Pasca Tewasnya Pimpinan ISIS, Amerika Kuasai Ladang Minyak Bekas Milik ISIS

 
Pasca Tewasnya Pimpinan ISIS, Amerika Kuasai Ladang Minyak Bekas Milik ISIS

LADUNI.ID- Setelah tewasnya Abu Bakar Al-Baghdadi pemimpin ISIS, Amerika Serikat bergerak cepat dengan menguasai ladang-ladang minyak yang selama ini dikuasai oleh pasukan ISIS.

Iran dan Rusia mengutuk langkah ini, mereka mengkriti langkah keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang kehadiran militer di ladang minyak di timur laut Suriah tersebut.

Pada Minggu (27/10/2019), Trump juga menyarankan agar Exxon Mobil Corp atau perusahaan minyak AS lainnya dapat mengoperasikan ladang minyak Suriah.

Baca Juga: Pimpinan ISIS al-Baghdadi Dikuburkan di Laut Oleh AS


Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membahas masalah ini pada konferensi pers di Jenewa pada Selasa malam (29/10/2019) setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

“Yah, Amerika Serikat sepertinya akan tetap tinggal untuk menyedot minyak,” katanya Javad Zarif Reuters, Rabu (30/10/2019).

“AS datang ke Suriah tanpa izin, beda dengan Iran dan Rusia yang datang atas undangan pemerintah Suriah, dan selama pemerintah Suriah dan rakyat Suriah menginginkan kami berada di sana, kami tetap di sana,” lanjutnya.

Baca Juga: Pemimpin ISIS Dikabarkan Tewas Meledakkan Diri dengan Rompi Bom

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menambahkan bahwa setiap eksploitasi ilegal sumber daya alam dari negara berdaulat tanpa persetujuan negara tersebut adalah ilegal.

“Rekan-rekan AS kami menyadari posisi kami dan kami akan mempertahankan posisi itu,” kata Lavrov.

Sementara itu, Fahrettin Altun, Direktur Komunikasi Presiden Turki Tayyip Erdogan, menuliskan melalui akun Twitternya bahwa sumber daya alam Suriah milik Suriah.

“Minyak atau jenis pendapatan lain harus digunakan untuk upaya rekonstruksi termasuk infrastruktur lokal, dukungan untuk warga sipil, pengungsi (pengungsi internal), dan pengungsi. Sama seperti Suriah harus dapat menentukan masa depan politik mereka sendiri, mereka juga harus diizinkan untuk memutuskan bagaimana sumber daya dari tanah mereka sendiri harus dibelanjakan, ” tulis Altun.

Sumber: militermeter.com