Alasan Kiai Cenderung Menghindari Bab Jihad, Ini Penjelasan Gus Baha'
Oleh AHMAD MUDZIR
LADUNI.ID, Jakarta - Kita tidak bisa menutup mata bahwa sebagian belahan dunia Timur Tengah habis dilanda konflik secara bergantian. Bahkan, di antara tokoh Timur Tengah, ada yang menyerukan jihad melalui jalur perang. Di Indonesia hanya ada sekelompok kecil saja dari orang yang suka membahas tema-tema perang, jihad dan lain sebagainya. Rata-rata, yang suka mengutak-atik dan berfatwa berkaitan jihad melalui jalur keras itu bersumber dari mereka yang ilmu dasar agama mereka minim. Selebihnya, apalagi para kiai yang ilmunya mendalam secara akademik berusaha menghindari fatwa-fatwa konflik.
Di kitab-kitab salaf (klasik) yang dikaji di berbagai pesantren Indonesia, dalam urusan membahas hukum, kajian fiqih yang paling dikedepankan paling utama adalah tata cara beribadah dengan baik (ubudiyyah). Setelah ilmu ibadah mapan, baru kemudian melanjutkan ke jenjang kajian muamalah (undang-undang transaksi), lalu bab nikah. Setelah itu, baru dibahas jihad, dan lain sebagainya. Jihad dalam arti perang dikaji oleh santri-santri yang ilmunya sudah cukup purna. Bukan malah mendahulukan bab jihad daripada bab shalat.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
						
					
									
                Rp279.000
            
                Rp118.900
            
                Rp290.000
            
                Rp800.000
            
                
                    
                                    
                                    
                                    
                                    
                                    
                                    
                                    
                                    
Memuat Komentar ...