Larangan Menutup Muka Orang yang Meninggal Saat Ihram

 
Larangan Menutup Muka Orang yang Meninggal Saat Ihram

LADUNI.ID, Jakarta - Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setidaknya terdapat 243 orang yang meninggal dunia saat melaksanakan ibadah haji. Jumlah ini lebih banyak dari pada jamaah yang meninggal pada tahun lalu yang hanya 220 orang.

Namun demikian, mereka yang meninggal dunia itu dalam keadaan sungguh mulia. Kenapa? Karena mereka meninggal dalam usahanya menyelesaikan rukun Islam kelima yang dilakukannya dengan penuh pengharapan kepada Tuhan.

Perlu diketahui, jasad mereka dimandikan itu kemudian dikafankan seperti biasa. Tetapi pengkafanan ini tidak dilakukan pada bagian tubuh seperti muka dan kepalanya. Anggota tubuh ini dibiarkan terbuka begitu saja, tanpa ada kain yang menutupinya.

Pertanyaannya, kenapa cara kafan mereka yang meninggal saat haji tidak sama dengan pengkafanan yang lain? Alasannya adalah kerana mereka meninggal dunia dalam keadaan sedang berihram. Orang yang dalam ihram haji atau umrah ini terikat dengan 13 pantangan atau larangan. Salah satunya adalah tidak boleh menutup kepala dengan sesuatu objek atau kain.

Sejarah

Semasa 100 ribu orang sahabat sedang melakukan wukuf bersama Nabi Muhammad SAW, tepatnya ketika pada tahun ke-10, ada seorang sahabat yang terjatuh dari hewan tunggangannya. Karena dia terkena injak, akhirnya sahabat ini mening gal dunia.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW mengarahkan agar memandikan jenazah tersebut dengan air yang dicampur dengan daun bidara. Sementara dia dikafankan dengan 2 helai kain saja. Jasad tersebut bahkan dilarang untuk memakai wangi-wangian. Jasad tersebut juga dilarang ditutup muka dan kepalanya.

Sesungguhnya nanti dia akan dibangkitkan pada Hari Kiamat dalam keadaan sedang bertalbiah. Maksudnya, mereka yang mening gal dunia dalam ihram, akan dibangkitkan kelak dalam ihram juga.

Selain penjelasan hadits ini, para ulama juga mengeluarkan pandangan bahwa kita semua akan dibangkitkan seperti mana kita meninggalkan dunia ini.

Betapa beruntungnya mereka. Ketika meninggalkan alam yang fana dalam keadaan suci bersih, sedang bertalbiah memuji, menyahut seruan Tuhan yang agung. Kemudian jasadnya dimandikan, lalu disembahyangkan oleh jutaan jemaah yang hadir.

Mari kita berdoa semoga akhir hayat kita nanti, ditakdirkan sedang melakukan amal kebaikan kepada Tuhan. Mudah-mudahan kita semua husnul khatimah dan dibangkitkan pada Hari Kiamat kelak dalam keadaan sedang berzikir, memuji, dan mengesakan-Nya.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin…

(Sumber: Najmi Farisham)