Sotong Pangkong, Kuliner Khas Pontianak di Bulan Ramadhan

 
Sotong Pangkong, Kuliner Khas Pontianak di Bulan Ramadhan

LADUNI.ID, PONTIANAK - Kota Pontianak adalah salah satu kota yang melintang di garis nol derajat (khatulistiwa),  kota ini menyajikan berbagai macam jenis kuliner Nusantara , diantaranya yang paling populer adalah sotong pangkong.


Disepanjang jalan khususnya di Jalan Merdeka setiap malam bulan Ramadhan terdengar suara pukulan disetiap lapak para penjual sotong pangkong. Sotong pangkong yang berarti Sotong pukul merupakan kudapan yang banyak diminati masyarakat Pontianak dan sekitarnya.


Proses pembuatan sotong pangkong ini sama seperti proses pembuatan ikan asin, setelah ditangkap langsung diberi garam dan dijemur. Kemudian sotong kering tersebut dipanggang dan dipukul saat ada pelanggan yang memesannya. Harganya pun beragam mulai dari yang paling kecil yaitu sekitar Rp 20.000 hingga yang paling besar yaitu Rp 50.000.


Cara penyajiannya cukup simpel, hanya dengan mencabik sedikit helaian sotong pangkong kemudian dicocol dengan dua pilihan sambal yang disediakan diatas meja, yaitu sambal rawit yang cair dan sambal kacang yang agak sedikit kental. Boleh juga dengan cara menuangkan langsung sambalnya keatas sotong pangkong.


“Kalau tadak dipangkong sotongnye keras dek” menurut kak Tini sebagai salah satu penjual Sotong Pangkong dipinggir jalan Merdeka.


 Ia telah memulai bisnisnya menjual Sotong Pangkong selama kurang lebih tiga belas tahun semenjak ia melahirkan anak pertamanya. Para penjual mulai membuka lapak mereka mulai dari sore hari, khususnya saat menjelang Maghrib, karena banyak pelanggan yang berdatangan untuk berbuka puasa di lapak mereka yang telah disediakan beberapa lesehan.


Dengan penyajian yang unik, menarik perhatian beberapa pelanggan yang belum pernah mencobanya, salah satunya anak SMA yang bernama Aufa.


 “hmm, saye kire rasanye asin sekali. Ternyata ndak seperti kelihatannya” katanya sambil menikmati sotong pangkong untuk yang pertama kali. Ia kira dengan penampilan sotong yang dijemur, tingkat keasinannya sama seperti ikan asin.


Ramainya pengunjung tak putus-putus hingga larut malam, deretan motor pelanggan hampir memenuhi sebagian jalan Merdeka. Suara pukulan yang bersahut-sahutan menjadikan suasana yang unik dimalam hari. Namun fenomena tersebut hanya ada disaat bulan Ramadhan dikarenakan hari-hari biasa tidak banyak pengunjung yang berminat menikmati sotong pangkong,


 “kalau bukan bulan puasa sepi dek, ndak banyak pelanggan” jawab Tini , Salah seorang penjual sotong pangkong. (Fawzia/Maulida)