Penjelasan tentang Masyhurnya Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani

 
Penjelasan tentang Masyhurnya Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sejauh ini, masih banyak dijumpai orang yang ketika mendengar sebutan acara "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani" akan menuduh sebagai perbuatan bid'ah. Tapi, ini perlu hati-hati. Jangan terlalu gegabah mengatakan demikian.

Mari kita pahami dulu apa makna Manaqib dan sejarahnya. Manaqib diambil dari kata dasar Manqab, yang artinya:

المَنْقَبُ: اَلطَّرِيْقُ الضَّيِِّقُ فِي الْجَبَلِ

"Al-Manqab: Jalan sempit di pegunungan"

Makna lain terkait arti istilah tersebut adalah:

اَلْمَنْقَبَةُ اَلْفِعْلُ الْكَرِيْمُ وَالْمَفْخَرَةُ وَالْجَمْعُ: مَنَاقِبُ

"Al-Manqabah berarti perbuatan mulia dan membanggakan. Sedangkan kalimat pluralnya adalah Manaqib."

Dalam pemahaman kalangan Nahdliyin dan secara umum umat Islam, arti dari Manaqib kurang lebih adalah biografi, sejarah hidup, seorang ulama, atau seorang tokoh intelektual berpengaruh dan lain sebagainya yang masih terkait dengan ketokohan seseorang.

Imam Bukhari dalam Kitab Shahih Bukhari menulis satu bab khusus tentang Manaqib para Sahabat. Beliau menulis beberapa tokoh Sahabat yang disertakan keutamaannya. Di antara para Sahabat tersebut adalah sebagaimana berikut:

Manaqib Suku Quraisy, Manaqib Shahabat Muhajirin dan Anshor, Manaqib Abu Bakar As-Shiddiq, Manaqib Umar bin Khattab, Manaqib Manaqib Utsman bin Affan, Manaqib Ali bin Abi Thalib, Manaqib Ja'far bin Abi Thalib, Manaqib para kerabat Rasulullah SAW, Manaqib Zubair bin Awwam, Manaqib Sa'ad bin Abi Waqqash, Manaqib Zaid bin Haritsah, Manaqib Abdullah bin Umar, Manaqib Ammar dan Hudzaifah, Manaqib Abu Ubaidah bin Jarrah, Manaqib Hasan dan Husain, Manaqib Bilal bin Rabah, Manaqib Khalid bin Walid, Manaqib Salim Maula Abu Hudzaifah, Manaqib Abdullah bin Mas'ud, Manaqib Sahabat Ansor, Manaqib Sa'ad bin Mu'adz, Manaqib Mu'adz bin Jabal, Manaqib Ubay bin Ka'b, Manaqib Zaid bin Tsabit, Manaqib Abu Thalhah, Manaqib Abdullah bin Salam, dan lain-lain. 

Manaqib itu semua bisa dideteksi di dalam Kitab Shahih Bukhari yang di dalamnya mengandung banyak pelajaran. Tapi muncul satu pertanyaan, tapi kenapa yang lebih masyhur dan banyak dibaca, khususnya di kalangan umat Islam Indonesia adalah Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jaelani?

Jadi, pada dasarnya tokoh tertentu akan selalu disebut oleh para pengikutnya. Misalkan saja seperti kelompok Hizbut Tahrir, tokoh yang selalu digaungkan adalah nama Syaikh Taqiyuddin. Lalu Ikhwanul Muslimin juga selalu menyebut nama Syaikh Hasan Al-Banna. Begitu juga kelompok yang mengaku pengikut Salafi, mereka dimana-mana menyebut keutamaan metode dakwah Syaikh Ibnu Abdil Wahhab, dan ada puluhan kitab yang ditulis dalam diri beliau oleh para pecintanya. Semua itu sah-sah saja. Karena memang kecenderungan setiap orang adalah mengikuti jejak langkah pendahulunya. Dan dengan menyebut atau membaca sejarahnya itulah mereka kemudian tergerak mengikuti jejak langkahnya.

Demikian halnya, ketika berbicara tentang Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Beliau adalah adalah sosok ulama dan wali besar yang dikenal dan dikagumi oleh banyak umat Islam, khususnya dalam Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah wal Qadiriyah. Dan tarekat tersebut jamaahnya banyak tersebar, di belahan dunia, khususnya di Indonesia. Karena itu, maka banyak sekali yang membaca Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, khususnya yang ditulis di dalam Kitab Lujainud Dani karya Sayyid Syaikh Ja'far bin Hasan Al-Barzanji. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 05 September 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Penulis: Ustadz Ma'ruf Khozin

Editor: Hakim