Pujian Akan Menghancurkan Diri Kita Sendiri

 
Pujian Akan Menghancurkan Diri Kita Sendiri

LADUNI.ID, Jakarta - Ketika Sayyidina Utsman bin Affan dipuji seseorang, wajahnya memerah. Beliau segera berlutut dan melumuri wajahnya dengan tanah. Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib dipuji, beliau berkata, "Apakah kau ingin menghancurkanku?!"

Para sahabat yang hidup sekitar 14 abad yang lalu sangatlah membenci pujian dan junjungan. Keadaan tersebut turun temurun terwariskan kepada para salafuna shaleh.

Salah satu perjanjian yang mereka ambil dari para muridnya adalah:
Ingkarilah setiap pujian dengan hatimu kepada setiap orang yang memujimu! Bila perlu marahlah, agar ia tak lagi memujimu!

Imam Sya'roni berkata, "Penyakit yang paling menghancurkan hati dan kehidupan seseorang adalah pujian!"
Beliau melanjutkan,
"Aku dulu memiliki seorang teman di Sudan yang kehidupannya sangat baik. Waktu berselang, aku pun berpisah dengannya. Kerinduan membuatku mencari kabar tentangnya kepada setiap orang yang kutemui." Mereka menjawab,

"Telah hilang kebaikannya dan adabnya. Sekarang dia menjadi orang yang selalu menyendiri dan malas bertemu orang lain!"
Ketika kutanya akan penyebabnya, mereka menjawab, "Tentu saja! Ia sering mendengarkan pujian. Semenjak itu kudapati ia mengalami kemerosotan dalam segala hal."

Imam Sya'roni juga memiliki seorang teman yang tersohor di Mesir. Ia hidup di masa Syekh Ali Al-Khawwas. Tak lama, kemasyhurannya hilang.Tak ada yang mengenalnya seakan-akan dia tak pernah hidup!

Imam Sya'roni pun bertanya kepada gurunya, "Apa yang terjadi pada temanku? Dimana ia?" Syekh Ali Al-Khawwas yang menyesalkan keadannya menjawab, "Temanmu itu melihat dirinya lebih baik dari teman-temannya yang lain! Ya, karena memang ia sering mendapat pujian. Karena rasa bangganya, Allah memberi hukuman padanya dengan menjadikannya tertinggal dari teman-temannya."

Imam Sya'roni juga mengingatkan,
"Jangan berteman dengan orang yang ketika melihat keburukanmu, dia diam. Dan ketika melihat kebaikanmu, dia memujimu. Ketahuilah, wujudnya saja ia teman, padahal sesungguhnya ia adalah musuhmu."

Jangan sampai, semakin dipuji, semakin tertipu diri ini.
Karena sesungguhnya, tak ada yang lebih mengenal seseorang kecuali dirinya sendiri. Jangan tertipu dengan pujian dan persangkaan orang lain tentang dirimu.

Ketika mendengar seseorang memuji kita, hendaknya kita membaca doa,

اللَّهمّ اجْعَلْنِي خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّونَ، وَاغْفِرْ لِي مَا لا يَعْلَمُونَ، وَلا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ

"Ya Allah jadikan diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, dan maafkan aku dari yang tidak mereka ketahui, dan jangan Kau adzab diriku dari apa yang mereka ucapkan."


Sumber: Bahrul Maurud fil Mawatsiq wal Uhud