China dan Rusia Bersatu untuk Melindungi Stabilitas Strategis Global, Bagaimana dengan AS?

 
China dan Rusia Bersatu untuk Melindungi Stabilitas Strategis Global, Bagaimana dengan AS?

LADUNI.ID, Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani pernyataan bersama tentang penguatan stabilitas strategis global kontemporer di Moskow pada tanggal 5 Juni. Pernyataan itu mengirimkan pesan kuat kepada dunia bahwa Tiongkok dan Rusia melakukan upaya besar untuk menjaga stabilitas strategis global dan perdamaian dunia.

Untuk memastikan "keamanan absolut" setelah Perang Dingin, AS secara sepihak melemahkan hukum internasional, dengan mengandalkan persenjataan militer dan strategisnya yang kuat. Meskipun ditentang keras oleh Cina, Rusia dan negara-negara lain, pemerintahan Bush masih menarik diri dari Perjanjian Anti Rudal Balistik (ABM) 1972 pada Juni 2002, dan mulai mengerahkan sistem pertahanan misilnya di seluruh dunia. Ini mengganggu keseimbangan strategis dengan Rusia. Sejak itu, AS telah meningkatkan penyebaran sistem pertahanan rudal. Pada 2010, Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menandatangani Perjanjian Strategis Pengurangan Senjata Baru (START Baru), yang sampai batas tertentu, membantu menjaga stabilitas strategis antara AS dan Rusia.

Namun, administrasi Trump keluar dari kesepakatan nuklir Iran pada Mei 2018, merusak upaya non-proliferasi nuklir. Pemerintahan Trump telah memutuskan untuk menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF), yang merusak stabilitas strategis global.

Saat ini, START Baru yang akan berakhir pada 2021, adalah...

Dapatkan akses fitur artikel biografi dan chart geneology/ silsilah di Laduni.id secara berlangganan untuk mendukung keberlanjutan dan pengembangan Laduni.id.

Masuk ke Laduni