Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Maghrib

 
Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Maghrib
Sumber Gambar: Foto Masjid Pogung Dalangan / Unspalsh (ilustrasi foto)

Laduni.ID, JakartaShalat Maghrib adalah salah satu dari shalat wajib lima waktu yang apabila ditinggalkan kita akan berdosa. Shalat Maghrib termasuk dalam kategori shalat Jahriyyah (shalat yang bacaan Al-Qur’annya dianjurkan untuk dibaca keras) dan jumlahnya adalah tiga raka'at. Adapun Waktu shalat Maghrib sebagaimana yang terdapat dalam hadits Rasulullah SAW yaitu ketika matahari sudah tenggelam. Hal ini terdapat dalam Shahih Bukhari sebagai berikut:

حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ قَالَ كُنَّا نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَغْرِبَ إِذَا تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ

"Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu 'Ubaid dari Salamah berkata, "Kami pernah shalat Maghrib bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika matahari sudah tenggelam tidak terlihat"

Dalam kitab Safinatun Najah dijelaskan bahwa waktu maghrib dimulai dari terbenamnya matahari sampai dengan terbenamnya mega merah.

 وأول وقت المغرب غروب الشمس وآخره غروب الشفق الأحمر

"Awal waktu maghrib dimulai dari terbenamnya matahari. Akhir waktunya adalah saat terbenamnya mega (awan) merah"

Penjelasan mega atau awan dalam waktu shalat terbagi 3 yaitu mwga merah, mega kuning, dan mega putih.

الأشفاق ثلاثة: أحمر، وأصفر، وأبيض، الأحمر مغرب، ولأصفر والأبيض عشاء، ويندب تأخير صلاه العشاء إلى أن يغيب الشفق الأحمر والأبيض

"Mega itu ada 3: Mega Merah, Mega Kuning dan Mega Putih. Mega merah adalah waktu Maghrib, sedangkan mega kuning dan mega putih itu waktu Isya’. Disunnahkan mengakhirkan Sholat Isya’ sampai hilangnya/tenggelamnya mega kuning dan mega putih"

Baca Juga: Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Isya

Dalam kitab Kasyifatus Saja, Syekh Nawawi Al-Bantani memberikan rincian waktu-waktu shalat Maghrib menjadi 7 waktu.

ولها سبعة أوقات: وقت فضيلة ووقت اختيار ووقت جواز بلا كراهة وهو بمقدار الاشتغال بصلاتها وما يطلب معها فالثلاثة هنا تدخل معاً وتخرج معاً وبعدها إلى مغيب الشفق جواز بكراهة مراعاة للقول الجديد القائل بأن وقتها يخرج بمقدار الاشتغال بها وما يطلب لها، ووقت حرمة وهو تأخيرها إلى وقت لا يسعها، ووقت ضرورة، ووقت عذر وهو وقت العشاء لمن يجمع جمع تأخير

Sholat Maghrib memiliki 7 (tujuh) waktu, yaitu;
Pertama adalah waktu fadhilah.
Kedua adalah waktu ikhtiar.
Ketiga adalah waktu jawaz yang tidak dimakruhkan, yaitu waktu seukuran melakukan sholat dan kegiatan persiapan-persiapannya (bersuci, menutup aurat, dan lain-lain). Tiga waktu ini bermula dari waktu yang sama dan berakhir di waktu yang sama pula.
Keempat yaitu waktu setelah berakhirnya tiga waktu ini sampai hilangnya awan merah maka disebut dengan waktu jawaz yang dimakruhkan. Penetapan waktu ini atas dasar mempertahankan qoul jadid dari Imam Syafii yang mengatakan bahwa waktu sholat Maghrib adalah seukuran dengan waktu lamanya melaksanakan sholat dan persiapan-persiapannya.
Kelima Waktu haram sholat Maghrib adalah dari awal waktu sampai mengakhirkannya hingga mencapai waktu yang tidak cukup untuk melaksanakan sholat.
Keenam adalah waktu dhorurot.
Ketujuh adalah waktu udzur, yaitu waktu Isya bagi orang yang menjama takhir.

Baca Juga: Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Subuh

Berikut adalah petunjuk lengkap pelaksanaan shalat Maghrib.

