dengan Adam, dan berwajah seakan-akan matahari. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Yusuf ‘alaihissalam”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera putih. Ternyata di dalamnya ada gambar lelaki berkulit kemerahan, betisnya kecil, bermata sipit (akhfasyul ‘ainain), berperut besar, berperawakan sedang dan menyandang pedang. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Dawud ‘alaihissalam”.

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera putih. Ternyata di dalamnya ada gambar lelaki berpinggul besar, berkaki panjang dan menunggang kuda. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Sulaiman bin Dawud ‘alaihissalam”

Lalu Heraklius membuka pintu kamar yang lain dan mengeluarkan lembaran sutera hitam. Ternyata di dalamnya ada gambar bertinta putih yang melukiskan seorang pemuda yang sangat hitam jenggotnya, berambut lebat, dan bermata indah. Lalu Heraklius bertanya, “Apakah kalian mengenal orang ini?” Mereka menjawab, “Tidak”. Heraklius berkata, “Ini adalah Isa bin Maryam ‘alaihissalam”

Rupanya Heraklius sudah mendapatkan bukti yang sangat kuat bahwa Nabi Muhammad ﷺ memang- benar-benar utusan Allah. Sayang, ikatan posisinya sebagai Kaisar Romawi mencegahnya untuk beriman kepada Rasulullah ﷺ. Kendati demikian Hisyam bin Al-‘Ash dan kawannya tetap dimuliakan dan diberi hadiah, lalu dilepas dengan penuh penghormatan.

Ketika Hisyam bin Al-‘Ash dan kawannya pulang dan bertemu Abu Bakar, maka mereka menceritakan kisah tersebut. Maka Abu Bakar menangis dan berkata, “Kasihan dia (Heraklius). Seandainya Allah berkehendak kebaikan kepadanya, niscaya dia sudah melepaskan jabatannya dan beriman kepada Nabi ﷺ. Rasulullah ﷺ pernah menceritakan kepada kami bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani itu sebenarnya sudah tahu sifat-sifat dan deskripsi fisik Rasulullah ﷺ berdasarkan sumber-sumber mereka sendiri”.

Kisah ini disebutkan Al-Baihaqi dalam “Dala-il An-Nubuwwah”. Status riwayat ini diperselisihkan. Hanya saja Ibnu Katsir mencantumkannya dalam tafsirnya dan mengatakan “isnaduhu la ba’sa bihi”. Ibnu Qoyyim juga memakainya dalam kitab “Hidayatu Al-Huyaro” tanpa mengkritik dan juga tidak mendhoifkannya. Tidak masalah mengambil riwayat dengan kualitas seperti ini untuk kepentingan i’tibar/mengambil ibroh/mengambil pelajaran karena bukan persoalan halal-haram

Oleh; Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)