Kontestasi Bukan Perang

 
Kontestasi Bukan Perang

LADUNI.ID - Dunia hari ini disebut orang sebagai dunia global. Banyak orang menyebut zaman ini adalah zaman "globalisasi". Yakni sebuah dunia di mana hubungan antar manusia di muka bumi ini tidak lagi bisa dibatasi dan disekat-sekat oleh ruang-ruang geografis dan waktu. Manusia-manusia yang hidup di atasnya atau di dalamnya bagai berada dalam satu rumah dan hubungan satu dengan yang lain dapat dilakukan kapan saja, tanpa menunggu waktu.

Dalam konteks seperti ini penerimaan dan merasuknya sistem dan isu politik dan kebudayaan satu bangsa atas bangsa yang lain pastilah tidak mungkin bisa dihindari. Masing-masing saling memasuki, menginfiltrasi dan mempengaruhi baik disengaja maupun tidak. Terang-terangan maupun diam-diam.

Sikap menolak, anti atau menutup diri (eksklusiv) baik seluruhnya maupun sebagiannya terhadap pengaruh kebudayaan dan produk-produk asing, dalam segala bentuknya bukanlah jalan yang akan mengantarkan diri - pribadi/bangsa - pada kemajuan, kebaikan dan kesejahteraan. Yang akan terjadi justru sebaliknya, kemunduran, ketertinggalan dan keterpurukan. Dengan kata lain, menolak produk pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi "the others", hanya karena mereka "bukan kita" merupakan sikap bunuh diri. Al-Qur'an sudah menegaskan :

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

"Allah menganugerahkan al-hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran".

Imam Mujahid, ahli Tafsir sesudah sahabat, mengartikan “al-Hikmah" sebagai "al-Fahm, wa al-’Aql wa al-Fithanah” (pemahaman, akal dan kecerdasan). (Baca: Ibn Katsir).

Ayat ini memperlihatkan kepada kita bahwa Tuhan berhak memberikan pengetahuan yang tinggi dan kebijaksanaan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, tak peduli agamanya apa, warna kulitnya apa, ras apa, lahir di mana dan kapan, dan sebagainya. Dan mereka yang diberi hikmah itu adalah mereka yang diberikan kebaikan yang berlimpah.

Kontestasi bukan Perang

Dunia adalah panggung kontestasi bagi seluruh umat manusia dengan segala identitas primordialnya untuk meraih kebaikan-kebaikan, kesejahteraan dan peningkatan kualitas diri. Atau dalam bahasa agama disebut : "Musabaqah al- Khairaat". Pikiran-pikiran yang dihasilkan peradaban dunia hari ini saling berebut tempat dan gagasan kebahagiaan. "Musabaqah" atau perlombaan bukanlah "Muqatalah" atau perang. Jadi ia bukanlah "al-Ghazwu al-Fikri", Perang atau serbuan pemikiran. Melainkan Kontestasi dan perjuangan (jihad) pemikiran dan intelektualitas. Siapa yang unggul secara intelektual dialah yang menang.

Maka tidak ada cara lain bagi masing-masing kita, kecuali mencari dan menemukan ruang kekuatan diri baik untuk menyeleksi secara kritis yang baik dari yang buruk maupun berjuang untuk berkembangnya kreatifitas dan intelektualitas yang sebesar-besarnya bagi dirinya, bangsanya dan umatnya. Bukan sebaliknya : menolak, mengecam, mencaci-maki, anti inovasi, kreatifitas dan sejenisnya, serta bukan pula mempertahankan mati-matian produk pemikiran dan tradisi lama yang tak lagi relevan.

Inilah tantangan maha besar yang sedang dihadapi dan harus dijawab oleh kaum muslimin di seluruh dunia dengan tenang dan penuh kearifan, bukan dengan menutup diri, emosional, marah-marah lalu meledakkan bom.

Oleh: KH Husein Muhammad