Saat Kufur Berubah Menjadi Iman

 
Saat Kufur Berubah Menjadi Iman

LADUNI.ID - Kekufuran dan keimanan adalah dua hal yang secara tegas bertolak belakang dalam hal yang paling prinsipil: Allah. Kufur adalah inkar kepada Allah, sedangkan iman adalah yakin dan tunduk kepadaNya.

Keduanya tidak hanya bertolak belakang, tapi juga saling menghalangi. Kekufuran menjadi penghalang keimanan. Sebaliknya, keimanan adalah benteng kokoh yang menjauhkan dari kekufuran.

Tapi, Allah Yang Maha Merubah hati dan Maha Pemberi Hidayah bisa dengan gampang merubah kekufuran menjadi keimanan. Allah dengan mudah merubah keingkaran kepadaNya menjadi keyakinan kepadaNya.

Ini adalah bukti bahwa Allah itu Muqallib al-qulub, Maha Mebalikkan Hati. Dengan kekuasaanNya, hati tidak hanya dibuat berubah dan beralih, tapi lebih dari itu, yaitu berbalik. Hati yang begitu kufur kepadaNya bisa berbalik menjadi begitu yakin dan tunduk kepadaNya.

Inilah salah satu pesan dari kisah para tukang sihir Fir'aun yang diabadikan dalam al-Qur'an surat as-Syu'ara: 41-51. Mereka begitu dalam mengimani kebenaran dan kebesaran Allah justru pada puncak kekufuran mereka padaNya.

Mereka berani berbalik menentang dan menantang Fir'aun justru ketika mereka datang untuk mendukungnya dalam pembangkangan kepada Allah. Mereka bahkan berbalik mengimani dan mengikuti Nabi Musa justru pada saat mereka berkumpul untuk menghabisinya.

Mereka adalah para tukang sihir pilihan dari seantero Mesir ketika itu. Diundang oleh Fir'aun untuk beradu sihir mengeroyok Musa seorang diri. Kalau menang mereka tidak hanya mendapat upah besar, tapi juga akan menjadi orang dekat sang tuhan tertinggi bernama Fir'aun.

Tapi apa yang kemudian terjadi? Dengan izin Allah, mereka menyaksikan Musa melakukan sesuatu yang tak terjangkau oleh ilmu dan fantasi sihir mereka yang paling liar sekalipun: tongkatnya menelan segala kreasi sihir mereka.

Dengan ilmu sihir yang mereka miliki, mereka langsung sadar bahwa Musa bukan lawan dan tandingan mereka. Saat itu juga, di depan mata Fir'aun yang mengaku sebagai Tuhan, mereka sujud kepada Allah SWT.

Disinilah tangan al Haadi Sang Pemberi Hidayah dan Sang Muqallibal Qulub bekerja. Dengan kehendakNya, mereka yang datang karena ketundukan kepada Fir'aun, justru di hadapannya dan disaksikan oleh lautan massa mengikrarkan kekufuran kepadanya dan keimanan kepada Allah.

Tidak hanya itu, Allah kemudian memantapkan hati dan keyakinan mereka sekeras cadas sekokoh gunung. Ancaman Fir'aun yang akan menyalib dan memotong kaki tangan mereka tidak sedikitpun menggoyahkan iman mereka. "Silahkan saja. Toh, (apapun jalan kematian kami) kepada Allah jua kami kembali" jawab mereka dengan mantap.

Mereka para tukang sihir ini adalah pelajaran buat kita, bahwa Allah adalah pengendali hati menuju hidayah-Nya. Ketika dikehendakiNya, hati yang paling kufur dan inkarpun akan berbalik iman kepada-Nya.

Oleh : Nasaruddin Idris Jauhar

Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya 

 

 

Tags