Dubai Miliki Panel Surya Terbesar di Dunia

 
Dubai Miliki Panel Surya Terbesar di Dunia

LADUNI.ID, Dubai - Sebagaimana diketahui, Dubai merupakan salah satu negara yang berada di gurun pasir Timur Tengah dengan tingkat pancaran sinar matahari yang berlimpah. Guna memanfaatkan hal tersebut, Dubai sedang membangun panel surya terbesar di dunia yang berlokasi di gurun pasir negara tersebut. Lokasi pembangunan tersebut nantinyan akan di beri nama Taman Panel Surya Mohammed bin Rashid Al Maktoum yang akan menjadi ikon baru Uni Emirat Arab (UEA).

Sementara itu, citra satelit menunjukkan skala yang sangat besar di mana panel surya terbentang dari timur ke barat yang dikelilingi pembangkit listrik. Jika selesai dibangun, Dubai Energy and Water Authority (DEWA) mengungkapkan investasi senilai USD13,6 miliar bisa memasok energi untuk 1,3 juta rumah dan mengurangi emisi karbon sebanyak 6,5 ton per tahun.

Ladang panel surya itu dimulai diumumkan ke publik pada 2012 dan akan selesai proyek pembangunannya pada 2030. Taman panel surya 5.000 megawatt akan selesai tiga kali lebih lama dibandingkan Burj Khalifa. Fase pertama dan kedua sudah selesai dengan 2,3 panel surya dengan kapasitas 213 megawatt. Fase tiga yang masih dalam proyek konstruksi memasang 3 juta panel surya dan 800 megawatt akan selesai pada 2020. kini, proyek tersebut memasuki tahap keempat dan mungkin ini akan menjadi tahapan yang paling ambisius.

Menurut Direktur Pelaksana DEWA Saeed Al-Tayer, proyek tersebut menandai batu loncatan untuk pentingnya energi bersih dan terbarukan. Itu juga akan mempromosikan penggunaan energi yang seimbang untuk pembangunan dan lingkungan. “Taman surya itu akan menghasilkan 5.000 megawatt pada 2030. Itu akan memasok listrik ke wilayah seluas 44 km persegi dan memecahkan rekor dunia,” terang Al-Tayer.

DEWA mengklaim program itu memiliki menara pembangkit listrik tenaga surya (CSP) terbesar di dunia. Program itu menggunakan cermin yang disebut dengan heliostats untuk fokus pada menara tertinggi untuk bisa menangkap panas. Nantinya, panas akan digunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik.

“Secara khusus, CSP lebih efisien karena lebih tinggi dibandingkan photovoltaics dan bisa menyimpan energi lebih panas dibandingkan baterai. “Penyimpanan energi panas itu 10 kali lebih murah dibandingkan penyimpanan energi listrik,” ungkap Christos Markides,  seorang profesor energi ramah lingkungan di Imperial College London.. 

Secara umum, CSP mampu menghasilkan listrik tanpa matahari dan bisa bekerja pada malam hari. Menara Dubai itu mampu menyimpan panas selama 15 jam dan menyediakan pasokan listrik selama 24 jam. CSP memiliki tinggi mencapai 260 meter dan dikelilingi oleh 70.000 heliostat. Menara CSP dengan kekuatan 100 megawatt ditambah dengan parabola dan photovoltaics akan menyuplai 850 megawatt. 

Selanjutnya, pada tahap kelima 900 megawatt photovoltaics akan resmi beroperasi pada 2021. Awal April lalu, sebagaimana dilansir dari Arabian Business, proyek pembangunan Menara CSP sudah dimulai. Ini akan menjadi simbol transformasi Dubai menjadi pusat energi terbarukan dan ramah lingkungan. Menurut CEO DEWA Saeed Mohammed Al-Tayer, CSP itu akan menjadi penghasil listrik independen dan menjadi CSP terbesar di dunia.

Nantinya, jika kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 1.963 megawatt dari fase pertama hingga keempat, maka taman panel surya Mohammed bin Rashid Al Maktoum Solar Park menempati posisi terbesar di dunia, yang akan mengalahkan India dan China. “CSP itu merupakan menara surya tertinggi di dunia, memiliki kapasitas penyimpan panas terbesar,”ungkap Al-Tayer.

The Ladakh Solar Farm di India akan menghasilkan 3.000 megawatt saat beroperasi pada 2023 ketika World Economic Forum dilaksanakan. Saat ini, Taman Panel Surya Tengger di Ningxia, China, menghasilkan 1.547 megawatt dan terbesar di dunia saat ini.

Proyek tersebut merupakan upaya UEA akan mengembangkan energi campuran antara energi ramah lingkungan, nuklir, dan energi terbarukan. Energi UEA akan fokus menyeimbangkan tujuan ekonomi dan lingkungan. Mengefisienkan penggunaan energi oleh individu dan organisasi hingga 40%, mengingat Dubai sebagai garda depan dalam pembangunan di UEA, Dubai akan menjadi pelopor dalam pengembangan energi ramah lingkungan, serta menjanjikan tujuan dan kerangka energi bersih hingga 2050.