Nenek Ini Dedikasikan Usianya untuk Membuat Al-Qur’an dengan Jahitan Tangan

 
Nenek Ini Dedikasikan Usianya untuk Membuat Al-Qur’an dengan Jahitan Tangan

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam rangka menunjukkan rasa cinta dan bangganya kepada Islam, seorang nenek asal Pakistan rela mendedikasikan usianya untuk membanggakan Islam.

Dia adalah Naseem Akhtar, seorang wanita asal Pakistan yang kini sudah berusia 62 tahun telah mampu membuat Al-Qur’an dengan jahitan tangan. Ya, Al-Qur’an dengan jahitan tangan.

Akhtar menyelesaikan Al-Qur’an pertama di dunia dengan model jahitan ini selama kurang lebih 32 tahun! Dengan waktu selama itu, tentu Al-Qur’an ini sendiri merupakan mahakarya dalam Islam yang mencerminkan kerja keras.

Al-Qur’an ini terbuat dari kain katun yang telah dijahit dan memiliki berat 60 kilogram. Sebagai pertanda kesempurnaan, Akhtar menggunakan benang bordir berwarna emas.

Adapun halaman sampul Al-Qur’an ini dibuat dengan sutra dan dengan pola yang sama untuk setiap babnya. Nenek Akhtar juga telah membuat setiap bab dengan halaman sampul yang terpisah.

Uniknya lagi, nenek Akhtar juga telah menjahit semua ayat Al-Qur’an menggunakan warna hijauh yang menyala.

Nenek Akhtar membuat Al-Qur’an ini semuanya dengan tangan, tanpa ada yang menggunakan mesin sedikit pun. Akhtar juga telah menyelesaikan Al-Qur’an ini sendirian, tanpa bantuan satu orang pun.

Nenek Akhtar juga mengaku bahwa ketika dirinya menjahit Al-Qur’an tersebut tetap dalam keadaan punya wudhu dan menghindari pertemuan dengan orang lain.

Baca juga: Mushaf Qur’an Ini Menjadi Bukti Islam Masuk ke Papua pada Abad ke-13

Saat para pejabat di Arab Saudi menerima berita bahwa nenek Akhtar telah menulis Al-Qur’an jahitan yang dianggap sebagai mahakarya, nenek Akhtar kemudian diundang ke Arab Saudi.

Mahakarya ini pun ditempatkan pada Pameran Al-Qur’an Suci Madinah dan orang dapat melihat kreasi tersebut di museum.

Jika Anda kebetulan berkunjung ke Masjid Al-Nabawi, Anda dapat menemukan Al-Qur’an ini di sisi kiri ketika Anda keluar dari Gerbang 5 Masjid Al-Nabawi.

Kini Naseem Akhtar yang menganggap bahwa mahakarya tersebut adalah ciptaan independennya, kini tinggal di Gujarat.