Kisah Amplop Gus Dur, Kyai Fuad, dan Habib Luthfi

 
Kisah Amplop Gus Dur, Kyai Fuad, dan Habib Luthfi
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam sebuah kesempatan ceramah, Habib Luthfi bin Yahya pernah mengisahkan perjalanannya bersama Gus Dur dan KH. Fuad Hasyim Buntet, Cirebon.

Habib Luthfi bin Yahya, Gus Dur dan KH. Fuad Hasyim sering melakukan perjalanan bersilaturahim kepada para ulama sholeh dan melakukan penelitian menggali sejarah yang terpendam, di mana orang jarang mengetahuinya dalam rangka membuka sambungan sejarah bangsa dan ulama penyebar Islam.

Dalam silaturrahim dan dakwah mereka, Habib Luthfi menyaksikan sendiri betapa Gus Dur sangat menaruh perhatian terhadap kondisi bangsa dan dunia Islam, terutama kepada pesantren.

"Dulu saat saya berdakwah keliling bertiga bersama Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) dan Kyai Fuad Hasyim banyak mendapatkan amplop dari jamaah. Jika dalam perjalanan pulang, Gus Dur memberi tahu kalau di daerah ini, di daerah itu, di pelosok-pelosok daerah ada pondok-pondok yang sedang dibangun," kisah Habib Luthfi.

"Itu cuman Gus Dur yang tahu, saya ndak tahu sama sekali. Maka Gus Dur mengajak mengumpulkan amplop semua itu, dari saya, Gus Dur dan Kyai Fuad tanpa membuka dan tidak tahu sama sekali berapa isinya untuk memberikan bantuan kepada pondok yang sedang dibangun itu. Itulah hebatnya Gus Dur," lanjut Habib Luthfi.

"Beliau (Gus Dur) dermawan sekali, selalu memberikan amplop yang nilainya sangat besar pada pesantren atau siapapun yang dirasa sangat membutuhkan bantuan. Bahkan Gus Dur kalau pulang ke rumah tidak membawa uang karena sudah habis dibagi-bagikan kepada lembaga dan orang yang membutuhkan," kenang Habib Luthfi bin Yahya perihal sahabat karibnya tersebut.

Demikianlah sosok Gus Dur dan kepeduliannya kepada umat. Gus Dur tidak pernah mementingkan diri sendiri, melainkan senantiasa peduli dan perhatian kepada umat. Tidak ada yang bisa meragukan pengabdian tulusnya untuk agama, bangsa dan negara di sepanjang hidupnya. []


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian Habib Luthfi bin Yahya. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 14 Mei 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa. 

___________

Editor: Hakim