Tarbiyah Anak Zaman Now Berbasis Islam

 
Tarbiyah Anak Zaman Now Berbasis Islam

 

LADUNI.ID, KOLOM- Di era globalisasi sekarang ini, dunia semakin sempit, kemajuan ilmu dan teknologi semakin pesat dan menimbulkan berbagai dampak dalam seluruh kehidupan manusia baik dampak yang bersifat positif maupun negatif. Adapun dampak negatif yang timbul dari arus globalisasi yaitu hancurnya nilai-nilai tradisional yang selama ini kita agung-agungkan.

Pergaulan antara individu dalam sebuah komunitas manusia semakin renggang dan berjarak, padahal pada saat-saat yang sama sekat-sekat jarak telah dihapuskan oleh adanya jejaring sosial semisal facebook, twitter, atau BBM, yang dekat jadi tidak hangat, yang jauh justru terasa di depan mata. manusia menjadi teralienasi dengan lingkungan. Mereka seperti para artis yang asyik dengan dirinya sendiri. Disisi lain, dampak buruk globalisasi telah mengakibatkan dekadensi moral yang demikian hebat. Pergaulan bebas manusia yang berlainan jenis membuat sebagian kita hanya mampu mengelus dada.

Diakui atau tidak saat ini, krisis yang nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik kita yang paling berharga, yaitu anak-anak, krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka kekerasan terhadap anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek dan penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, pemerkosaan, perampasan dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Dalam kondisi dan keadaan seperti ini, pendidikan karakter menjadi sangat penting dan berguna.

Institusi pendidikan yang hadir dari sekolah atau madrasah, keluarga dan lingkungan sosial, dituntut menjadi teladan dan modeling bagi proses pembelajaran dan pendidikan peserta didik, hal tersebut disebabkan praktik pendidikan disetiap jejaringnya bukan sekedar pengembangan nalar peserta didik tetapi juga adalah pembentukan akhlak al-karimah dan akal yang berbudi. Pendidikan Islam mutlak harus bertujuan untuk penghambaan dan aktualisasi terhadap peran dan posisi kekhalifahan manusia di muka bumi (khalifullah fil ardi).

 Krisis karakter dan watak bangsa saat ini terkait erat dan semakin tidak adanya harmoni di dalam keluarga. Masih banyak keluarga mengalami disorientasi, bukan hanya menghadapi limpahan materi atau sebaliknya kesulitan ekonomi, tetapi penyebabnya karena sebuah globalisasi dan gaya hidup yang tidak selalu kompatibel dengan nilai, moral dan agama, sosial budaya nasional maupun budaya lokal. Pendidikan akhlak al-karimah termasuk pembinaan watak, karakter siswa.

Akan tetapi pada dewasa ini, berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh dunia sosial, salah satunya di dunia pendidikan Islam yaitu kurangnya sikap akhlakul karimah dari pada seorang anak peserta didik pada usia dini. Pembinaan watak karakter peserta didik yang termasuk pendidikan akhlak al karimah yang bahkan sampai dengan proses pendidikan diperguruan tinggi, sejak lama tidak mendapat perhatian serius dalam prakter pendidikan di Indonesia, kalaupun terdapat juga jam mata pelajaran agama dan akhlak hanyalah sebagai pengetahuan bukan diamalkan dengan baik.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik secara langsung dalam upaya membantu peserta didik mengulasi tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Sedangkan pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus yang intinya merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berfikir rasional) dan ranah skill (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat dan kerja sama)

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan penyelenggaraan pendidikan pada pasal 17 ayat 3 menyebutkan bahwa, pendidikan dasar termasuk sekolah bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi:

  1. Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Berakhlak mulia dan berkepribadian luhur.
  3. Berilmu, cakap, kritis, kreatif dan inovatif.
  4. Sehat, mandiri dan percaya diri.
  5. Toleran, peka, sosial, demokratis dan bertanggung jawab.

Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan disetiap jenjang sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.

Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan melalui proses pengalaman nyata. Hanya pengalaman nyatalah yang memungkinkan anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu dan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak.

Pada masa usia dini  anak mengalami masa keemasan (the golden years) yaitu masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan motorik, bahasa, emosional, agama dan moral.

Pada awalnya orang tua dan keluarga adalah sekolah atau pendidikan pertama bagi anak. Anak yang lahir bersih seperti kertas putih akan mendapatkan celupan warna dari orang tua dan orang-orang dekat atau keluarga. Dalam perkembangannya, anak membutuhkan peran orang tua antara lain sebagai pemelihara mental dan fisik, peletak dasar kepribadian yang baik, pembimbing, pemberi fasilitas dan motivator untuk mengembangkan diri, menciptakan suasana nyaman dan kondusif bagi pengembangan diri anak-anak. Oleh karena itu orang tua harus membimbing anaknya untuk mengenal dan menghadap kepada Allah sejak usia dini sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Qur`an surat al-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (al-Tahrim [66] : 6)"

Perintah untuk menjaga diri sendiri dan keluarga dari siksa neraka. Ayat tersebut apabila ditinjau dari segi pendidikan, ialah tuntutan kepada semua orang beriman untuk mendidik diri dan keluarganya untuk memiliki kekuatan jiwa yang mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan manusia kepada kesesatan, perbuatan-perbuatan yang menarik kepada durhaka kepada Allah yang akhirya akan berakibat pada penderitaan yaitu siksa neraka.

 

***Helmi Abu Abakar El-Langkawi, dikutip dari berbagai sumber