Caleg Harus Lebih Siap dengan Kekalahan

 
Caleg Harus Lebih Siap dengan Kekalahan

LADUNI.ID, KOLOM- Cara paling ampuh yang biasa dipraktekkan para caleg dan tim pendukungnya adalah memberikan uang kepada warga menjelang pencoblosan atau yang disebut sebagai serangan fajar. Hal ini sengaja dilakukan untuk mengacaukan iman politik rakyat, agar berbelok, dan menjatuhkan pilihan kepada si caleg tersebut.

Bagi caleg yang punya banyak uang, segala cara yang bisa ditempuhnya, akan dilakukannya, demi bisa mendapatkan simpatik dan dukungan pemilih.

Demikian juga bagi caleg yang memiliki previledge baik secara jaringan politik, ekonomi, maupun kekeluargaan, tentu tidak akan menemui kesulitan untuk merebut hati rakyat pemilih. 

Mereka jelas lebih siap dengan pasar persaingan yang cenderungan materialistik. Ada semacam target klimaks yang dibangun untuk memenangkan kursi caleg, berdasarkan peta modal dan strategi politiknya.

Apalagi mereka telah jauh-jauh hari memiliki tim sukses yang bertugas memetakan strategi kemenangan di setiap wilayah yang menjadi peluang dan bass suara caleg yang bersangkutan. 

Para tim sukses ini bekerja bukan karena militansi dan loyalitas yang tulus, tetapi karena bertemunya dua faktor, yakni uang dan sekaligus ketertarikan pada caleg. Dua faktor inilah yang membentuk semacam mesin politik di belakang layar untuk memobilisasi rakyat.

Tapi tidak dengan demikian bagi para caleg yang maju di pemilu hanya karena bermodalkan idealisme, desakan lingkaran di dekatnya dan gambling politik semata. Ia tentu harus lebih dahulu melakukan pemanasan politik yang tidak mudah untuk merebut hati rakyat.

Syukur-syukur idealisme tersebut sudah didahului dengan pengalaman mengabdi kepada rakyat sebelumnya sehingga sudah banyak rakyat yang megetahui track recordnya. Namun tidak sedikit para caleg yang nekat maju di pemilu kemarin semata karena ingin mengadu peruntungan politik, dengan minimnya biaya politik yang dimilikinya.

Di sinilah letak persoalannya. Ketika niatan menjadi caleg tidak didukung dengan surplus ekonomi yang kinclong, semata-mata karena terbius oleh kenikmatan duduk di kursi empuk sebagai caleg dengan sejumlah fasilitas materi yang diperoleh, maka akan mudah bagi caleg tersebut mengalami depresi saat ia tidak terpilih.

Ambisi yang terlalu meluap-luap tanpa didukung kerja jejaring yang bagus baik secara fulus maupun strategi memobilisasi suara politik, adalah jebakan yang bisa meruntuhkan daya tahan psikologisnya dalam menghadapi realitas politik.

Asruddin P, Peneliti,analisadaily.com