1. Niat
Berikut lafadz niat shalat Maghrib:

Niat shalat Maghrib munfarid (sendiri)

أُصَلِّ فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

"Saya niat melakukan shalat fardhu Maghrib sebanyak tiga rakaat dengan menghadap kiblat, pada waktunya karena Allah Ta’ala”

Niat shalat Maghrib berjama'ah

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى

"Saya niat melakukan shalat fardhu Maghrib sebanyak tiga rakaat dengan menghadap kiblat, pada waktunya (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala”

2. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram memiliki arti pernyataan takbir yang menjadi penanda pengharaman kita untuk berbuat apapun di luar gerakan dan bacaan shalat.

Berikut bacaan Takbiratul Ihram

أللهُ أَكْبَرْ

"Allah Maha Besar"

Membaca bacaan takbir dianjurkan tidak terlalu keras dan cukup didengar oleh telinga kita sendiri, kecuali bagi Imam shalat berjama'ah dianjurkan untuk mengeraskan suara agar terdengar oleh makmum di belakangnya.

"Allah Maha Besar"

Membaca bacaan takbir dianjurkan tidak terlalu keras dan cukup didengar oleh telinga kita sendiri, kecuali bagi Imam shalat berjama'ah dianjurkan untuk mengeraskan suara agar terdengar oleh makmum di belakangnya.

3. Membaca Do'a Iftitah
Doa iftitah berarti doa pembuka yang dibaca sebelum membaca surat Al-Fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah ini adalah sunnah. Berikut lafadz do'a iftitah

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)"

Membaca do'a iftitah dilantunkan secara pelan yang hanya terdengar oleh telinga kita sendiri.

4. Membaca surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah adalah di antara rukun shalat. Hukum membaca surat Al-Fatihah adalah wajib, sehingga bila tidak membacanya, maka shalat menjadi tidak sah atau batal.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

"Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan. Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat"

Dalam shalat Maghrib dianjurkan untuk membaca surat Al-Fatihah secara Jahr (suara dikeraskan) ketika menjadi Imam shalat berjama'ah. Ketika sedang shalat munfarid (sendiri) sebagian ulama berpendapat bahwa membaca surat Al-Fatihah boleh dibaca Jahr (suara dikeraskan) maupun Sirr (suara dipelankan).

5. Membaca Surat dalam Al-Qur'an
Hukum membaca surat dalam Al-qur'an setelah membaca surat Al-Fatihah hukumnya sunnah. Tidak ada ketentuan khusus dalam memilih surat, dipersilakan untuk memilih surat apa saja mau surat pendek, sedang, atau panjang. Namun apabila berjamaah dan menjadi imam, hendaknya membaca suratnya dengan memperhatikan kemampuan, kondisi dan ketersediaan waktu bagi jamaahnya. Dalam shalat Maghrib dianjurkan untuk membaca surat Al-Fatihah secara Jahr (suara dikeraskan) ketika menjadi Imam shalat berjama'ah. Ketika sedang shalat munfarid (sendiri) sebagian ulama berpendapat bahwa membaca surat Al-Fatihah boleh dibaca Jahr (suara dikeraskan) maupun Sirr (suara dipelankan).

Baca Juga: Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Dzuhur

6. Rukuk
Ruku' adalah posisi tubuh membentuk sudut siku 90 derajat dengan tangan bertumpu pada dengkul. Berikut lafadz bacaan rukuk

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya"

Adapun bacaan rukuk dibaca sebanyak 3x dan dibaca pelan sehingga hanya terdengar oleh telinga kita saja.

7. I'tidal
I’tidal adalah gerakan kembali setelah posisi rukuk kemudian mengangkat kedua tangan bersamaan dengan dan membaca do'a

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

"Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya"

Kemudian berdiri tegak dan membaca do'a

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

"Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki setelahnya"

Adapun bacaan i'tidal dibaca pelan sehingga hanya terdengar oleh telinga kita saja.

8. Sujud
Posisi sujud sebagaimana yang telah diatur yaitu meletakan tujuh anggota tubuh yang menjadi bagian sujud ke tempat sujud sambil membaca do'a sujud

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Luhur dan dengan memuji-Nya"

Adapun bacaan rukuk dibaca sebanyak 3x dan dibaca pelan sehingga hanya terdengar oleh telinga kita saja.

