Menguak Asal Usul Demontrasi dalam Islam #1

 
Menguak Asal Usul Demontrasi dalam Islam #1

LADUNI.ID, KOLOM- SALAH SATU cara sebagian masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya dengan jalan berdemontrasi. Apakah demo itu ada dalam Islam? Berbicara masalah demo, tahukah anda bagaimanakah sejarah demo itu dan siapakah orang yang pertama kali berdemo di dalam Islam?

Dalam sejarah Islam, aksi demo pertama kali dilakukan oleh kelompok pemberontak yang ingin menggulingkan khilafah yang sah, khalifah Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu anhu. Adapun dalang utama dibalik aksi demo pertama tersebut adalah seorang Yahudi yang licik yang sudah lama menebarkan virus kebencian di kalangan umat Islam saat itu.

Para pendemo menuntut Amirul Mukmimin Khalifah Sayyidina Utsman bin Affan untuk mundur dari jabatannya atau jika tidak mau maka akan mati dibunuh. Para pendemo melancarkan aksinya dengan mengepung rumah Sayyidina Utsman bin Affan dan memberikan ultimatum, mengundurkan diri atau dibunuh. 

Menanggapi fitnah para pendemo, Sayyidina Utsman bin Affan tetap pada pendiriannya yang tidak mau menanggalkan kekhalifahannya. Beliau teringat pesan Rasulullah SAW yang memang sudah diketahuinya bahwasanya nanti akan datang fitnah yang menimpanya.

Ketika fitnah itu datang, Rasulullah berwasiat agar beliau tetap berada pada posisinya dan bersabar. Adalah hal yang mudah baginya untuk menumpas habis para pendemo yang memberontak itu.

Sahabat-sahabat Nabi SAW pun sudah bersiap diri menawarkan bantuan untuk memberantas para pendemo tetapi ditolaknya.

Sayyidina Utsman bin Affan tidak ingin menjadi orang pertama yang menumpahkan darah di kalangan umat Islam sepeninggal Rasulullah SAW. Ia kembali teringat wasiat Rasulullah SAW untuk tetap bersabar menghadapi fitnah tersebut.

Ia pun sudah mengetahui dirinya nanti akan dibunuh seperti yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW semasa hidup. 

Seakan tidak mau kalah, para pendemo terus menerus melancarkan aksinya melakukan pengepungan sampai berlanjut hingga 40 hari. Sementara Sayyidina Utsman tetap bersabar berpegah teguh pada pendiriannya yang tidak mau melawan dan tidak mau menanggalkan jabatannya.

Ini dilakukan semata-mata demi sang kekasih yakni Rasulullah SAW bukan karena dirinya takut terhadap para pendemo yang memberontak.