Disorientasi Pemikiran Islam

 
Disorientasi Pemikiran Islam

LADUNI.ID - Seorang pemikir Islam Kontemporer yang cukup terkenal adalah Muhammad Abid Al-Jabiri (lahir tanggal 27 Desember 1935 dan wafat pada 3 Mei 2010 di Maroko). Dia telah melahirkan setidaknya 30 buku yang difokuskan pada satu proyek pemikiran, yakni “Kebangkitan Islam.” Al-Jabiri telah memberikan pengaruh bagi terbentuknya satu frame pemikiran keislaman yang lebih dikenal dengan Post-Tradisionalisme Islam. Jenis pemikiran terakhir itu kemudian banyak mengilhami generasi muda (terutama ditubuh NU) yang berusaha untuk terus menerus menggeluti tradisi keislaman secara konstan dan dialektis. Belakangan, Ahmad Baso (intelektual NU) melakukan pengkajian terhadap karya-karya penting Al-Jabiri guna menemukan korelasi metodologis antara kajian Islam Nusantara dengan serial kritik nalar Arab yang menjadi ciri khas pemikiran Al-Jabiri.

Salah satu isu sentral yang diangkat oleh Al-Jabiri dalam rangka melakukan kritik komperehensif terhadap pemikiran Islam adalah konsep turots (tradisi Islam). Dari sini, Al-Jabiri kemudian menulis sebuah karya yang kelak akan menjadi fondasi (ta’sisi) bagi genus pemikirannya secara keseluruhan. Karyanya ini bernama Nahnu wa at-Turots (Kita dan Tradisi). Dalam bukunya ini, Al-Jabiri melakukan kritik pada berbagai jenis bacaan terhadap turots yang dilakukan oleh banyak pemikir Islam kontemporer. Kemudian dia mengidentifikasi satu problem mendasar yang nantinya akan relevan jika disandingkan dengan metodologis studi Islam yang berkembang hingga saat ini.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN