Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Subuh

 
Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Subuh
Sumber Gambar: Foto Mohamed Hassan / Pixabay (ilustrasi foto)

Laduni.ID, JakartaShalat Subuh adalah salah satu dari shalat wajib lima waktu yang apabila ditinggalkan kita akan berdosa. Shalat Subuh berjumlah dua raka'at. Waktu Pelaksanaan shalat Subuh adalah dari mulai dari terbitnya fajar shadiq hingga terbit matahari sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Safinatun Najah karya Syekh Salim Ibn Sumair Al-Hadromi

وأول وقت الصبح طلوع الفجر الصادق وآخره طلوع الشمس

"Awal waktu shalat Subuh mulai dari terbitnya fajar shadiq hingga terbit matahari"

Kemudian oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Kasyifatus Saja diberikan rincian terkait waktu-waktu shalat Subuh menjadi 6 waktu, diantaranya sebagai berikut:

ولها ستة أوقات: وقت فضيلة وهو بمقدار ما يسع الصلاة وما يتعلق بها ووقت اختيار إلى الإضاءة، ووقت جواز بلا كراهة إلى ظهور الحمرة التي قبل طلوع الشمس، ووقت جواز بكراهة عند الحمرة إلى طلوع الشمس، ووقت حرمة، ووقت ضرورة، وليس لها وقت عذر لأنها لا تجمع تقديماً ولا تأخيراً

Pertama adalah waktu fadhilah, yaitu seukuran waktu yang cukup untuk melaksanakan sholat dan persiapan-persiapannya.
Kedua adalah waktu ikhtiar, yaitu dari awal waktu sampai terang.
Ketiga adalah waktu jawaz yang tidak dimakruhkan, yaitu dari awal waktu sampai munculnya merah-merah sebelum terbit matahari.
Keempat adalah waktu jawaz yang dimakruhkan, yaitu ketika munculnya merah-merah sampai terbitnya matahari.
Kelima adalah waktu haram.
Keenam adalah waktu dhorurot.

Sholat Subuh tidak memiliki waktu udzur karena ia tidak bisa dijamakan takhir ataupun takdim.

Baca Juga: Waktu dan Petunjuk Lengkap Shalat Isya

Dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang waktu shalat subuh sebagai berikut:

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ حَدَّثَهُ أَنَّهُمْ تَسَحَّرُوا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ أَوْ سِتِّينَ يَعْنِي آيَةً

"Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Ashim berkata; telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Anas bin Malik bahwa Zaid bin Tsabit telah menceritakan kepadanya, bahwa mereka pernah sahur bersama Nabi SAW, kemudian mereka berdiri untuk melaksanakan shalat. Aku bertanya, Berapa jarak antara sahur dengan shalat subuh?. Dia menjawab, "Antara lima puluh hingga enam puluh ayat"

Berikut adalah petunjuk lengkap pelaksanaan shalat Subuh.

1. Niat
Berikut lafadz niat shalat Subuh

Niat shalat Subuh munfarid (sendirian)

أُصَلِّ فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

"Saya melakukan shalat fardhu subuh sebanyak dua rakaat dengan menghadap kiblat, pada waktunya karena Allah Ta’ala"

Niat shalat Subuh berjama'ah

أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى

"Saya melakukan shalat fardhu subuh sebanyak dua rakaat dengan menghadap kiblat, pada waktunya (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala"

2. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram memiliki arti pernyataan takbir yang menjadi penanda pengharaman kita untuk berbuat apapun di luar gerakan dan bacaan shalat.

Berikut bacaan Takbiratul Ihram

أللهُ أَكْبَرْ

"Allah Maha Besar"

Membaca bacaan takbir dianjurkan tidak terlalu keras dan cukup didengar oleh telinga kita sendiri, kecuali bagi Imam shalat berjama'ah dianjurkan untuk mengeraskan suara agar terdengar oleh makmum di belakangnya.

Baca Juga: Bacaan Do'a Iftitah dan Syarat Kesunnahannya

3. Membaca Do'a Iftitah
Doa iftitah berarti doa pembuka yang dibaca sebelum membaca surat Al-Fatihah. Adapun hukum membaca doa iftitah ini adalah sunnah. Berikut lafadz do'a iftitah

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ عَلَى مِلَّةِ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)"

Membaca do'a iftitah dilantunkan secara pelan yang hanya terdengar oleh telinga kita sendiri.

4. Membaca Surat Al-Fatihah
Membaca surat Al-Fatihah adalah di antara rukun shalat. Hukum membaca surat Al-Fatihah adalah wajib, sehingga bila tidak membacanya, maka shalat menjadi tidak sah atau batal.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

"Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan seluruh alam, yang maha pengasih, maha penyayang, pemilik hari pembalasan. Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat"

Apabila menjadi imam berjamaah, maka surat Al-Fatihah dibaca secara Jahr (keras) sehingga terdengar oleh makmum di belakangnya. Bila shalat sendiri, maka cukup dibaca pelan hingga hanya telinga kita yang mendengar.

5. Membaca Surat dalam Al-Qur'an
Hukum membaca surat dalam Al-qur'an setelah membaca surat Al-Fatihah hukumnya sunnah. Tidak ada ketentuan khusus dalam memilih surat, dipersilakan untuk memilih surat apa saja mau surat pendek, sedang, atau panjang. Namun apabila berjamaah dan menjadi imam, hendaknya membaca suratnya dengan memperhatikan kemampuan, kondisi dan ketersediaan waktu bagi jamaahnya. Apabila menjadi imam berjamaah, maka surat dibaca secara Jahr (keras) sehingga terdengar oleh makmum di belakangnya. Bila shalat sendiri, maka cukup dibaca pelan hingga hanya telinga kita yang mendengar.

