Lailatul Qadar #7: Malam Lailatul Qadar Berdasarkan Perspektif Hadist

 
Lailatul Qadar #7: Malam Lailatul Qadar Berdasarkan Perspektif Hadist

LADUNI. ID,  HIKMAH-Salah satu kelebihan ramadhan adanya malam lailatul qadar. Mengenai tanda malam tersebut ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa salah satu ciri datangnya malam Lailatul Qadar adalah melihat segala sesuatu yang ada di bumi ini tertunduk dan sujud ke hadirat-Nya.

Sebagian lain mengatakan pada malam itu dunia terang benderang, dimana kita dapat melihat cahaya dimana-mana sampai ke tempat-tempat yang biasanya gelap.

Ada juga yang mengatakan orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar dapat mendengar salam dan khutbahnya malaikat, bahkan ada yang mengatakan bahwa salah satu ciri tersebut adalah dikabulkannya do'a orang yang telah diberikannya taufik.

 Sangat banyak argument yang semisal dengan pembahasan tersebut, tetapi marilah kita simak ungkapan hadist nabi seputar tanda malam lailatul qadar, diantaranya di sebutkan dalam sebuah hadist dengan  bunyinya: Sesungguhnya matahari yang keluar pada hari itu tidak begitu bercahaya (suram).(HR. Muslim). 

Pernyataan yang mendukung juga di paparkan dalam hadist lainnya dengan bunyinya:

“Sesungguhnya tanda-tanda lailatul qadar, bahawa malamnya bersih suci seolah-olah padanya bulan yang bersinar, tenang sunyi, tidak sejuk padanya dan tidak panas, tiada ruang bagi bintang untuk timbul sehingga subuh, dan sesungguhnya tanda-tandanya matahari pada paginya terbit sama tiada baginya cahaya seperti bulan malam purnama tidak membenarkan untuk syaitan keluar bersamanya pada hari itu. (HR. Imam Ahmad )

 Sementara itu dalam Mu’jam At-Tabarani Al-Kabir daripada Waailah bin Al-Asqa’ daripada Rasulullah S.A.W telah bersabda yang artinya : Malam lailatul qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya(suram).

Memperkuat hadist di atas, dalam hadist lain juga telah meriwayat Al-Barraz dalam musnadnya daripada Ibn Abbas bahawa Rasulullah S.A.W telah bersabda “Malam lailatul Qadar bersih tidak panas dan tidak pula sejuk.”

 Salah seorang ulama terkemuka bernama Qadhi ‘Iyad telah mengatakan ada dua pendapat mengenai matahari yang terbit tanpa cahaya iaitu:pertama, dia merupakan tanda penciptaan Allah SWT.

kedua, Menunjukkan bahawa kerana terlalu banyak para malaikat yang berzikir kepada Allah pada malamnya dan mereka turun ke bumi yang menyebabkan sayap-sayap dan tubuh  mereka yang halus  menutupi dan menghalangi matahari dan cahayanya.

Berdasarkan hadist di atas dapat disimpulkan bahwa diantara tanda-tanda malam yang mulai lailatul qadaryaitu :

Pertama, Pada malamnya keadaan bersih dengan cuaca tidak sejuk dan tidak pula panas. Kedua, Malamnya tenang yang mana terang dan angin tidak bertiup sebagaimana biasa dan awan agak nipis.

Ketiga, Malamnya tidak turun hujan dan bintang pula tidak bercahaya seolah-olah tidak timbul. Keempat, pada siangnya pula matahari terbit dalam keadaan suram.

Walaupun malam kadar itu masih rahasia, namun tugas kita mengisi setiap malam Ramadhan dengan rangkain ibadah, baik tarawih, qiamul lail, bersedekah dan lainnya. jangan hanya memperbanyak ibadah pada malam tertentu saja, siapa tahu saat kita giat beribadah disitulah malam lailatul qadar, benarkah demikian?

Maka raihlah sepuluh akhir Ramadhan ini dengan meningkatkan produktifitas amal saleh dan kebaikan menuju mardhatillah.

***Helmi Abu Bakar Ellangkawi