Mengintip Latihan Militer di Kawasan Perairan Laut China Selatan

 
Mengintip Latihan Militer di Kawasan Perairan Laut China Selatan

LADUNI. ID  CHINA- Militer China terus melakukan latihan militer dan juga melakukan serangkaian uji coba rudal balistik anti-kapal di perairan Laut China Selatan yang disengketakan.

Laut China Selatan, yang merupakan rumah bagi lebih dari 200 titik daratan, berfungsi sebagai pintu gerbang rute perairan global di mana sekitar USD3,4 triliun dihasilkan setiap tahunnya dari lalu lintas kapal perdagangan.

Selain China beberapa negara Asia memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan Laut China Selatan. Negara-negara tersebut antara lain; Malaysia, Filipina, Brunei, Taiwan dan Vietnam.

Pada bulan Mei 2018, China secara diam-diam memasang rudal jelajah dan sistem rudal surface-to-air di tiga pos terdepan di sebelah barat Filipina di Laut China Selatan. Itu merupakan langkah yang memungkinkan Beijing untuk lebih lanjut memproyeksikan kekuatannya dalam sengketa wilayah perairan yang memanas.

Menurut laporan intelijen AS, rudal China disebar di Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef di Kepulauan Spratly. 

AS yang tidak terlibat sengketa di kawasan itu menyatakan keprihatinan atas langkah militerisasi Beijing. Washington beberapa kali melakukan patroli kapal perang di dekat perairan sengketa dengan alasan operasi kebebasan bernavigasi di perairan internasional.

"China memang perlu memiliki pertahanan yang diperlukan atas pulau-pulau dan bebatuan ini, yang kami yakini adalah wilayah China," kata Kolonel China, Zhou Bo, kepada CNBC pada Juni lalu.

Pernyataannya itu disampaikan setelah Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan AS saat itu, Patrick Shanahan, mengatakan bahwa Amerika tidak akan lagi "berjingkat-jingkat" di sekitar wilayah tersebut untuk memantau perilaku Beijing.