6. Rukuk
Ruku' adalah posisi tubuh membentuk sudut siku 90 derajat dengan tangan bertumpu pada dengkul. Berikut lafadz bacaan rukuk

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya"

Adapun bacaan rukuk dibaca sebanyak 3x dan dibaca pelan sehingga hanya terdengar oleh telinga kita saja.

Baca Juga: Hukum Sholat Shubuh Kesiangan

7. I'tidal
I’tidal adalah gerakan kembali setelah posisi rukuk kemudian mengangkat kedua tangan bersamaan dengan dan membaca do'a

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

"Allah maha mendengar terhadap orang yang memujinya"

Kemudian berdiri tegak dan membaca do'a

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

"Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh sesuatu yang engkau kehendaki setelahnya"

Adapun bacaan i'tidal dibaca pelan sehingga hanya terdengar oleh telinga kita saja.

8. Sujud
Posisi sujud sebagaimana yang telah diatur yaitu meletakan tujuh anggota tubuh yang menjadi bagian sujud ke tempat sujud sambil membaca do'a sujud

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

"Maha Suci Tuhanku Yang Maha Luhur dan dengan memuji-Nya"

Adapun bacaan rukuk dibaca sebanyak 3x dan dibaca pelan sehingga hanya terdengar oleh telinga kita saja.

9. Duduk di antara Dua Sujud
Posisi duduknya adalah tubuh tegak di mana jari kaki kiri lurus ke belakang (tidak menghadap ke kiblat) dan jari kaki kanan menghadap ke kiblat, sementara pantat bagian kiri bertumpu pada tumit kaki kiri. Posisi jari tangan memegangi dengkul. Posisi duduk seperti ini disebut duduk iftirasy. Perubahan posisi dari sujud ke posisi duduk di antara dua sujud diawali dengan mengucapkan takbir. Adapun do'a duduk di anatara dua sujud sebagai berikut:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ

"Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku"

10. Sujud
Posisi sujud dan bacaannya sama dengan sujud pada tahap ke-8. Perubahan posisi dari duduk di antara dua sujud ke posisi sujud diawali dengan mengucapkan takbir.

11. Bangun Berdiri Tegak
Setelah melakukan sujud kedua kemudian bangun dan berdiri tegak kembali dengan dibarengi bacaan takbir untuk melanjutkan raka'at berikutnya (kedua). 

12. Mengulangi Gerakan Seperti Poin 4 s/d 7
Setelah berdiri tegak untuk raka'at berikutnya (kedua), lakukan gerakan dan bacaan sebagaimana pada poin 4 s/d 7. Karena sebelum sujud pada raka'at kedua pada shalat Subuh disunnahkan untuk membaca Do'a Qunut.

Baca Juga: Penjelasan Bacaan Doa Qunut Subuh Berjamaah dan Sendiri

13. Membaca Do'a Qunut
Pada shalat Subuh terdapat perbedaan dengan shalat wajib lainnya. Pada raka'at kedua shalat Subuh setelah I'tidal kita disunnahkan membaca Do'a Qunut. Adapun lafadz do'anya sebagai berikut:

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ

وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ

وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ

وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ

وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ،

فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ

وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ

وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ

تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ

وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

"Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan. Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya"

14. Sujud
Dilakukan seperti poin 8

15. Duduk di antara Dua Sujud
Dilakukan seperti poin 9

16. Sujud
Dilakukan seperti poin 8

17. Tasyahud Akhir
Posisi duduk pada Tasyahud akhir yaitu posisi pantat kiri bertumpu ke lantai, sementara pergelangan kaki kiri berada di antara dengkul dan ujung jari kaki kanan. Duduk semacam ini disebut dengan posisi duduk Tawaruk. Kemudian membaca bacaan tasyahud akhir sebagai berikut:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهدُ اَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّد كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كََمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

"Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam raya ini, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia"

Pada waktu bacaan telah sampai pada "Asyhadu", maka disunnahkan jari telunjuk kanan kita terbuka dan menunjuk tegak ke depan.

18. Mengucapkan Salam
Gerakan mengucapkan salam adalah dengan posisi tubuh dan duduk seperti pada poin ke-17, sementara jari telunjuk kanan kembali menutup. Selanjutnya kepala menoleh ke arah kanan sambil mengucapkan salam dianjurkan agar pipi terlihat jelas dari belakang, dilanjutkan dengan kepala menoleh ke kiri sambil mengucapkan salam.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ 

"Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu"

Selain bacaan salam di atas, ada juga ulama yang menganjurkan membaca do'a saat kepala menengok ke kanan dan ke kiri. Pada saat salam kepala menengok ke sebelah kanan, setelah mengucapkan kalimat salam seperti di atas disunnahkan mengucap do'a berikut:

اِنِّىْ اَسْأَلُكَ فَوْزًا بِالْجَنَّةِ

"Sesungguhnya saya meminta kepada Engkau kemenangan dengan Surga"

Pada saat kepala menengok ke sebelah kiri, setelah mengucapkan kalimat salam seperti di atas disunnahkan mengucap do'a berikut:

اِنِّىْ اَسْأَلُكَ نَجَةً مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ اْلحِسَابِ

"Sesungguhnya saya meminta kepada Engkau untuk selamatkan dari Api Neraka, dan Pengampunan di hari perhitungan amal"

Wallahu A'lam