9. Duduk di antara Dua Sujud
Posisi duduknya adalah tubuh tegak di mana jari kaki kiri lurus ke belakang (tidak menghadap ke kiblat) dan jari kaki kanan menghadap ke kiblat, sementara pantat bagian kiri bertumpu pada tumit kaki kiri. Posisi jari tangan memegangi dengkul. Posisi duduk seperti ini disebut duduk iftirasy. Perubahan posisi dari sujud ke posisi duduk di antara dua sujud diawali dengan mengucapkan takbir. Adapun do'a duduk di anatara dua sujud sebagai berikut:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

"Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku"

10. Sujud
Posisi sujud dan bacaannya sama dengan sujud pada tahap ke-8. Perubahan posisi dari duduk di antara dua sujud ke posisi sujud diawali dengan mengucapkan takbir.

11. Bangun Berdiri Tegak
Setelah melakukan sujud kedua kemudian bangun dan berdiri tegak kembali dengan dibarengi bacaan takbir untuk melanjutkan raka'at berikutnya (kedua). 

12. Mengulangi Gerakan Seperti Poin 4 s/d 10
Setelah berdiri tegak untuk raka'at berikutnya (kedua), lakukan gerakan dan bacaan sebagaimana pada poin 4 s/d 10.

Baca Juga: Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Ashar

13. Duduk Tasyahud Awal pada Raka'at Kedua
Posisi duduk tasyahud awal dilakukan setelah melakukan sujud kedua pada raka'at kedua. Posisi duduk tetap bertahan seperti duduk di antara dua sujud dengan membaca bacaan sebagai berikut:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهدُ اَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ 

"Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad” 

Pada waktu bacaan telah sampai pada "Asyhadu", maka disunnahkan jari telunjuk kanan kita terbuka dan menunjuk tegak ke depan.

14. Bangun Berdiri Tegak Kembali
Setelah melakukan duduk tasyahud awal kemudian bangun dan berdiri tegak kembali dengan dibarengi bacaan takbir untuk melanjutkan raka'at berikutnya (ketiga).

15. Mengulangi Gerakan Seperti Poin 4, 6, 7, 8, 9, dan 10
Setelah berdiri tegak untuk raka'at berikutnya (ketiga), lakukan gerakan dan bacaan sebagaimana pada poin 4, 6, 7, 8, 9, dan 10. Pada raka'at ketiga tidak dianjurkan untuk membaca surat dal Al-Qur'an (poin 5) setelah membaca surat Al-Fatihah.

16. Duduk Tasyahud Akhir pada Raka'at Ketiga
Posisi duduknya hampir mirip seperti duduk pada Tasyahud Awal, namun posisi pantat kiri bertumpu ke lantai, sementara pergelangan kaki kiri berada di antara dengkul dan ujung jari kaki kanan. Duduk semacam ini disebut dengan posisi duduk Tawaruk. Posisi duduk tasyahud akhir dilakukan setelah melakukan sujud kedua pada raka'at ketiga. Posisi duduk tetap bertahan seperti duduk di antara dua sujud dengan membaca bacaan sebagai berikut:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهدُ اَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّد كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كََمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

"Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam raya ini, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia"

Pada waktu bacaan telah sampai pada "Asyhadu", maka disunnahkan jari telunjuk kanan kita terbuka dan menunjuk tegak ke depan.

17. Mengucapkan Salam
Gerakan mengucapkan salam adalah dengan posisi tubuh dan duduk seperti pada poin ke-18, sementara jari telunjuk kanan kembali menutup. Selanjutnya kepala menoleh ke arah kanan sambil mengucapkan salam dianjurkan agar pipi terlihat jelas dari belakang, dilanjutkan dengan kepala menoleh ke kiri sambil mengucapkan salam.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ 

"Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu"

Selain bacaan salam di atas, ada juga ulama yang menganjurkan membaca do'a saat kepala menengok ke kanan dan ke kiri. Pada saat salam kepala menengok ke sebelah kanan, setelah mengucapkan kalimat salam seperti di atas disunnahkan mengucap do'a berikut:

اِنِّىْ اَسْأَلُكَ فَوْزًا بِالْجَنَّةِ

"Sesungguhnya saya meminta kepada Engkau kemenangan dengan Surga"

Pada saat kepala menengok ke sebelah kiri, setelah mengucapkan kalimat salam seperti di atas disunnahkan mengucap do'a berikut:

اِنِّىْ اَسْأَلُكَ نَجَةً مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ اْلحِسَابِ

"Sesungguhnya saya meminta kepada Engkau untuk selamatkan dari Api Neraka, dan Pengampunan di hari perhitungan amal"

Wallahu A'lam