Gambar Ibu Berkebaya di Monumen Australia Ini Ternyata Asal Indonesia

 
Gambar Ibu Berkebaya di Monumen Australia Ini Ternyata Asal Indonesia

LADUNI.ID, Jakarta - Sebuah ukiran seorang ibu berkebaya terpampang pada monumen peringatan di Cowra, kota kecil yang bisa ditempuh sekitar empat jam dari Sydney. Gambar tersebut tampak seorang ibu menggendong anak. Siapakah sosok ibu ini?

Dilansir dari laman BBC Indonesia bahwa, monumen tersebut didirikan untuk memperingati 'Cowra Breakout', sebuah peristiwa saat para tahanan perang, kebanyakan tentara Jepang dan Italia, melakukan pelarian massal di masa Perang Dunia II, pada 5 Agustus 1944.

Menurut seorang seniman Australia, Wayne Miles, ukiran gambar ibu tersebut berdiri bersama empat ukiran lainnya, yang masing-masing menampilkan sosok tentara Australia, tentara Jepang, pria Italia yang memainkan akordeon, serta sebuah tulisan.

"Mereka mendirikan monumen itu juga untuk menghormati semua orang yang terlibat dalam kejadian ini," terang Wayne Miles, seperti dikutp Laduni.id dari laman ABC Indonesia, Jumat (10/1).

Selain itu, Wayne juga menjelaskan monumen ini dibuat oleh sebuah komite untuk memperingati 75 tahun peristiwa tersebut. Wayne mengatakan di antara tahanan tersebut ada keluarga Indonesia yang dianggap sebagai "Pejuang Kemerdekaan".

Mereka dikirim ke Australia, lanjut Miles, untuk menghindari pemberontakan terhadap Belanda pada masa penjajahan. Dalam merancang konsep monumen tersebut, Wayne sempat mengalami kesulitan menemukan foto dari tahanan Indonesia di kamp Cowra sebagai bahan referensi.

"Sulit juga menemukan foto bagaimana penampilan dari tahanan Indonesia di kamp Cowra. Tapi akhirnya saya menemukan foto yang sesuai di Memorial Perang Australia di Canberra. Foto [yang saya temukan] menunjukkan sebuah kelompok tahanan penjara, dua di antaranya adalah perempuan, salah satunya menggendong anak," terangnya.

Meski sudah punya cukup informasi tentang tahanan Indonesia, Wayne menyayangkan tidak adanya informasi tentang kelanjutan hidup dari warga Indonesia yang terlibat dalam Pelarian Cowra.

"Saya masih tidak tahu apa yang terjadi pada mereka setelah perang berakhir. Tapi kelihatannya mereka tidak dilupakan oleh negaranya," kata seniman yang lahir di Melbourne ini.

"Pemerintah Indonesia mengeluarkan uang untuk membangun monumen memorial kuburan warga Indonesia yang meninggal di Cowra ini," jelasnya.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Australia, Y. Kristiarto S. Legowo mengatakan bahwa, yang memimpin rombongan masyarakat Indonesia hari itu, kegiatan ziarah ditujukan untuk mengenang jasa pahlawan Indonesia.

"Sejarah hubungan baik Indonesia dan Australia telah terjalin sebelum Indonesia merdeka, seperti antara lain tercermin dari atensi dan kebaikan pemerintah Australia terhadap para perintis kemerdekaan Indonesia di Cowra," jelasnya.