Ustaz Ma'ruf Khozin : Merawat Orang Saklit dalam Nilai-nilai ASWAJA

 
Ustaz Ma'ruf Khozin : Merawat Orang Saklit dalam Nilai-nilai ASWAJA

LADUNI.ID - Ada seorang Ibu Dosen di Universitas NU Surabaya menghampiri saya dan menanyakan tentang nilai-nilai keperawatan dalam pandangan Aswaja.

Saya sedikit lebih berhati-hati dalam menjawab karena tidak ada persiapan sebelumnya. Untungnya dulu pernah diminta mengisi Fikih Kedokteran di RSI Jemursari, Rumah Sakit kebanggaan NU di Surabaya. Juga RSI Wonokromo.

Pada intinya perawatan orang sakit dalam Islam lebih mengarah kepada spiritual dan doa, optimis, husnudzan kepada Allah dan bentuk Ruhani lainnya. Namun faktor ini pula yang menjadi harapan dan peluang besar dalam proses kesembuhan. Sebab tugas seorang perawat dengan dedikasi sabar, ramah dan sebagainya sudah dijelaskan dalam Ilmu Medis dan Kuliah Ilmu Keperawatan.

Misalnya ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sedang sakit menjelang wafatnya, Sayidah Aisyah membacakan Surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, kemudian ditiupkan dan diusapkan ke tubuh Nabi (HR Bukhari)

Jika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjenguk beberapa sahabat yang sedang sakit maka Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam senantiasa mendoakan kesembuhan, mengajak untuk sabar menghadapi musibah dan sebagainya.

Jika menjelang wafatnya pasien hendaknya perawat yang bisa membaca Al Qur'an untuk membaca Yasin di dekatnya. Ini ciri khas NU asli. Meskipun hadis dalam masalah ini adalah dhaif namun ada sahabat Ghudlaif Tsumali yang sedang sakit dan dijenguk oleh beberapa Tabi'in, maka dibacakan Yasin oleh Sholeh bin Syuraih. Riwayat ini terdapat dalam Musnad Ahmad dan dinilai Hasan oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitab Talkhis.