Konservatisme Islam dan Soal Penafsir Qur'an

 
Konservatisme Islam dan Soal Penafsir Qur'an

LADUNI.ID - Pernah ada fase (dan itu lama sekali) di mana Qur'an hanya menjadi bacaan para elite Islam, yaitu mereka yang mengerti tata bahasa Arab dengan baik dan menguasai sederet ilmu tradisional Islam yang diperlukan.

Namun, zaman terus berubah. Standar dan kualifikasi akademis lama sudah banyak dihancurkan, sehingga siapa saja sekarang bisa disebut ulama dan siapa saja juga boleh menafsirkan Qur'an.

Kelompok Islam konservatif yang biasanya paling kokoh membentengi Qur'an dari campur tangan kalangan awam, sekarang sudah mulai goyah. Mereka tak lagi menolak misalnya jika wilayah tafsir Qur'an dimasuki umat non-muslim. Bahkan tak mempersoalkan jika ada yang berkata; kitab suci adalah fiksi.

Ini menunjukkan betapa tak mudahnya merawat konservatisme Islam secara istiqomah. Konservatisme yang selama ini dijunjung tinggi dan dijaga dengan sepenuh jiwa-raga akhirnya jebol juga mungkin kena hantaman soal-soal ekonomi, sosial dan politik.

Memang tak ada yang abadi di dunia ini, termasuk di dunia pemikiran. Semuanya fana' termasuk konservatisme. كل من عليها فان ويبقى وجه ربك ذو الجلال والاكرام.

Oleh : ABdul Moqsith Ghazali