Manusia Sangat Suka Ingkar Nikmat (Analasis kata "Kanud" dalam Al-'Adiyat)

 
Manusia Sangat Suka Ingkar Nikmat (Analasis kata

LADUNI.ID - Manusia itu makhluk yang unik, ia bisa tersenyum pula bisa tertawa, bisa mengeluh dan menerima keluhan, juga sering menolak untuk dibuat tempat mengeluh, mengeluhnya lebih banyak dari ridhanya.

Manusia itu makhluk unik, menerima banyak nikmat, tapi sering melupakannya, bahkan merasa tak pernah menerimanya. Bila diberi nikmat, masih sering merasa sedikit, bila dikasih lebih banyak juga tidak merasa banyak, kadang merasa belum pernah diberi.

Manusia itu unik, nikmat yang pernah dirasakan terhapus dengan setetes penyakit yang diderita. Sering pula melupakan segala kenikmatan terhebatnya.

Keunikan ini, bagi mereka yang tidak pernah bersyukur walau merasakan nikmat luar biasa, seperti tenggorokannya kering dari perjalannya pendeknya ketika kehabisan air, walau sebelumnya perjalan panjangnya selalu ada air yang diminumnya. Ia bersedih dengan memutihnya rambut, walau hitamnya sejak kecilnya sudah dinikmati. Ia marah giginya sakit walau hanya satu detik, lupa puluhan tahun giginya bisa mengunyah banyak rezki dan nikmatNya.

Sesak nafas yang didera, seperti kematian buatnya, lupa bahwa jutaan nafas telah keluar masuk tanpa biaya. Debu yang menghalangi matanya, membuatnya amarah membara, ia lupa puluhan tahun matanya memandang kenikmatan dunia tanpa cela.

Sebagaimana Firman Allah swt: 
"Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya" (Al-'Adiyat;06)

(إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ)

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN