Ziarah di Makam KH. M. Arwani Amin, Sang Penjaga Al-Qur'an dari kota Kudus

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah di Makam KH. M. Arwani Amin, Sang Penjaga Al-Qur'an dari kota Kudus

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Muhammad Arwani Amin, adalah sosok ulama kharismatik yang lahir di Kudus, Selain masyhur sebagai seorang ulama yang sangat mencintai Al-Qur’an, beliau adalah pendiri pondok pesantrenTahfidz Yanbu’ul Qur’an di Kudus.

Dalam keseharian KH. Muhammad Arwani Amin, atau masyarakat sekitar biasa memanggil dengan sebutan Mbah Arwani, dikenal sangat memuliakan tetangga, para tamu, bahkan seorang pedagang yang menawarkan barang dagangan ke rumahnya. Semua kalangan dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pejabat, pengusaha, hingga masyarakat biasa mendapat penghormatan yang sama. KH. Muhammad Arwani Amin memuliakan mereka tanpa memandang status sosialnya.

KH. M. Arwani Amin Said dikenal oleh masyarakat di sekitarnya sebagai seorang ulama yg memiliki kelebihan yang luar biasa. Banyak yang mengatakan bahwa beliau adalah seorang wali, beberapa santrinya mengatakan bahwa KH.Arwani Amin memiliki indra keenam dan mengetahui apa yang akan terjadi dan melihat apa yang tidak terlihat.

Profil

KH. M. Arwani Amin Said lahir pada hari Selasa Kliwon pukul 11.00 siang tangga l5 Rajab 1323 H bertepatan dengan 5 September 1905 M di kampung Kerjasan Kota Kudus Jawa Tengah. Beliau merupakan putra dari pasangan H. Amin Said dan Hj.Wanifah.

Nama asli beliau sebenarnya Arwan. Tambahan “I” di belakang namanya menjadi “Arwani” itu baru dipergunakan sejak kepulangannya dari Haji yang pertama pada 1927. Sementara Amin bukanlah nama gelar yang berarti “orang yang bisa dipercaya”. Tetapi nama depan Ayahnya; Amin Sa’id.

KH. Arwani Amin adalah putera kedua dari 12 bersaudara. Saudara-saudara beliau secara berurutan adalah Muzainah, Arwani Amin, Farkhan, Sholikhah, H. Abdul Muqsith, Khafidz, Ahmad Da’in, Ahmad Malikh, I’anah, Ni’mah, Muflikhah dan Ulya.

Guru-guru beliau di antaranya:
1. KH. Abdullah Sajad (Kudus)
2. KH. Imam Haramain (Kudus)
3. KH. Ridhwan Asnawi (Kudus)
4. KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)
5. KH. Muhammad Manshur (Solo)
6. KH. M. Munawir (Yogyakarta)

Lokasi Makam

KH. M. Arwani Amin dimakamkan di kompleks Pondok Huffadh Yanbu’ul Qur’an (sekarang: Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an). Makam ini setiap waktu selalu dibuka untuk diziarahi siapapun. Kebanyakan yang berziarah adalah santri pondok pesantren dan juga santri Toriqoh.

Haul

Haul KH. Muhammad Arwani, diperingati pada tanggal 25 Rabiul Akhir setiap tahun Hijriah, haul ini diadakan di Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. M. Arwani Amin banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Kudus saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman Pesantren Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus.

Ada keyakinan dari peziarah dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. M. Arwani Amin, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, dimudahkan baginya dalam mendapatkan keturunan yang sholeh dan sholehah, dimudahkan dalam mencari rezeki.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Kudus di antaranya:
Jenang KudusMadu Mongso, Keciput, Jangklong, Kopi Muria, Kacang Bawang Sumber Gelis, Rengginang, Sirup Parijoto, Kopi Jetak, Intip ketan.

Raden Fatah adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun 1500-1518.
 

Profil

KH. Ahmad Sholeh adalah putra kedua dari KH. Muhammad Nur pendiri Pondok Pesantren Langitan. Beliau lahir di Tuban sekitar tahun 1820 an.  KH. Ahmad Sholeh menikah 1287 Hijriyah dengan Raden Nyai Asriyah, puteri KH. Mukhtar (pengasuh Pondok Pesantren Cepoko, Kabupaten Nganjuk). Dari pernikahan tersebut lahir putera dan puteri diantaranya:

  1. Nyai Shofiyah (dinikahkan dengan KH. Khozin, penerus estafet K.H. Ahmad Sholeh di Pondok Pesantren Langitan)
  2. KH. Dahlan Hasbullah
  3. KH. Adnan
  4. Nyai Sholihah (dinikahkan dengan KH. Zainuddin Mojosari, Kabupaten Nganjuk)
  5. Nyai Khodiyah (dinikahkan dengan KH. Rofi’i Gondanglegi, Kabupaten Nganjuk)
  6. Satu puteri lagi yang dinikahkan dengan KH. Nur Iman (berdomisili di Tuban).

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. KH. Muhammad Nur (Ayahanda KH. Ahmad Sholeh)
  2. K.H. Abdul Qodir atau Abdul Qohhar (Pesantren Al-Najiyah Sidoresmo, Surabaya)
  3. K.H. Hasbullah (Pesantren Sambilangan, Madura)
  4. Syekh Nawawi Banten
  5. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan (Imam dan Mufti Mahzab Syafi’i di Mekkah al-Mukaromah)
  6. Syekh Muhammad Al-Muqri
  7. Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki
  8. Syekh Ahmad Nahrowi
  9. Sayyid Muhammad Saleh bin Sayyid Abdur Rahman Az-Zawawi
  10. Syekh Zahid, Syekh Umar Asy-Syami
  11. Syekh Yusuf Al-Mishri
  12. Syekh Jamal (Mufti Mazhab Hanafi)

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Ahmad Sholeh

Lokasi Makam

KH.  Ahmad  Sholeh  mengasuh  Pondok Pesantren Langitan, selama kurang lebih 32 tahun. Beliau wafat pada tahun 1320 H./1902 M. dan dimakamkan di  kompleks pesarean di Desa Widang, kurang lebih 400 meter sebelah utara kompleks Pondok Pesantren Langitan.

Haul

Haul beliau diperingati tiap tahun pada bulan Shofar tahun Hijriah di pesantren Langitan Tuban

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Ahmad Sholeh banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Tuban saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman di Desa Widang, Tuban.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam  KH. Ahmad Sholeh, maka akan dibukakan alam pikiran dan hatinya dalam menerima ilmu, Diberi kemudahan dalam mencari rezeki, diberi kemudahan dalam mencari jodoh, dan diberi kemudahan dalam mendapatkan anak sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Tuban di antaranya:
Cumi Crispy, Kecap Laron, Keripik Gayam, Buah Siwalan, Legen, Terasi Udang, Amplo, Gemblong, Ikan asin Tuban, Kerupuk ikan