Lintas Ziarah dan Berdoa di Makam Sunan Kuning Tulungagung

 
Lintas Ziarah dan Berdoa di Makam Sunan Kuning Tulungagung

Sekilas Sejarah
Makam tokoh ulama penyebar agama Islam di Tulungagung, yang juga menjadi jujungan peziarah. Yakni, makam Zainal Abidin atau yang biasa disebut Sunan Kuning, yang dimakamkan di Dusun Krajan, Desa Macanbang, Kecamatan Gondang. Selama menjalankan tugas, banyak halangan yang dihadapi.

Makam Sunan Kuning memang sudah menjadi salah satu tempat yang ramai diziarahi. Terutama di malam Jum'at Legi. Tak hanya dari Tulungagung dan sekitarnya, tetapi juga dari Jawa Tengah dan Jawa Barat. Maklum, Zainal Abidin konon berasal dari Jawa Tengah. Namun hingga kini kejelasan tentang asal usul masih masih simpang siur. Termasuk keberadaan masjid yang kini masih kokoh berdiri. Apakah benar-benar peninggalan Zainal Abidin atau Tiban.

Zainal Abidin diyakini menginjakkan kaki di Tulungagung sekitar tahun 1727 silam. Berdasar buku Sejarah dan Babat Tulungagung yang diterbitkan di oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung, dia merupakan murid atau salah satu santri dari Kyai Mohammad Besari, tokoh ulama yang cukup ternama dan disegani asal Jetis, Ponorogo.

Di Ponogoro, Mohammad Besari, diberikan tanah perdikan dari Sunan Pakubuwono II dari Keraton Surakarta. ”Itu menurut buku Babat Tulungagung. Sejarah tentang Sunan Kuning sendiri sampai sekarang belum ada yang pasti, banyak cerita yang beredar. Termasuk kepercayaan orang di sekitar masjid sana,” kata Nurcholis, salah satu peneliti Sunan Kuning. Nah, usai menuntut ilmu di Kota Reog, itu Sunan Kuning diberikan tugas atau amanat untuk menyebarkan agama Islam di daerah timur. Yakni, Tulungagung dan sekitarnya, termasuk Blitar dan Kediri.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN