Allah Mencintai Bilangan Ganjil, Semoga Pemilik Nomor Ganjil yang Terbaik di Tahun Ganjil Ini?

 
Allah Mencintai Bilangan Ganjil, Semoga Pemilik Nomor Ganjil  yang Terbaik di Tahun Ganjil Ini?

LADUNI. ID, KOLOM-ALLAH SWT menciptakan sesuatu itu tidak sia-sia dan mempunyai bermacam hikmah yang terkandung di dalamnya. Allah menciptakan sesuatu juga berpasangan siang malam, laki-laki dan perempuan begitu juga ganjil berpasangan dengan genap.

Fenomena ganjil dibanding dengan genap ada nilai tersendiri yang dimiliki ruang lingkup ganjil. Allah SWT juga mencintai bilangan ganjil. Ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah kutipan hadits: 

إنَّ اللهَ وِتْرٌ، يُحِبُّ الْوِتْرَ

“Allah itu witir (ganjil/tunggal), dan menyukai bilangan yang ganjil.”

Oleh sebagian kalangan, tak terkecuali kalangan ulama, menyebutkan angka ini menunjukkan bahwa angka ganjil, seakan-akan “lebih dicintai oleh Tuhan”.

Tentunya prasangka dan nalar semacam ini bisa bertebaran kapan saja, hal yang barangkali perlu dibincangkan kembali adalah pemahaman hadits “Allah itu ganjil, menyukai bilangan yang ganjil” tersebut.

Kutipan hadits di atas, merupakan bagian dari riwayat yang dinilai ulama sebagai hadits yang shahih. Hadits ini tercatat dalam Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, dan jika ditelusuri lagi, banyak dimuat dalam kitab hadits lainnya – dengan berbagai variasi redaksi dan sanad.

Dalam hadits yang lain juga diungkapkan dua pembahasan: penjelasan seputar al-Asmaul Husna yang jumlahnya 99, dan anjuran untuk melakukan shalat witir. Semisal dalam hadits berikut yang dicatat dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim tentang al-Asmaul Husna:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا، مَنْ حَفِظَهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَإِنَّ اللهَ وِتْرٌ، يُحِبُّ الْوِتْرَ»

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda: “Allah memiliki 99 nama, siapa yang menjaganya akan masuk surga. Allah itu ganjil (esa), dan menyukai bilangan yang ganjil.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Pendapat tentang ini seperti juga dicatat oleh Syekh Mahmud Al-Aini, dalam ‘Umdatul Qari Syarh Shahih al-Bukhari tentang indikasi Allah lebih mengutamakan bilangan ganjil:

يفضله فِي الْأَعْمَال وَكثير من الطَّاعَات وَلِهَذَا جعل الله الصَّلَوَات خمْسا وَالطّواف سبعا وَندب التَّثْلِيث فِي أَكثر الْأَعْمَال وَخلق السَّمَوَات سبعا وَالْأَرضين سبعا وَغير ذَلِك.

“…Allah mengunggulkan bilangan ganjil dalam pelbagai hal, serta banyak cara ibadah. Allah menjadikan shalat lima waktu, tawaf dengan tujuh putaran, dan anjuran untuk melakukan beragam kesunnahan dengan tiga kali (semisal wudhu). Juga Allah menciptakan langit bumi yang tujuh tingkat, dan lain sebagainya…” (‘Umdatul Qari Syarh Shahih al-Bukhari, Juz 23 Hal. 29. Beirut – Dar Ihya Turats)

Demikianlah persoalan pemahaman al-witru sebagai bilangan ganjil, karena beragam ibadah disyariatkan dan dianjurkan dengan jumlah yang ganjil. Tapi rupanya hal itu tidak menunjukkan bahwa Allah menyukai bilangan ganjil di luar anjuran seputar ibadah yang telah disebutkan.

Sementara Imam As Suyuthi mengenai fenomena ganjil, beliau menjelaskan:

يحب الوتر أي يفضله في كثير من الطاعات والمخلوقات كالطواف والسعي والجمار والطهارة وكالسماوات كما والأرضين والبحار ، وأيام الأسبوع

(Dia menyukai witr) yaitu melebihkannya dalam banyak hal: ketaatan, makhluk ciptaan, thawaf, sa’iy, jumrah, bersuci, lapisan langit, bumi, lautan, dan hari-hari dalam sepekan. (Imam As Suyuthi, Ad Dibaj ‘Ala Muslim, 6/46)

Berdasarkan pembahasan di atas bahwa kesukaan Allah ﷺ terhadap yang ganjil terlihat dalam banyak hal, seperti dzikir, ibadah, nama-namaNya, dan sebagainya. Jika ini mau dipraktekkan dalam sisi kehidupan lainnya tentu bagus-bagus saja, dalam rangka ikut menyukai apa yang disukaiNya.

Sekarang ini di negara kita tepatnya tahun ganjil 2019 akan berlangsungnya pesta demokrasi rakyat, pemilu, salah satu fenomena yang sedang menghangatnya capres dibandingkan pemelihan anggota legislatif. Pesta demokrasi capres-cawapres kali ini hanya diwakili dua nomor genap dan ganjil dengan nomor urut satu atas nama Jokowi-KH. Ma’ruf Amin dan nomor dua Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Nomor ganjil juga dikaitkan dengan dunia politik menjadi pembahasan untuk capres, nomor urut satu sebagai nomor ganjil sebagian orang mengasumsikan dengan yang terbaik dari pada nomor genap. Salah satu alasannya Allah SWT itu mencinta yang ganjil. Akankah nomor ganjil di tahun ganjil pula akan menjadi yang terbaik?

***Helmi Abu Bakar el-Langkawi, Wallahu Alam Bishawab, dikutip dari berbagai sumber