Biografi KH. Muhammad Said Budairy

 
Biografi KH. Muhammad Said Budairy

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Kiprah di Nahdlatul Ulama
3.2  Terjun Ke Politik

4.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Muhammad Said Budairy lahir menjelang subuh pada tanggal 12 Maret 1936 M. Beliau merupakan anak ketiga dari pasangan KH. Budairy bin KH. Idris dengan Nyai Hj. Mutmainnah binti KH. Ali Murtadlo.

Kelahirannya disambut gembira oleh keluarga besar dan menjadi rebutan untuk memberikan nama, KH. Idris memberi nama Tohir, namun kemudian yang digunakan adalah nama Muhtarom pemberian KH Alwi Murtadho.

Nama Muhammad Said Budairy adalah nama pengganti karena Muhtarom bayi sering sakit-sakitan. Menurut tradisi jawa, sakit-sakitan si bayi karena keberatan dengan yang diberikan. Hingga suatu hari datanglah seorang Kyai dari Gentong, Pasuruan. Beliaulah yang mengganti nama Muhtarom dengan Said “Muhammad Said Budairy”.

1.2 Riwayat Keluarga
KH. Muhammad Said Budairy menikahi dengan Nyai Hj. Hayatun Nufus. dari pernikahanya, beliau dikarunia 3 orang anak.

1.3 Wafat
KH. Muhammad Said Budairy wafat hari Senin, 30 November 2009. Jenazah beliau dimakamkan sore hari di area pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
KH. Said menempuh pendidikan agama di Pesantren Bungkung Singosari. Sementara pendidikan umum didapat dari Madrasah lbtidaiyah Nahdlatul Ulama, Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama, dan SMA. Saat di Malang mengalami situasi sosial dan pemerintahan penuh gejolak, jalan-jalan dikuasai para ”Iaskar rakyat” pada 1947 M, Said mengungsi ke Kediri di rumah KH. Abu Suja. Di sana dia sempat mengaji.

2.2 Guru-Guru

  1. KH. Budairy (ayah),
  2. KH. Abu Suja Kediri.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwa

3.1 Kiprah di Nahdlatul Ulama
Keterlibatan KH. Muhammad Said Budairy di NU sudah sejak kecil. Semasa kanak-kanak, beliau aktif di Athfal, organisasi kepanduan di bawah Gerakan Pemuda Ansor. Beliau juga salah satu pendiri lkatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan pada 1954 menjadi ketua cabang Kabupaten Malang.

Saat muktamar pertama IPNU pada 28 Februari 1955 M. di Malang, beliau bertemu Presiden Soekarno dan tokoh utama NU antara lain KH. Wahab ChasbullahKH. Masykur dan KH. Zainui Arifin. Tahun 1959 hingga 1961 beliau menjadi sekretaris perwakilan pimpinan pusat IPNU.

Pada tanggal 17 April 1960 M. di Kaliurang, Yogyakarta, bersama 12 pemuda, pelajar, dan mahasiswa NU, Kyai Said turut mendirikan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Hingga akhirnya beliau dipercaya sebagai salah satu pelopor berdirinya organisasi mahasiswa NU yang kemudian disepakati dengan nama PMII.

Kyai Said Budairy adalah cerminan sosok aktivis dengan tingkat keilmuan yang luas. Beliau juga tidak diragukan lagi soal loyalitasnya terhadap organisasi.

Kyai Said Budairy tidak hanya dikenal di lingkungan PMII atau NU saja. Namun beliau juga dikenal di komunitas lain. Beliau merupakan sosok jurnalis cerdas yang sering memunculkan ide-ide cemerlang.

3.2 Terjun ke Politik
Keaktifannya di Nahdlatul Ulama menghantarkan KH. Muhammad Said Budairy menjadi anggota DPR-GR/MPRS dari Fraksi NU. Beliau pernah menjadi anggota MPR-RI (Badan Pekerja) Praksi PPP.

4. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: NU Online

Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 30 November 2023, dan kembali diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 12 Maret 2024.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya