Istiqamah Ibadah Pasca Bulan Ramadhan

LADUNI. ID, AGAMA - Iman diartikan sebagai: “tasdiqu bil qolbi, iqrou bil lisan, amalu bil arkan, iman yazid wa yanqus, yazid bit tho’ah wa yanqus bil maksiah”. (Iman adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, diwujudkan dengan perbuatan, iman kadang naik kadang turun, naik iman karena ketaatan dan turun karena kemaksiatan).
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa iman kadang naik kadang turun. Saat ia naik, mungkin kita merasa sangat bersemangat dalam melakukan ibadah, saat ia turun, kita merasa berat pula dalam melakukan ibadah.
Inilah yang sering terjadi dengan diri kita. Karena Ramadan bulan berkah, maka berbondong-bondong untuk banyak beribadah. Kondisi fisik yang menurun akibat lapar dan haus semuanya terabaikan.
Tapi setelahnya, kita lebih banyak disibukkan dengan kepentingan dunia dan tak banyak melakukan ibadah yang bersifat ghairu mahdhah, padahal diri ini lebih fit dan kuat diluar dari bulan Ramadan karena kita tidak berpuasa. Akhirnya, aktifitas ibadah semakin lemah hingga pelaksanaannya pun terputus-putus.
Kalau sudah begini, artinya kita menjadi seorang hamba yang memilah-milah ibadah berdasarkan waktu, kondisi dan situasi. Ini sama saja namanya kita rajin ibadah sesaat. Tentu mindset seperti ini adalah sesat.
Maka, iman yang menjadi modal utama dalam ibadah seorang hamba kepada Allah jangan sampai turun, apalagi turun karena perbuatan maksiat.
Hal yang paling utama yang kita lakukan pasca Ramadan adalah dengan istiqomah atau kontinuitas dalam ibadah. Nabi SAW Bersabda:
“Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan tikar sebagai kamar (pembatas di masjid) pada malam hari lalu shalat di dalamnya, dan membentangkannya pada siang hari lalu duduk di atasnya. Maka manusia mulai berkumpul di belakang Nabi, dan shalat mengikuti beliau. Hingga ketika jumlah mereka banyak, beliau menghadap mereka seraya bersabda, “Wahai manusia, lakukanlah amalan yang mampu kalian kerjakan, karena sungguh Allah tidaklah bosan hingga kalian bosan. Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus dilakukan, sekalipun sedikit.” (HR. Bukhari).
Terkait hadis tersebut, Imam An-Nawawi berkata, “Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk mudawamah (kontinuitas) dalam beramal. Bahwa amal yang sedikit tetapi terus menerus lebih baik daripada amalan yang banyak namun terputus.
Karena dengan melanggengkan amal yang sedikit, akan langgeng pula ketaatan, dzikir, muraqabah, niat, keikhlasan, dan pengharapan kepada Sang Khaliq Subhanahu wa Ta’ala. Sesuatu yang sedikit tetapi langgeng akan membuahkan hasil berkali lipat dibandingkan yang banyak namun terputus”.
Jelas bahwa istiqomah/kontinuitas ibadah adalah hal paling penting. Imam al-Qurthubi berkata ”istiqamah adalah jalan menuju keberhasilan di dunia dan keselamatan akhirat.
Seseorang yang memiliki sikap istiqamah akan selalu merasa dekat dengan kebaikan, rezekinya dilapangkan, dan akan jauh dari pengaruh buruk hawa nafsu dan syahwat.
Dengan hati istiqamah, malaikat akan turun untuk memberikan keteguhan dan ketenangan dari rasa takut terhadap azab kubur. Selain itu, hati yang istiqamah akan mempermudah untuk dihapus dosa-dosanya”
Satu hal yang pasti, Allah sangat menghargai dan memuji orang-orang yang mampu mempertahankan sikap istiqamah dan kontinuitas dalam beribadah.
Merekalah yang berani menegakkan kebenaran dan tidak takut dengan konsekuensi keimanan.
Allah berfirman, ”Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ’Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap dalm pendiriannya (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ’janganlah kamu merasa takut dan sedih dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)
Ramadan mungkin memang singkat, tapi ia akan kembali setiap tahun. Berdoa dan berharaplah agar setiap tahunnya kita dipertemukan dengan Ramadan-Ramadan selanjutnya.
Dan paling penting yang harus menjadi modal kita untuk menjemput keberkahan bulan Ramadan mendatang adalah dengan keistiqomahan ibadah kita.
Insya Allah keberkahan Ramadan yang diraih semakin mendekatkan diri kepada ketaqwaan kepada Allah dan mendapat ganjaran dari Allah dengan janji Surga-Nya. Aamin ya Rabb.
***Drs. Ahmad Zuhri, MA, dosen Fakultas Syariah dan Hukum UINSU
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...