Insan Muttaqien Sang Alumni Ramadhan

 
Insan Muttaqien Sang Alumni Ramadhan

LADUNI.ID, KOLOM-Ramadhan adalah bulan yang penuh hikmah dan kemuliaan, sehingga Rasulullah saw di akhir bulan Syakban senantiasa mengajarkan sahabat dan keluarganya akan hikmah dan fadhilah yang dikandung Ramadhan.

Rasulullah saw menyebutkan dalam sabdanya: “Barangsiapa yang berpuasa karena penuh keimanan dan kesadaran, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.”

Pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudry, Rasulullah saw juga bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengetahui batas-batasnya, dan menjaga diri dari segala apa yang patut ia jaga, maka dihapuskanlah dosanya yang telah lalu.” (HR. Ahmad dan Baihaqy).

Kehendak manusia untuk hidup dalam kesucian dan terhapus dari dosa merupakan fitrah kemanusiaan (al-fithrat al-insaniyyat). Manusia merasakan dirinya sebagai makhluk yang lemah dan tidak terbebas dari noda dan dosa.

Menghapuskan dosa bukanlah persoalan mudah, tetapi haruslah melalui tahapan panjang berupa tobat, yang dimulai dengan kesadaran dan berkomitmen untuk tidak mengulangi perbuatan dosa.

Kehadiran Ramadhan membuka lebar pintu tobat dan ampunan Allah Swt kepada setiap kaum muslimin. Bersih dari dosa dan terbebas dari api neraka, merupakan cita-cita kaum muslimin. Pembersihan dosa dan peningkatan nilai ibadah melalui Ramadhan akan mengantarkan induvidu menjadi insan-insan muttaqin.

Pribadi yang lahir dari proses Ramadhan sebagai insan muttaqin menjadi faktor determinan pelaksanaan syariat Islam di Aceh. Kerangka pelaksanaan syariat Islam di Aceh dimulai dengan pembenahan ideologi (akidah).

Penataan kepribadian dan karakter, penumbuhan kesadaran berilmu dan beramal, serta penumbuhan kehendak secara serius dan sungguh-sungguh bahwa melaksanakan Syariat Islam secara komprehensif (kaffah) di Bumi Aceh menjadi tanggung jawab setiap pribadi muslim.

Ramadhan adalah sarana tepat membangun dan menata kembali kesadaran ini di tengah-tengah kehidupan masyarakat Aceh. Pribadi muttaqin akan menjadi ujung tombak pelaksanaan syariat Islam di Aceh.

Insan muttaqin akan berupaya mengajak masyarakat untuk berbuat baik dan berusaha mencegah masyarakat berbuat munkar (ya’muruna bilma’ruf wa yanhawna ‘anil munkar).

Pribadi muttaqin akan senantiasa menyebarkan kebajikan dan kemaslahatan di tengah-tengah masyarakat. Bila kebajikan dan kemaslahatan terwujud dan kemunkaran berkurang, maka akan berdampak pada menurunnya pelanggaran terhadap syariah. Hal ini menandakan syariat Islam sudah berjalan dengan baik di Aceh. 

Kita berharap dengan kehadiran Ramadhan tahun ini, akan menjadi momentum bagi kita dalam memastikan tegaknya syariat Islam di Aceh, melalui perbaikan diri setiap pribadi muslim.

Pertobatan, peningkatan intensitas ibadah, dan upaya membangun jiwa yang bersih dan tenang (nafs al-muthma’innah) dalam bulan Ramadhan dan akan terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya.

Mudah-mudahan Allah Swt memberikan kekuatan dan kemudahan bagi kita dalam mengemban amanah mulia membumikan syariat Allah di tanah Serambi Mekkah ini.

***Prof. Dr. H. Syahrizal Abbas, MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh,