Memperkenalkan Kembali Open Source kepada Generasi Milenial (III-Habis)

 
Memperkenalkan Kembali Open Source kepada Generasi Milenial (III-Habis)

Tulisan sebelumnya :
Memperkenalkan Kembali Open Source kepada Generasi Milenial (I)
Memperkenalkan Kembali Open Source kepada Generasi Milenial (II)

LADUNI.ID, Jakarta - Setelah menjelajahi kiprah open source dan juga mengetahui konsep serta prinsip open source, kita akan mencari tahu mengapa barang gratisan ini menjadi begitu populer, diandalkan dan dipercaya penggunanya.  

Setidaknya ada beberapa manfaat umum yang membuat software open source bisa populer digunakan :

  1. Bebas biaya tambahan. Open source membebaskan kita dari biaya lisensi karena ia bersifat GNU/GPL (General Public License) yang justru membolehkan kita untuk menggunakan, mempelajari dan memodifikasi serta menyebarluaskan untuk umum.
    Software open source memiliki total biaya kepemilikan atau TCO (Total Cost of Ownership) lebih rendah dari produk berbayar. Total biaya kepemilikan itu mencakup biaya pengadaan (termasuk jika ada biaya lisensi), biaya pemasangan, biaya perawatan atau maintenance (termasuk biaya update atau upgrade), dan lain-lain.
  2. Bagi pelaku bisnis yang menggunakan banyak komputer, penggunaan software berbayar yang terlalu banyak pasti membutuhkan biaya yang sangat besar untuk membelinya. Padahal, mungkin saja kebutuhannya tidak selalu memerlukan software spesifik yang harus dijalankan di atas operating system berbayar, misalkan hanya membutuhkan perangkat aplikasi office dan mengakses internet. Apalagi ini adalah eranya aplikasi web, untuk penginputan dan pengolahan data, praktis hanya membutuhkan sebuah browser saja. Bahkan aplikasi web-nya pun bisa dikembangkan dengan menggunakan produk open source yang sudah terkenal handal mulai bahasa pemograman hingga aplikasi server. Ujungnya, penggunaan produk open source bisa menekan biaya seminimal mungkin (bahkan nol ?).
  3. Tidak dipusingkan dengan masalah lisensi dan hak cipta yang harus dibayar.
  4. Transfer knowledge. Open source yang bersifat terbuka dan dapat kita pelajari source code, khususnya bagi seseorang yang bergelut dengan dunia pemograman. Hasilnya bisa dilihat dengan bermunculannya distro Linux buatan dalam negeri (pengembangan aktif) seperti IGOS Nusantara, BlankOn, TeaLinux, Xenta, Codernate, dan lainnya. Penulis menemukan sekitar limapuluhan distro Linux buatan Indonesia yang pernah ada.

Sedangkan secara teknis, ada beberapa keunggulan produk open source, antara lain :

  1. Ketersediaan source code software dan hak untuk memodifikasi, memperbaiki dan mendistribusikan ulang software hasil modifikasi jika dikehendaki
  2. Kode program tidak “disandera” vendor.
  3. Open source menggunakan format data terbuka, sehingga data menjadi transparan dan bisa dengan bebas diproses di sistem komputer yang berbeda-beda, sambil tetap menjaga keamanannya. Dengan demikian, konsumen tidak lagi terikat pada kemauan vendor untuk dapat menggunakan data-datanya.
  4. Banyaknya tenaga dan pikiran dalam mengerjakan proyek open source. Proyek open source biasanya menarik banyak orang berbakat dalam mengembangkan software termasuk mereka yang ikut memantau dan mencoba hasilnya.
  5. Kesalahan (bugs, error) lebih cepat ditemukan dan diperbaiki. Hal ini dikarenakan jumlah developer-nya sangat banyak dan tidak dibatasi. Visual inspection (eye-balling) atau memelototi baris-baris kode merupakan salah satu metodologi pencarian bugs yang paling efektif. Selain itu, source code tersedia membuat setiap orang dapat mengusulkan perbaikan tanpa harus menunggu dari vendor.
  6. Kualitas produk lebih terjamin. Hal ini dikarenakan evaluasi dapat dilakukan oleh banyak orang, sehingga kualitas produk dapat lebih baik. Namun, hal ini hanya berlaku untuk produk open source yang ramai dikembangkan orang. Tidak selamanya open source dikembangkan oleh banyak orang, karena bisa juga dilakukan oleh perorangan.
  7. Kemungkinan besar lebih aman. Sifatnya yang terbuka membuat produk open source dapat dievaluasi oleh siapa pun. Public scrutinity atau pengawasan publik merupakan salah satu komponen penting dalam bidang keamanan.
  8. Hemat biaya. Komunitas umumnya mengembangkan sofware open source secara sukarela. Dengan demikian, biaya dapat dihemat dan digunakan untuk pengeluaran lain. Terdengar sedikit kejam ?
  9. Tidak mengulangi pengembangan software dari awal. Pengulangan (re-inventing the wheel) merupakan pemborosan. Adanya source code yang terbuka membuka jalan bagi seseorang programmer untuk melihat solusi-solusi yang pernah dikerjakan oleh orang lain. Meskipun pada kadang kenyataannya tetap ada pengulangan.
  10.  User dapat membuat salinan tak terbatas, menjual atau memberikan secara bebas software open source, kalaupun kita membeli paling cukup ukuran wajar ganti biaya “produksi” seperti ganti pembelian CD/DVD kosong, ongkos kirim, listrik dan uang ngopi. (habis) (dna)