Bahrain Himbau Warganya Agar Keluar dari Lebanon Saat Israel dan Hizbullah Saling Serang

 
Bahrain Himbau Warganya Agar Keluar dari Lebanon Saat Israel dan Hizbullah Saling Serang

LADUNI.ID, Shaikh Khalid bin Ahmed bin Mohammed Al Khalifa, Menteri Luar Negeri Bahrain meminta warga negaranya untuk segera meninggalkan Libanon menyikapi perkembangan situasi keamanan yang meningkat akibat konflik Hizbullah dan Israel.

Bahrain pun melarang warga negaranya untuk bepergian ke Libanon demi alasan apapun terkait situasi tersebut.

Terjadi saling melontarkan roket antara militer Israel di perbatasan utara negara tersebut ke perbatasan selatan Libanon yang diyakini basis Hizbullah,

Pada Minggu (1/9). Serangan roket itu diklaim sebagai balasan atas serangan roket yang diyakini dilakukan Hizbullah ke basis militer Israel sebelumnya.

Saat terjadi saling serang, seperti dilansir AP, Perdana Menteri Libanon Saad Hariri dikabarkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga penasihat Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk meminta dua negara tersebut mengintervensi situasi yang terjadi.

Serangan ke wilayah Libanon, rudal Israel dikonsentrasikan ke kawasan perbatasan yang dekat dengan desa Maroun el-Ras dan Yaroun.

Disamping itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya mempersiapkan segala skenario setelah perang terbuka yang terjadi di antara perbatasan dengan Libanon.

"Kita telah diserang oleh beberapa roket antitank. Kita telah meresponnya dengan 100 roket, tembakan mengarah ke kawasan dan beberapa serangan lain. Kami sedang berkonsultasi apa lagi nantinya," ujar Netanyahu.

Netanyahu juga mengatakan "Saya sudah memberikan instruksi untuk mempersiapkan segala skenario dan saya akan memutuskan nanti tergantu perkembangannya,".

Kelompok pejuang Hizbullah mengklaim telah berhasil menghancurkan kendaraan militer Israel, membunuh dan melukai serdadu di dalamnya. Namun, militer Israel membantah telah jatuh korban.

Pasukan Hizbullah Libanon mengatakan operasi yang digelar hari ini dilakukan setelah dua pejuangnya tewas akibat serangan udara Israel di Suriah pekan lalu. Itu disinyalir dari pernyataan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Sabtu (31/8) tengah malam.

Nasrallah juga mengindikasikan operasi Hizbullah tersebut merujuk berujung pada perang terbuka besar-besaran.

Belakangan pasukan Israel bertempur dengan Hizbullah adalah pada 2006 lalu yang berlangsung selama sebulan penuh. Apapun perang baru antara Israel dan Hizbullah diyakini akan berisiko mempelebar konflik di Timur Tengah.